Orang yang memeluk agama Islam tidak terlepas dari syariat Islam. Di antara syariat Islam adalah mendirikan salat. Pembeda antara orang tidak beragama Islam dan orang beragama Islam adalah dikerjakannya salat. Adapun supaya salat dinilai sah, maka perlu adanya taharah. Lalu bagaimana pembahasannya? Kesempatan kali ini akan membahas mengenai tata cara wudu.
Syariat Islam mewajibkan umatnya untuk mendirikan ibadah salat. Adapun syarat sah salat adalah dengan bersuci. Secara normal, umat Islam bersuci dari hadas kecil dengan berwudu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti wudu adalah menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Wudu ini juga terkenal penulisannya dengan wudlu, wudhu, atau bahkan wuduk. Tata cara wudu diterangkan dalam Al-Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad SAW. Adapun beberapa dalilnya adalah sebagai berikut.
Dalil Al-Qur’an Ke-1
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. الماۤئدة: ٦
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit,202) dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh203) perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur. (QS. Al-Ma'idah/5: 6).
Catatan:
202) Maksudnya, sakit yang membuatnya tidak boleh terkena air.
203) Lihat catatan kaki surah an-Nisa’ (4): 43.
Wudu diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 6. Pada ayat tersebut menerangkan bahwa orang yang hendak salat wajib berwudu apabila sedang berhadats kecil. Ayat tersebut menerangkan garis besar tata cara berwudu, yaitu membasuh wajah dan tangan sampai ke siku serta usaplah kepala, dan basuh pula kedua kaki sampai kedua mata kaki. Selain itu, ayat tersebut berkaitan dengan Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 43 sebagai berikut.
Dalil Al-Qur’an Ke-2
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا. النساۤء: ٤٣
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan,156) sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa'/4: 43)
Catatan:
156) Menurut jumhur, kata menyentuh pada ayat ini adalah bersentuhan kulit, sedangkan sebagian mufasir mengartikannya sebagai berhubungan suami istri.
Kata menyentuh dalam dua ayat ini ada mufasir yang memahami berrsentuhan kulit dan ada pula mufasir yang memahami berhubungan suami istri. Adapun penulis dalam memahami dua ayat ini lebih condong pada pemahaman mufasir yang memahami kata menyentuh adalah berhubungan suami istri. Hal tersebut menandakan adanya hadas besar sehingga diwajibkan mandi janabat. Apabila tidak mendapati air, maka cukup dengan bertayamum. Sedangkan di dalam mandi janabat ada wudu. Selain itu ketika seseorang hendak salat dan sedang berhadas kecil, maka diwajibkan untuk wudu terlebih dahulu. Adapun tata cara wudu diterangkan dalam berbagai hadis.
A. Tata Cara Wudu
Tata cara dalam berwudu diterangkan dalam Al-Qur’an dan berbagai hadis. Hal ini sebagai penjelas bagaimana hendaknya seseorang yang beragama Islam untuk berwudu. Perkara wudu merupakan sesuatu yang penting bagi orang Islam. Oleh sebab itu, peru bagi setiap orang Islam paham dan mengamalkan ilmu yang diperolehnya tentang wudu. Hal tersebut dokarenakan wudu berkaitan erat dengan praktik ibadah salat. Sementara itu, salat adalah yang menjadi faktor pembeda antara orang Islam dan orang non Islam. Adapun tata cara berwudu sebagaimana Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 adalah sebagai berikut.
1. Membasuh muka sampai rata
2. Membasuh kedua tangan hingga siku-siku sampai rata.
3. Mengusap kepala dengan air yang ada pada kedua telapak tangan satu kali
4. Membasuh kaki hingga mata kaki dan meratakannya.
Tata cara wudu sebagaimana Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 adalah menerangkan mengenai anggota wudu. Terkait dengan membasuh anggota wudu ada beberapa kaifiat. Ketika membasuh anggota-anggota wudu boleh dengan satu kali-satu kali, dua kali-dua kali, tiga kali-tiga kali. Adapun mengusap kepala hanya sekali saja.
