Orang yang memeluk agama Islam tidak terlepas dari syariat Islam. Di antara syariat Islam adalah mendirikan salat. Pembeda antara orang tidak beragama Islam dan orang beragama Islam adalah dikerjakannya salat. Adapun supaya salat dinilai sah, maka perlu adanya taharah. Lalu bagaimana pembahasannya? Kesempatan kali ini akan membahas mengenai mengusap sepatu khuff.
Setelah memahami bagaimana tata cara wudu, penting bagi kaum muslimin untuk tahu mengenai tayamum. Hal ini dikarenakan tidak semua kondisi mengharuskan seseorang untuk wudu atau bahkan mandi janabat ketika hendak salat. Adapun dalam memahaminya, perlu mengerti berbagai dalil yang terkait mengenai mengusap sepatu khuff. Melalui dalil yang ada harapannya bisa mengerti mengusap sepatu khuff.
A. Pengertian Sepatu Khuff
Khuff dalam ajaran agama Islam dipadupadankan dengan sepatu. Adapun di dalam Mukhtashar Nailul Authar diterangkan bahwa Al Khuff adalah sepatu yang terbuat dari kulit yang menutupi mata kaki. Al Jarmuq adalah yang lebih besar dari al khuff dan dikenakan setelahnya. Al Jaurab lebih besar dari al jarmuq. Keduanya termasuk jenis khuff (sepatu yang menutup mata kaki hingga sebagian betis).
Hadis Ke-1
صحيح البخاري ٣٧٤: حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ يُحَدِّثُ عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ رَأَيْتُ جَرِيرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بَالَ ثُمَّ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى فَسُئِلَ فَقَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ مِثْلَ هَذَا قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَكَانَ يُعْجِبُهُمْ لِأَنَّ جَرِيرًا كَانَ مِنْ آخِرِ مَنْ أَسْلَمَ.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 374: Telah menceritakan kepada kami Adam berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy berkata: aku mendengar Ibrahim menceritakan dari Hammam bin Al Harits berkata: "Aku pernah melihat Jarir bin 'Abdullah kencing, lalu ia berwudu dan mengusap dua sepatunya lalu berdiri salat. Maka hal itu ditanyakan kepadanya, lantas ia menjawab: "Aku pernah melihat Rasulullah SAW berbuat seperti ini." Ibrahim berkata: "Yang jadi mengherankan mereka adalah karena Jarir adalah termasuk di antara orang yang masuk Islam belakangan."
Hadis Ke-2
مسند أحمد ٢٢٧٩٢: حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ بِلَالٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْمُوقَيْنِ وَالْخِمَارِ.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 22792: Telah bercerita kepada kami 'Affan, telah bercerita kepada kami Hammad bin Salamah, telah bercerita kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Idris dari Bilal berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengusap sepatu dan kerudung.
Hadis Ke-3
سنن أبي داوود ١٣١: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ حَفْصِ بْنِ عُمَرَ بْنِ سَعْدٍ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، أَنَّهُ شَهِدَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ يَسْأَلُ بِلَالًا عَنْ وُضُوءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَ يَخْرُجُ يَقْضِي حَاجَتَهُ فَآتِيهِ بِالْمَاءِ فَيَتَوَضَّأُ وَيَمْسَحُ عَلَى عِمَامَتِهِ وَمُوقَيْهِ. قَالَ أَبُو دَاوُد هُوَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى بَنِي تَيْمِ بْنِ مُرَّةَ.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 131: Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz, telah menceritakan kepada kami Bapakku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Bakr bin Hafsh bin Umar bin Sa'd, dia mendengar Abu Abdillah dari Abu Abdirrahman As-Sulami bahwa dia pernah menyaksikan Abdurrahman bin 'Auf bertanya kepada Bilal tentang wudu Rasulullah SAW, maka Bilal berkata: Beliau pernah keluar untuk membuang hajatnya, lalu saya membawakannya air, kemudian beliau berwudu dan mengusap sorbannya dan kedua sepatunya. Abu Dawud berkata: Dia adalah Abu Abdillah mantan sahaya Bani Taim bin Murrah.
Keterangan: Rawi Abu 'Abdullah maula Banu Tayim bin Murrah merupakan tabi'in tidak jumpa sahabat. Komentar ulama tentangnya di antaranya Adz Dzahabi mengatakan: tidak dikenal; Ibnu Abdil Barr mengatakan: majhul.