1. Membasuh Anggota Wudu Sekali
Terdapat riwayat mengenai membasuh anggota wudu sebanyak sekali-sekali. Riwayat yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-1
صحيح البخاري ١٥٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ تَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّةً مَرَّةً.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 153: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: “Nabi SAW berwudu sekali-sekali.”
Hadis Ke-2
سنن النسائي ٧٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِوُضُوءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَتَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً.
Artinya: Sunan Nasa'i nomor 79: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dia berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya dari Sufyan dia berkata: telah menceritakan kepada kami Zaid bin Aslam dari 'Atha bin Yasar dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Maukah kalian aku kabarkan tentang cara wudu Rasulullah SAW? Beliau berwudu satu kali-satu kali.”
2. Membasuh Anggota Wudu Dua Kali
Riwayat mengenai membasuh anggota wudu dua kali terdapat riwayatnya. Adapun riwayatnya adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-3
صحيح البخاري ١٥٤: حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عِيسَى قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 154: Telah menceritakan kepada kami Husain bin 'Isa berkata: telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman dari 'Abdullah bin Abu Bakar bin 'Amru bin Hazm dari 'Abbad bin Tamim dari 'Abdullah bin Zaid, bahwasanya Nabi SAW berwudu dua kali-dua kali.
Hadis Ke-4
سنن أبي داوود ١١٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحُبَابِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَوْبَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْفَضْلِ الْهَاشِمِيُّ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 117: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-'Ala`, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Tsauban, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-Fadll Al Hasyimi dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW pernah berwudu dua kali dua kali.
Hadis Ke-5
سنن الترمذي ٤٣: حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مُوسَى الْفَزَارِيُّ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ ثَابِتِ بْنِ أَبِي صَفِيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي جَعْفَرٍ حَدَّثَكَ جَابِرٌ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً وَمَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ وَثَلَاثًا ثَلَاثًا؟ قَالَ نَعَمْ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَرَوَى وَكِيعٌ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ ثَابِتِ بْنِ أَبِي صَفِيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي جَعْفَرٍ حَدَّثَكَ جَابِرٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً؟ قَالَ نَعَمْ. و حَدَّثَنَا بِذَلِكَ هَنَّادٌ وَقُتَيْبَةُ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ ثَابِتِ بْنِ أَبِي صَفِيَّة قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ شَرِيكٍ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ هَذَا عَنْ ثَابِتٍ نَحْوَ رِوَايَةِ وَكِيعٍ وَشَرِيكٌ كَثِيرُ الْغَلَطِ وَثَابِتُ بْنُ أَبِي صَفِيَّةَ هُوَ أَبُو حَمْزَةَ الثُّمَالِيُّ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 43: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Musa Al Fazari berkata: telah menceritakan kepada kami Syarik dari Tsabit bin Abu Shafiah, ia berkata: Aku berkata kepada Abu Ja'far: "Apakah Jabir menceritakan kepadamu bahwa Nabi SAW berwudu sekali-sekali, dua kali-dua kali dan tiga kali-tiga kali?" Ia menjawab: "Benar." Abu Isa berkata: "(Sedangkan) Waki' meriwayatkan hadis ini dari Tsabit bin Abu Shafiah, ia berkata: Aku berkata kepada Abu Ja'far: "Apakah Jabir menceritakan kepadamu bahwa Nabi SAW berwudu sekali-kali?" Ia menjawab: "Benar." Hannad dan Qutaibah menceritakan kepada kami tentang hal itu, mereka berkata: "Waki' telah menceritakan kepada kami dari Tsabit bin Abu Shafiah." Abu Isa berkata: "Hadis ini lebih shahih ketimbang hadis yang diriwayatkan oleh Syarik, karena hadis ini juga diriwayatkan dari jalur lainnya. Dan riwayat ini dari Tsabit seperti periwayatan Waki'. Sedangkan Syarik adalah orang yang banyak melakukan kesalahan. Tsabit bin Abu Shafiah adalah Abu Hamzah Ats Tsumali."
3. Membasuh Anggota Wudu Tiga Kali
Terdapat riwayat yang menerangkan membasuh anggota wudu sebanyak tiga kali. Hal ini sebagaimana hadis berikut.
Hadis Ke-6
صحيح مسلم ٣٣٧: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ وَأَبِي بَكْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ أَبِي أَنَسٍ أَنَّ عُثْمَانَ، تَوَضَّأَ بِالْمَقَاعِدِ فَقَالَ أَلَا أُرِيكُمْ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَوَضَّأَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا. وَزَادَ قُتَيْبَةُ فِي رِوَايَتِهِ قَالَ سُفْيَانُ قَالَ أَبُو النَّضْرِ عَنْ أَبِي أَنَسٍ قَالَ وَعِنْدَهُ رِجَالٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 337: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb, sedangkan lafalnya milik Qutaibah dan Abu Bakar, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Abu An-Nadlar dari Abu Anas bahwa Utsman berwudu di tempat duduk, lalu dia berkata: 'Mahukah kamu jika aku tunjukkan bagaimana cara Rasulullah SAW mengambil wudu? 'Beliau kemudian berwudu tiga kali tiga kali.' Dan Qutaibah menambahkan dalam riwayatnya, Sufyan berkata: "Abu An-Nadlar berkata dari Abu Anas dia berkata: "Dan di sisinya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan sahabat Rasulullah SAW."
Hadis Ke-7
مسند أحمد ٣٨٠: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ عَامِرِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 380: Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Israil dari 'Amir Bin Syaqiq dari Abu Wa`il dari Utsman Bin Affan, bahwasanya Nabi SAW berwudu tiga kali-tiga kali.
4. Anggota Wudu yang Hanya Dibasuh Satu Kali
Hadis-hadis yang ada menunjukkan bahwa anggota wudu bisa dibasuh sebanyak satu kali-satu kali, dua kali-dua kali, dan tiga kali-tiga kali. Namun demikian dari sekian anggota wudu, ada pengecuali sehingga ada anggota wudu yang hanya dibasuh sekali saja dalam berbagai riwayat. Hal tersebut salah satunya sebagaimana riwayat hadis berikut.
Hadis Ke-8
صحيح مسلم ٣٤٦: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَنْصَارِيِّ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ قَالَ: قِيلَ لَهُ: تَوَضَّأْ لَنَا وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَدَعَا بِإِنَاءٍ فَأَكْفَأَ مِنْهَا عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا كَانَ وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. و حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ هُوَ ابْنُ بِلَالٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ الْكَعْبَيْنِ و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا وَلَمْ يَقُلْ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ وَزَادَ بَعْدَ قَوْلِهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بِمِثْلِ إِسْنَادِهِمْ وَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ وَقَالَ فِيهِ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ مِنْ ثَلَاثِ غَرَفَاتٍ وَقَالَ أَيْضًا فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِهِ وَأَدْبَرَ مَرَّةً وَاحِدَةً قَالَ بَهْزٌ أَمْلَى عَلَيَّ وُهَيْبٌ هَذَا الْحَدِيثَ و قَالَ وُهَيْبٌ أَمْلَى عَلَيَّ عَمْرُو بْنُ يَحْيَى هَذَا الْحَدِيثَ مَرَّتَيْنِ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 346: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ash-Shabbah, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Amru bin Yahya bin Umarah dari Bapaknya dari Abdullah bin Zaid bin 'Ashim Al-Anshari, ia adalah seorang sahabat, ia mengatakan bahwa dikatakan kepadanya, “Berilah contoh kepada kami tentang wudunya Rasulullah SAW.” Maka ‘Abdullah bin Zaid meminta bejana berisi air, lalu menuangkan air pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya ke dalam bejana untuk menciduk air, lalu mengeluarkannya dan berkumur dan menghirupnya ke hidung dari satu telapak tangannya, ia mengerjakan yang demikian itu tiga kali, kemudian memasukkan kedua tangannya lagi ke dalam bejana untuk menciduk air dan terus membasuh mukanya tiga kali, sesudah itu ia memasukkan tangannya untuk menciduk air lalu mengeluarkannya dan membasuh kedua tangan hingga siku dua kali-dua kali. Sesudah itu, ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, lalu mengeluarkannya dan menyapu kepala dengan dua tangannya ke depan dan ke belakang (ia mengusapkan kedua tangannya sampai ke belakang hingga ke tengkuk dan mengembalikan ke muka lagi). Sesudah itu ia membasuh kakinya hingga dua mata kaki. Kemudian ia berkata, “Beginilah wudunya Rasulullah SAW.” Dan telah menceritakan kepadaku Al-Qasim bin Zakariya, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad dari Sulaiman, dia adalah Ibnu Bilal, dari Amru bin Yahya dengan isnad ini hadis, seperti hadis tersebut, dan tidak menyebutkan kata 'Al-Ka'bain'." Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Musa Al-Anshari, telah menceritakan kepada kami Ma'n, telah menceritakan kepada kami Malik bin Anas dari Amru bin Yahya dengan isnad ini, dan dia menyebutkan, "Abdullah berkumur dan beristintsar sebanyak tiga kali,' dan tidak mengatakan 'dari satu tangan'." Dan dia menambahkan setelah perkataannya, "Lalu dia menyapunya dari depan dan belakang, dan memulainya dari arah depan kepalanya. Kemudian dia mulai dengan keduanya kepada jambulnya, kemudian mengembalikannya hingga kembali ke tampat semula yang mana dia memulai darinya. Lalu dia membasuh kedua kakinya." Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Bisyr Al-'Abdi, telah menceritakan kepada kami Bahz, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepada kami Amru bin Yahya dengan semisal isnad mereka, lalu menceritakan hadis tersebut. Dan dia menyebutkan di dalamnya, "Lalu dia berkumur-kumur dan beristinsaq (memasukkan air ke dalam hidung) lalu beristintsar (mengelurkan air dari dalam hidung) tiga kali cidukan." Dan dia juga menyebutkan, "Lalu dia mengusap kepalanya, lalu memulainya dengan cara dari depan ke belakang satu kali." Bahz berkata: "Wuhaib mendiktekan hadis ini kepadaku." Dan Wuhaib berkata: "Amru bin Yahya mendiktekan hadis ini kepadaku dua kali."
B. Kesempurnaan Wudu
Secara umum, dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 diterangkan mengenai anggota wudu. Hal tersebut sudah mencukupi. Namun demikian, demi meraih kesempurnaan wudu maka mesti memperhatikan dalil-dalil lain yang ada pada berbagai hadis. Adapun hadis-hadis yang menunjukkan kesempurnaan wudu adalh sebagai berikut.
1. Membaca Basmalah Ketika Hendak Memulai Wudu
Ketika melakukan sesuatu yang baik, hendaklah mengucap basmalah. Hal ini khususnya juga ketika hendak berwudu. Adapun dalil yang menerangkannya adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-9
سنن النسائي ٧٧: أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ثَابِتٍ وَقَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: طَلَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ مَعَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مَاءٌ؟ فَوَضَعَ يَدَهُ فِي الْمَاءِ وَيَقُولُ تَوَضَّئُوا بِسْمِ اللَّهِ فَرَأَيْتُ الْمَاءَ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ. قَالَ ثَابِتٌ: قُلْتُ لِأَنَسٍ: كَمْ تُرَاهُمْ؟ قَالَ: نَحْوًا مِنْ سَبْعِينَ.
Artinya: Sunan Nasa'i nomor 77: Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, dia berkata: Telah memberitakan kepada kami Abdur Razzak, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Tsabit dan Qatadah dari Anas, dia berkata: Sebagian sahabat Nabi SAW mencari air untuk wudu, maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah di antara kalian membawa air?” Lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam air itu dan bersabda, “Berwudulah dengan nama Allah.” Maka aku lihat air itu keluar dari sela-sela jari beliau sehingga mereka semua berwudu hingga orang terakhir dari mereka. Tsabit (perawi yang mendapat hadis dari Anas) bertanya, “Berapakah orang jumlah mereka?” Ia menjawab, “Kira-kira tujuh puluh orang.”
Hadis Ke-10
سنن ابن ماجه ٣٩٣: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى بْنِ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ سَلَمَةَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا وُضُوءَ لَهُ وَلَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ.