Hadis Ke-4
سنن الترمذي ٩٢: حَدَّثَنَا هَنَّادٌ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي قَيْسٍ عَنْ هُزَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: تَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ قَالُوا يَمْسَحُ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ نَعْلَيْنِ إِذَا كَانَا ثَخِينَيْنِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ أَبُو عِيسَى سَمِعْت صَالِحَ بْنَ مُحَمَّدٍ التِّرْمِذِيَّ قَال سَمِعْتُ أَبَا مُقَاتِلٍ السَّمَرْقَنْدِيَّ يَقُولُ دَخَلْتُ عَلَى أَبِي حَنِيفَةَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ وَعَلَيْهِ جَوْرَبَانِ فَمَسْحَ عَلَيْهِمَا ثُمَّ قَالَ فَعَلْتُ الْيَوْمَ شَيْئًا لَمْ أَكُنْ أَفْعَلُهُ مَسَحْتُ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَهُمَا غَيْرُ مُنَعَّلَيْنِ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 92: Telah menceritakan kepada kami Hannad dan Mahmud bin Ghailan, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Abu Qais dari Huzail bin Syurahbil dari Al Mughirah bin Syu'bah, ia berkata: "Nabi SAW berwudu, mengusap kedua kaus kaki dan kedua sandalnya." Abu Isa berkata: "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan ini adalah pendapat tidak sedikit dari ahli ilmu. Pendapat ini juga diambil oleh Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarak, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Mereka mengatakan: "Seseorang boleh mengusap kedua kaus kaki walaupun bukan sandal jika keduanya tebal." Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada juga hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa." Abu Isa berkata: "Aku mendengar Shalih bin Muhammad At Tirmidzi berkata: Aku mendengar Abu Muqatil As Samarqandi berkata: "Aku datang menemui Abu Hanifah ketika sakit menjelang kematiannya, ia minta untuk diambilkan air, lalu ia berwudu dalam keadaan memakai kaus kaki. Setelah itu ia mengusap keduanya seraya berkata: "Hari ini aku melakukan sesuatu yang belum pernah aku lakukan, aku mengusap kedua kaus kaki, padahal keduanya bukan sandal."
B. Riwayat Nabi Mengusap Sepatu Khuff
Terdapat riwayat yang menyatakan bahwa Nabi pernah mengusap sepatu khuff. Adapun berbagai dalil yang meriwayatkan adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-5
صحيح البخاري ١٩٦: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ الْحَرَّانِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ أَبِيهِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ خَرَجَ لِحَاجَتِهِ فَاتَّبَعَهُ الْمُغِيرَةُ بِإِدَاوَةٍ فِيهَا مَاءٌ فَصَبَّ عَلَيْهِ حِينَ فَرَغَ مِنْ حَاجَتِهِ فَتَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 196: Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Khalid Al Harrani berkata: telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yahya bin Sa'id dari Sa'd bin Ibrahim dari Nafi' bin Jubair dari 'Urwah bin Al Mughirah bin Syu'bah dari Bapaknya, Al Mughirah bin Syu'bah dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau keluar untuk buang hajat, lalu Al Mughirah mengikuti beliau dengan membawa ember berisi air. Setelah beliau selesai buang hajat, (beliau ingin berwudu), maka Mughirah menuangkan air dan Rasulullah SAW berwudu, dan beliau mengusap kedua (sepatu) khuffnya.
Hadis Ke-6
صحيح البخاري ١٩٩: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَهْوَيْتُ لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ، فَقَالَ: دَعْهُمَا فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ فَمَسَحَ عَلَيْهِمَا.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 199: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata: telah menceritakan kepada kami Zakaria dari 'Amir dari 'Urwah bin Al Mughirah bin Syu'bah dari Bapaknya ia berkata: Dahulu saya pernah bepergian bersama Nabi SAW, (ketika beliau akan berwudu) saya merunduk untuk melepas sepatu khuff beliau, maka beliau bersabda: “Biarkan saja, karena aku memakainya dalam keadaan suci.” Lalu beliau mengusap bagian atas kedua khuff tersebut.