Artinya: Sunan Ibnu Majah nomor 393: Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Abdurrahman bin Ibrahim, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa bin Abu Abdullah dari Ya'qub bin Salamah Al Laitsi dari Bapaknya dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tak ada salat bagi orang yang tidak berwudu, dan tidak ada wudu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya.”
Keterangan: Rawi yang bernama Salamah merupakan tabi'in kalangan pertengahan. Komentar ulama tentangnya di antaranya Ibnu Hajar al 'Asqalani mengatakan: layyinul hadits; Adz Dzahabi mengatakan: Bukan hujah. Selain itu ada juga rawi yang bernama Ya'qub bin Salamah yang merupakan tabi'ut tabi'in kalangan tua. Komentar ulama tentangnya di antaranya Al Bukhari mengatakan: tidak dikenal; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: majhulul hal; Adz Dzahabi mengatakan: laisa bi hujjah.
2. Mengawali dengan membasuh tangan hingga pergelangan tiga kali, menggosok sela-sela jari, dan memutar cincin
Ketika berwudu mengawali dengan membasuh tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali. Hal ini sebagaimana hadis berikut.
Hadis Ke-11
مسند أحمد ١٥٥٨٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْسٍ عَنْ جَدِّهِ أَوْسٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَاسْتَوْكَفَ ثَلَاثًا أَيْ غَسَلَ كَفَّيْهِ.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 15582: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari An Nu'man bin Salim dari Ibnu Abu Aus dari Kakeknya, Aus berkata: “Aku melihat Rasulullah SAW berwudu, maka beliau memulai dengan membasuh telapak tangannya tiga kali, yaitu mencuci dua telapak tangan beliau.”
Hadis Ke-12
صحيح مسلم ٤١٦: و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَحَامِدُ بْنُ عُمَرَ الْبَكْرَاوِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ خَالِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ. حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ كِلَاهُمَا عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي رَزِينٍ وَأَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ يَرْفَعُهُ بِمِثْلِهِ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ح و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 416: Dan telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al-Jahdlami dan Hamid bin Umar Al-Bakrawi, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al-Mufadldlal dari Khalid dari Abdullah bin Syaqiq dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian bangun tidur, janganlah langsung membenamkan tangannya (ke dalam bejana) sehingga membasuhnya tiga kali (di luar bejana) karena ia tidak tahu bagaimana tangannya itu semalam.” Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Abu Sa'id Al-Asyajj, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Waki'. Dalam riwayat lain disebutkan, dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, keduanya dari Al-A'masy dari Abu Razin, dan Abu Shalih dari Abu Hurairah, dalam hadis Abu Mu'awiyah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, sedangkan dalam hadis Waki', dia berkata: dia telah memarfu'kannya, seperti hadis tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Amru An-Naqid serta Zuhair bin Harb, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az-Zuhri dari Abu Salamah. Dalam riwayat lain disebutkan, dan telah menceritakannya kepadaku Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az-Zuhri dari Ibnu Al-Musayyab, keduanya dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, dengan hadis semisal itu."
Selain ketika berwudu mengawali dengan membasuh tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali, hendaknya kita juga menggosok-gosok sela jemari. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.
Hadis Ke-13
سنن الترمذي ٣٧: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ وَهُوَ الْجَوْهَرِيُّ حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ صَالِحٍ مَوْلَى التَّوْأَمَةِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ بَيْنَ أَصَابِعِ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 37: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'id yaitu Al Jauhari, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sa'd bin Abdul Hamid bin Ja'far, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Az Zinad dari Musa bin Uqbah dari Shalih mantan budak At Tau`amah, dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu berwudu, maka gosoklah sela-sela jari-jari kedua tangan dan kakimu.” Abu Isa berkata: "Hadis ini derajatnya hasan gharib."
Apabila memakai cincin, hendaknya ketika berwudu memutar cincin. Hikmahnya supaya air masuk antara sela jari dan permukaan cincin. Memutar cincin ketika berwudu sebagaimana riwayat hadis berikut.