C. Syarat Suci Sebelum Menggunakan Sepatu Khuff
Terdapat syarat sebelum menggunakan sepatu khuff, yaitu adalah dalam keadaan suci. Hal tersebut sebagaimana yang terdapat dalam riwayat berikut.
Hadis Ke-7
صحيح مسلم ٤٠٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي مَسِيرٍ فَقَالَ لِي أَمَعَكَ مَاءٌ قُلْتُ نَعَمْ فَنَزَلَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَمَشَى حَتَّى تَوَارَى فِي سَوَادِ اللَّيْلِ ثُمَّ جَاءَ فَأَفْرَغْتُ عَلَيْهِ مِنْ الْإِدَاوَةِ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ مِنْ صُوفٍ فَلَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يُخْرِجَ ذِرَاعَيْهِ مِنْهَا حَتَّى أَخْرَجَهُمَا مِنْ أَسْفَلِ الْجُبَّةِ فَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ أَهْوَيْتُ لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ فَقَالَ دَعْهُمَا فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ وَمَسَحَ عَلَيْهِمَا.
Artinya: Shahih Muslim nomor 408: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Bapakku, telah menceritakan kepada kami Zakariya' dari Amir dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Al-Mughirah dari Bapaknya di berkata: "Saya bersama Nabi SAW pada suatu malam dalam perjalanan, maka beliau bersabda kepadaku: 'Apakah kamu memiliki air?' Aku menjawab, 'Ya.' Lalu beliau turun dari kendaraannya, lalu berjalan hingga tersembunyi dalam gelapnya malam, kemudian beliau datang kembali, lalu aku menuangkan air dari geriba (kantong air yang terbuat dari kulit) untuknya, beliau pun membasuh muka, karena memakai jubah wool yang kedua lengannya sempit, maka beliau pun merasa kesusahan untuk mengelurkan kedua tangannya, beliau lalu mengeluarkannya lewan bawah jubahnya. Lalu beliau membasuh kedua lengannya dan mengusap kepala. Kemudian aku jongkok untuk melepas kedua khuffnya, maka beliau bersabda: 'Biarkanlah keduanya, karena aku memasukkan kedua kakiku padanya dalam keadaan suci'. Dan beliau mengusap bagian atas dari kedua khuffnya."
D. Batas Waktu Kebolehan Mengusap Sepatu Khuff
Riwayat yang ada menerangkan mengenai batas waktu kebolehan mengusap sepatu khuff. Adapun riwayat yang ada menunjukkan ketika kondisi mukim maupun kondisi safar. Ketika kondisi safar, batas waktu yang ditentukan adalah tiga hari tiga malam. Sedangkan ketika kondisi mukim adalah sehari semalam. Keterangan yang memuat ketentuan tersebut terdapat pada hadis berikut.
Hadis Ke-8
صحيح مسلم ٤١٤: و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا الثَّوْرِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ الْمُلَائِيِّ عَنْ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ: أَتَيْتُ عَائِشَةَ أَسْأَلُهَا عَنْ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ، فَقَالَتْ: عَلَيْكَ بِابْنِ أَبِي طَالِبٍ فَسَلْهُ فَإِنَّهُ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَسَأَلْنَاهُ فَقَالَ: جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ، وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ. قَالَ وَكَانَ سُفْيَانُ إِذَا ذَكَرَ عَمْرًا أَثْنَى عَلَيْهِ و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ عَدِيٍّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ الْحَكَمِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ ائْتِ عَلِيًّا فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي فَأَتَيْتُ عَلِيًّا فَذَكَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 414: Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali, telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ats-Tsauri, dari Amru bin Qais Al-Mula'i, dari Al-Hakam bin Utaibah, dari Al-Qasim bin Mukhaimirah, dari Syuraih bin Hani' dia berkata: “Saya datang kepada Aisyah untuk bertanya kepadanya tentang mengusap dua (sepatu) khuff, lalu ia menjawab, Tanyakanlah kepada Ibnu Abi Thalib karena ia dahulu bepergian bersama Rasulullah SAW.” Lalu kami bertanya kepadanya, maka dia menjawab, ‘Rasulullah SAW telah menjadikan batas waktu tiga hari tiga malam bagi musafir (kebolehan tidak membuka khuff) dan sehari semalam bagi orang mukim. Syuraih berkata: "Jika Sufyan menyebutkan nama Amru niscaya dia memujinya." Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah mengabarkan kepada kami Zakariya' bin Adi, dari Ubaidullah bin Amru, dari Zaid bin Abu Unaisah, dari Al-Hakam dengan sanad ini semisalnya." Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Al-Hakam, dari Al-Qasim bin Mukhaimirah, dari Syuraih bin Hani' dia berkata: "Aku bertanya kepada Aisyah tentang mengusap bagian atas dua khuff, maka dia berkata: 'Datanglah kepada Ali, karena dia lebih mengetahui tentang hal tersebut daripadaku. Maka aku mendatangi Ali, lalu dia menyebutkan dari Nabi SAW seperti hadis tersebut."
Hadis Ke-9
سنن الترمذي ٨٩: حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا سَفَرًا أَنْ لَا نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَى الْحَكَمُ بْنُ عُتَيْبَةَ وَحَمَّادٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ وَلَا يَصِحُّ قَالَ عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ قَالَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ شُعْبَةُ لَمْ يَسْمَعْ إِبْرَاهِيمُ النَّخَعِيُّ مِنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ حَدِيثَ الْمَسْحِ و قَالَ زَائِدَةُ عَنْ مَنْصُورٍ كُنَّا فِي حُجْرَةِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ وَمَعَنَا إِبْرَاهِيمُ النَّخَعِيُّ فَحَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ أَحْسَنُ شَيْءٍ فِي هَذَا الْبَابِ حَدِيثُ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِيِّ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهُوَ قَوْلُ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ الْفُقَهَاءِ مِثْلِ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ قَالُوا يَمْسَحُ الْمُقِيمُ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَالْمُسَافِرُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رُوِيَ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُمْ لَمْ يُوَقِّتُوا فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ وَهُوَ قَوْلُ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَالتَّوْقِيتُ أَصَحُّ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ أَيْضًا مِنْ غَيْرِ حَدِيثِ عَاصِمٍ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 89: Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari 'Ashim bin Abu An Nujud dari Zirr bin Hubaisy dari Shafwan bin 'Assal ia berkata: “Dahulu Rasulullah SAW menyuruh kami apabila kami sedang safar, bahwa kami tidak usah membuka khuff (sepatu yang menutupi mata kaki) selama tiga hari tiga malam, kecuali jika junub, akan tetapi kebolehan itu berkenaan dengan berak, kencing dan tidur.” Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Al Hakam bin Utbah dan Hammad meriwayatkan hadis ini dari Ibrahim An Nakha'i, dari Abu Abdullah Al Jadali, dari Khuzaimah bin Tsabit, namun ini tidak shahih." Ali Ibnul Madini berkata: "Yahya bin Sa'id mengatakan bahwa Syu'bah berkata: "Ibrahim An Nakha'i belum pernah mendengar dari Abu Abdullah Al Jadali tentang hadis mengusap khuff." Za'idah berkata dari Manshur, "Kami pernah di kamar Ibrahim At Taimi, sedang waktu itu kami bersama Ibrahim An Nakha'i, lalu Ibrahim At Taimi menceritakan kepada kami dari 'Amru bin Maimun, dari Abu Abdullah Al Jadali, dari Khuzaimah bin Tsabit, dari Nabi SAW tentang hadis mengusap dua khuff." Muhammad bin Isma'il berkata: "Dalam bab ini hadis yang paling baik adalah hadis riwayat Shafwan bin 'Assal Al Muradi." Abu Isa berkata: "Ini adalah pendapat kebanyak ulama dari kalangan sahabat Nabi SAW, tabi'in dan orang-orang setelah mereka dari kalangan fuqaha. Seperti Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarak, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Mereka berkata: "Orang yang tinggal di rumah mengusap khuff selama sehari semalam dan orang yang dalam perjalanan mengusap selama tiga hari tiga malam." Abu Isa berkata: "Diriwayatkan pula dari sebagian ahli ilmu bahwa mereka tidak memberikan batasan waktu dalam mengusap sepasang khuff. Pendapat ini dipegang oleh Malik bin Anas." Abu Isa berkata lagi: "Pendapat yang memberikan batasan waktu adalah lebih shahih." Hadis ini juga diriwayatkan oleh Shafwan bin 'Assal, selain dari hadis 'Ashim."