Hadis Ke-14
سنن ابن ماجه ٤٤٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ الرَّقَاشِيُّ حَدَّثَنَا مَعْمَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ حَرَّكَ خَاتَمَهُ.
Artinya: Sunan Ibnu Majah nomor 443: Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Muhammad Ar Raqasyi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ma'mar bin Muhammad bin Ubaidullah bin Abu Rafi' berkata: telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Bapaknya bahwasanya Rasulullah SAW apabila berwudu, beliau memutar-mutar cincinnya.
Keterangan: Rawi yang bernama Muhammad bin 'Ubaidillah bin Abi Rafi' merupakan tabi'ul atba' kalangan tua. Komentar ulama tentangnya di antaranya Al Bukhari mengatakan: mungkarul hadits; Abu Hatim mengatakan: dla'if; Ibnu Hibban mengatakan: disebutkan dalam 'ats tsiqaat; Ad Daruquthni mengatakan: matruk; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: dla'if; Adz Dzahabi mengatakan: mereka men-dla’if-kannya. Selain itu juga ada rawi Mu'ammar bin Muhammad bin 'Ubaidillah yang dikomentari ulama di antaranya Yahya bin Ma'in mengatakan: tidak tsiqah; Al Bukhari mengatakan: mungkarul hadits; Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan: mungkarul hadits; Adz Dzahabi mengatakan: laisa bi tsiqah. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Daruquthni nomor 269.
3. Beristinsyak dan Bermadmadah
Istinsyak biasa ditulis istinsyaq, sementara madmadah biasa ditulis dengan madhmadhah atau madlmadlah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata istinsyak artinya adalah perbuatan menghirup air ke hidung. Sementara itu, kata madmadah dalam KBBI artinya berkumur-kumur untuk membersihkan mulut, biasanya dilakukan sebelum berwudu. Oleh sebab itu bisa dipahami bahwa istinsyak adalah menghirup air ke hidung lalu menghembuskannya keluar, sementara itu madmadah adalah berkumur. Adapun mengenai istinsyak maupun madmadah diterangkan dalam berbagai hadis berikut.
Hadis Ke-15
سنن النسائي ٨٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ ح و حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى عَنْ مَعْنٍ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ مَاءً ثُمَّ لِيَسْتَنْثِرْ.
Artinya: Sunan Nasa'i nomor 85: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Manshur, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Zinad. Dan telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Isa dari Ma'an dari Malik dari Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian berwudu hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya kemudian ia hembuskan.”
Hadis Ke-16
صحيح مسلم ٣٤٨: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ وِتْرًا وَإِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلِيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ مَاءً ثُمَّ لِيَنْتَثِرْ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 348: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Amru An-Naqid serta Muhammad bin Abdullah bin Numair, semuanya meriwayatkan dari Ibnu Uyainah, Qutaibah berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az-Zinad dari Al-A'raj dari Abu Hurairah dan dia memarfukkannya (sampai) kepada Nabi SAW, beliau bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian bersuci dengan batu, hendaklah dia melakukannya dengan bilangan ganjil. Apabila seseorang diantara kalian berwudu hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya kemudian ia hembuskan.”
Hadis Ke-17
سنن الدارقطني ٤٠٩: وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْمَحَامِلِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُوسَى، وَنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَكَرِيَّا النَّيْسَابُورِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمِصْرِيُّ، قَالَا: نا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ الْخَالِقِ، قَالَ: حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَضْمَضَةِ وَالِاسْتِنْشَاقِ. تَابَعَهُ دَاوُدُ بْنُ الْمُحَبَّرِ فَوَصَلَهُ، وَأَرْسَلَهُ غَيْرُهُمَا.
Artinya: Sunan Daruquthni nomor 409: telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Isma'il Al Mahamili, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Musa. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Zakariya An-Naisaburi dan Ali bin Muhammad Al Mishri, keduanya mengatakan: telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Amr bin Abdul Khaliq, berkata: telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Ammar bin Abu Ammar, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW menyuruh kami untuk madmadah (berkumur) dan istinsyak.” Daud bin Al Muhabbar lalu menyambungkannya, tetapi yang lainnya memursalkannya.