E. Tata Cara Mengusap Sepatu Khuff
Terkait tata cara mengusap sepatu khuff, Nabi telah memberi contoh. Berbagai riwayat menerangkan tata cara mengusap sepatu khuff. Riwayat-riwayat tersebut tertulis dalam berbagai kitab hadis. Riwayat yang ada menerangkan cara mengusap sepatu khuff adalah mengusap pada bagian atas sepatu. Keterangan tersebut terdapat dalam berbagai hadis. Adapun hadis yang di maksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-10
سنن أبي داوود ١٤٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْيِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلَاهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ الْأَعْمَشِ بِإِسْنَادِهِ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ مَا كُنْتُ أَرَى بَاطِنَ الْقَدَمَيْنِ إِلَّا أَحَقَّ بِالْغَسْلِ حَتَّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَهْرِ خُفَّيْهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْيِ لَكَانَ بَاطِنُ الْقَدَمَيْنِ أَحَقَّ بِالْمَسْحِ مِنْ ظَاهِرِهِمَا وَقَدْ مَسَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ظَهْرِ خُفَّيْهِ وَرَوَاهُ وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ بِإِسْنَادِهِ قَالَ كُنْتُ أَرَى أَنَّ بَاطِنَ الْقَدَمَيْنِ أَحَقُّ بِالْمَسْحِ مِنْ ظَاهِرِهِمَا حَتَّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِهِمَا قَالَ وَكِيعٌ يَعْنِي الْخُفَّيْنِ وَرَوَاهُ عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ الْأَعْمَشِ كَمَا رَوَاهُ وَكِيعٌ وَرَوَاهُ أَبُو السَّوْدَاءِ عَنْ ابْنِ عَبْدِ خَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ عَلِيًّا تَوَضَّأَ فَغَسَلَ ظَاهِرَ قَدَمَيْهِ وَقَالَ لَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 140: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dari Al A'masy dari Abu Ishaq dari 'Abdu Khair dari Ali RA dia berkata: “Seandainya agama (Islam) itu diukur berdasarkan pikiran, tentulah bawah sepatu lebih pantas diusap daripada bagian atasnya. Aku melihat Rasulullah SAW mengusap bagian atas kedua sepatunya.” Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abdul Aziz dari Al A'masy dengan isnadnya, dengan hadis ini, dia (Ali) berkata: "Saya tidak pernah membayangkan kecuali bahwa bagian bahwa kedua telapak kaki itu lebih pantas untuk dibasuh, sampai saya melihat Rasulullah SAW mengusap bagian atas kedua sepatu khuf beliau." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-'Ala`, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dari Al A'masy dengan hadis ini, dia (Ali) berkata: "Seandainya agama (Islam) itu diukur berdasarkan pikiran, tentulah bagian dalam kedua kaki lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Dan sungguh Nabi SAW telah mengusap bagian atas kedua sepatu khuffnya." Dan diriwayatkan oleh Waki' dari Al A'masy dengan isndanya, dia (Ali) berkata: "Saya pernah berpendapat bahwa bagian bawah telapak kaki itu lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya, hingga saya melihat Rasulullah SAW mengusap bagian luar (atas) keduanya."Waki' berkata: Maksudnya sepasang khuff. Dan diriwayatkan oleh Isa bin Yunus dari Al A'masy sebagaimana diriwayatkan oleh Waki' dan diriwayatkan oleh Abu As-Sauda` dari Ibnu Abdi Khair dari Bapaknya dia berkata: "Saya pernah melihat Ali berwudu, dia membasuh bagian luar (atas) kedua telapak kakinya dan berkata: 'Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah SAW melakukannya', lalu dia menyebutkan hadis tersebut.
Hadis Ke-11
مسند أحمد ١٧٤٥٤: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي الْعَبَّاسِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ قَالَ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ، رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظُهُورِ الْخُفَّيْنِ. حَدَّثَنَاه سُرَيْجٌ والْهَاشِمِيُّ أَيْضًا.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 17454: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abul Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Az Zinad dari Abuz Zinad dari Urwah bin Zubair ia berkata: Al Mughirah bin Syu'bah berkata: "Saya melihat Rasulullah SAW mengusap bagian atas kedua sepatu." Telah menceritakannya kepada kami Syuraij dan Al Hasyimi.
Hadis Ke-12
سنن الترمذي ٩١: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ عَلَى ظَاهِرِهِمَا. قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ الْمُغِيرَةِ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَهُوَ حَدِيثُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ وَلَا نَعْلَمُ أَحَدًا يَذْكُرُ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ عَلَى ظَاهِرِهِمَا غَيْرَهُ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَأَحْمَدُ قَالَ مُحَمَّدٌ وَكَانَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ يُشِيرُ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي الزِّنَادِ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 91: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Az Zinad dari Bapaknya dari Urwah bin Az Zubair dari Al Mughirah bin Syu'bah ia berkata: "Aku melihat Nabi SAW mengusap bagian atas kedua khuffnya." Abu Isa berkata: "Hadis Al Mughirah ini derajatnya hasan, yaitu hadis Abdurrahman bin Abu Az Zinad, dari Bapaknya, dari Urwah, dari Al Mughirah. Dan kami tidak pernah mengetahui ada seseorang yang menyebutkan dari Urwah dari Al Mughirah tentang lafal: "pada bagian atas kedua khuffnya." selain dia. Ini adalah pendapat kebanyakan ahli ilmu. Pendapat ini juga diambil oleh Sufyan Ats Tsauri dan Ahmad. Muhammad berkata: "Malik bin Anas memberi isyarat kepada Abdurrahman bin Abu Az Zinad."
Hadis-hadis yang ada menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa mengusap sepatu khuffnya pada bagian atasnya. Hal tersebut banyak hadis meriwayarkan. Namun terdapat hadis yang mengatakan bahwa Nabi juga mengusap bagian bawah sepatu khuffnya. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-13
سنن الترمذي ٩٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ أَخْبَرَنِي ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ أَعْلَى الْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ الْفُقَهَاءِ وَبِهِ يَقُولُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَإِسْحَقُ وَهَذَا حَدِيثٌ مَعْلُولٌ لَمْ يُسْنِدْهُ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ غَيْرُ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَسَأَلْتُ أَبَا زُرْعَةَ وَمُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَعِيلَ عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَا لَيْسَ بِصَحِيحٍ لِأَنَّ ابْنَ الْمُبَارَكِ رَوَى هَذَا عَنْ ثَوْرٍ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ قَالَ حُدِّثْتُ عَنْ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ مُرْسَلٌ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُذْكَرْ فِيهِ الْمُغِيرَةُ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 90: Telah menceritakan kepada kami Abul Walid Ad Dimasqi berkata: telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata: telah mengabarkan kepadaku Tsaur bin Yazid dari Raja` bin Haiwah dari (Warrad) juru tulis Al Mughirah dari Al Mughirah bin Syu'bah berkata: "Nabi SAW mengusap bagian atas dan bawah sepatu khuffnya." Abu Isa berkata: "Ini pendapat tidak hanya seorang dari sahabat Nabi SAW, tabi'in dan orang-orang setelah mereka dari kalangan fuqaha. Pendapat ini juga diambil oleh Malik, Syafi'i dan Ishaq. Ini adalah hadis yang bermasalah, tidak ada yang menyandarkan kepada Tsaur bin Yazid selain Al Walid bin Muslim. Abu Isa berkata: "Aku bertanya kepada Abu Zur'ah dan Muhammad bin Isma'il tentang hadis ini, keduanya menjawab: "Hadis ini tidak shahih, sebab Ibnul Mubarak meriwayatkan hadis ini dari Tsaur, dari Raja` bin Haiwah." Ia berkata: "diceritakan kepadaku dari juru tulis Al Mughirah secara mursal, dari Nabi SAW, dan tidak disebutkan di dalamnya Al Mughirah."
Hadis Ke-14
سنن أبي داوود ١٤١: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ مَرْوَانَ وَمَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ مَحْمُودٌ أَخْبَرَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: وَضَّأْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَمَسَحَ أَعْلَى الْخُفَّيْنِ وَأَسْفَلَهُمَا. قَالَ أَبُو دَاوُد وَبَلَغَنِي أَنَّهُ لَمْ يَسْمَعْ ثَوْرُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ رَجَاءٍ.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 141: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Marwan dan Mahmud bin Khalid Ad Dimasyqi secara makna, telah menceritakan kepada kami Al Walid, berkata Mahmud: telah mengabarkan kepada kami Tsaur bin Yazid dari Raja` bin Haiwah dari juru tulis Al Mughirah bin Syu'bah dari Al Mughirah bin Syu'bah dia berkata: "Saya pernah menuangkan air wudu Nabi SAW pada saat perang Tabuk, beliau mengusap bagian atas dan bagian bawah kedua khuffnya."Abu Dawud berkata: Telah sampai kepadaku bahwa Tsaur tidak mendengar hadis ini dari Raja`.
Hadis Ke-15
سنن ابن ماجه ٥٤٣: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ أَعْلَى الْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ.
Artinya: Sunan Ibnu Majah nomor 543: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar berkata: telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata: telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yazid dari Raja` bin Haiwah dari Warrad juru tulis Al Mughirah bin Syu'bah, dari Al Mughirah bin Syu'bah ia berkata: "Rasulullah SAW mengusap bagian atas dan bawah khuffnya."
Keterangan: Abu Thahir Zubair Ali menyatakan hadis ini daif. Muhammad Nashiruddin Al Albani juga menyatakan daif.
Hadis Ke-16
سنن الدارقطني ٧٤٢: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، نا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، نا رَجَاءُ بْنُ حَيْوَةَ، عَنْ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ، قَالَ: وَضَّأْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَمَسَحَ أَعْلَى الْخُفِّ وَأَسْفَلَهُ.
Artinya: Sunan Daruquthni nomor 742: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Daud bin Rusyaid, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim, dari Tsaur bin Yazid, telah menceritakan kepada kami Raja' bin Haiwah, dari juru tulis Al Mughirah bin Syu'bah, dari Al Mughirah, ia menuturkan, "Aku menyiapkan air wudu Rasulullah SAW pada perang Tabuk, lalu beliau mengusap bagian atas dan bagian bawah khuffnya.
Keterangan: Majdi bin Manshur bin Sayyid mengatakan bahwa isnadnya lemah lagi terputus: HR. Ahmad (4/251); Ibnu Al Jarud (38); Al Khathib (2/135); Dikeluarkan juga oleh Abu Daud (165); At-Tirmidzi (97); Ibnu Majah (550); Al Baihaqi (1/290); Ibnu Al Jauzi di dalam At-Tahqiq (1/213) dari Al Walid bin Muslim. Abu Daud mengatakan, "Telah sampai kepadaku, bahwa Tsaur tidak mendengar hadis ini dari Raja'."
Hadis-hadis yang ada menunjukkan bahwa Nabi mengusap sepatu khuffnya pada bagian atas. Adapun hadis-hadis yang menyatakan bahwa Nabi mengusap sepatu khuffnya pada bagian atas dan bawah derajatnya adalah lemah. Oleh sebab itu secara syariat, tata cara mengusap sepatu khuff adalah pada bagian atasnya. Hal tersebut bisa dibatalkan apabila dikemudian hari ditemukan hadis sahih yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengusap sepatu khuff pada bagian atas dan bawahnya atau kaifiat lainnya.
Sacara teknis, masjid di Indonesia pada umumnya sudah berlantai keramik, marmer, atau lainnya yang intinya adalah lantai keras dan tidak langsung tanah. Berbeda dengan jaman dahulu ketika masjid masih berlantaikan tanah. Orang-orang pada jaman tersebut biasa salat dengan menggunakan alas kaki, termasuk sepatu khuff. Namun demikian, jaman yang modern ini menjadikan lantai masjid itu berupa keramik, marmer, atau lainnya yang intinya adalah lantai keras dan tidak langsung tanah membuat orang-orang yang salat akan melepas alas kaki mereka. Oleh sebab itu, secara kebiasaan mereka akan melepas alas kaki ketika hendak masuk masjid dan salat. Ketika alas kaki dilepas, maka hendaknya wudu. Hal tersebut dikarenakan di Indonesia tidak lazim salat dengan mengenakan alas kaki meskipun hal tersebut adalah sah boleh dilakukan secara syariat. Wallahu ’alam.
Demikian beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari beberapa dalil mengenai pembahasan taharah. Hal tersebut sebagai upaya menggapai kesempurnaan dalam beribadah mengingat salat didirikan dengan syarat terhindar dari najis dan hadas. Semoga pelajaran mengenai taharah yang sudah diperoleh dapat dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.