Hadis Ke-18
سنن الترمذي ٤٥: حَدَّثَنَا هَنَّادٌ وَقُتَيْبَةُ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي حَيَّةَ قَالَ: رَأَيْتُ عَلِيًّا تَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ حَتَّى أَنْقَاهُمَا ثُمَّ مَضْمَضَ ثَلَاثًا وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا وَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَذِرَاعَيْهِ ثَلَاثًا وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّةً ثُمَّ غَسَلَ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَامَ فَأَخَذَ فَضْلَ طَهُورِهِ فَشَرِبَهُ وَهُوَ قَائِمٌ ثُمَّ قَالَ أَحْبَبْتُ أَنْ أُرِيَكُمْ كَيْفَ كَانَ طُهُورُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عُثْمَانَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَالرُّبَيِّعِ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ وَعَائِشَةَ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَهَنَّادٌ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ ذَكَرَ عَنْ عَلِيٍّ مِثْلَ حَدِيثِ أَبِي حَيَّةَ إِلَّا أَنَّ عَبْدَ خَيْرٍ قَالَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طُهُورِهِ أَخَذَ مِنْ فَضْلِ طَهُورِهِ بِكَفِّهِ فَشَرِبَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَلِيٍّ رَوَاهُ أَبُو إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ أَبِي حَيَّةَ وَعَبْدِ خَيْرٍ وَالْحَارِثِ عَنْ عَلِيٍّ وَقَدْ رَوَاهُ زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدِيثَ الْوُضُوءِ بِطُولِهِ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَرَوَى شُعْبَةُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ فَأَخْطَأَ فِي اسْمِهِ وَاسْمِ أَبِيهِ فَقَالَ مَالِكُ بْنُ عُرْفُطَةَ عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ وَرُوِيَ عَنْ أَبِي عَوَانَةَ عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ وَرُوِيَ عَنْهُ عَنْ مَالِكِ بْنِ عُرْفُطَةَ مِثْلُ رِوَايَةِ شُعْبَةَ وَالصَّحِيحُ خَالِدُ بْنُ عَلْقَمَةَ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 45: Telah menceritakan kepada kami Hannad dan Qutaibah, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Abu Ishaq dari Abu Hayyah, ia berkata: “Saya melihat Ali berwudu. Maka dia membasuh kedua telapak tangannya hingga bersih, kemudian bermadmadah tiga kali, beristinsyak tiga kali, membasuh muka tiga kali, dan hasta tiga kali. Kemudian menyapu kepala sekali. Kemudian membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki. Sesudah itu dia berkata: Saya ingin memperlihatkan kepadamu bagaimana cara wudu Rasulullah SAW. Dalam bab ini juga ada riwayat dari Utsman, Abdullah bin Zaid, Ibnu Abbas, Abdullah bin 'Amru, Ar Rabi', Abdullah bin Unais dan Aisyah, semoga Allah meridai mereka." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Hannad, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Abu Ishaq dari Abdu Khair, ia menyebutkan dari Ali sebagaimana hadis Abu Hayyah, hanya saja Abdu Khair mengatakan: "Apabila Ali selesai dari bersuci, ia mengambil sisa air wudunya dengan telapak tangan, setelah itu ia meminumnya." Abu Isa berkata: "Hadis Ali ini diriwayatkan oleh Abu Ishaq Al Hamdani, dari Abdu Khair dan Al Harits, dari Ali. Dan diriwayatkan pula oleh Za`idah bin Qudamah dan selainnya dari Khalid bin Alqamah, dari Abdu Khair, dari Ali RA (hadis tentang wudu secara sempurna). Dan hadis ini derajatnya hasan shahih. Abu Isa berkata: "Syu'bah meriwayatkan hadis ini dari Khalid bin Alqamah, tetapi ia keliru dalam menyebutkan namanya dan juga nama bapaknya. Ia mengatakan: "Malik bin Urfuthah dari Abdu Khair dari Ali." Abu Isa berkata: "Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu 'Awanah, dari Khalid bin Alqamah, dari Abdu Khair, dari Ali." Ia berkata: "Hadis diriwayatkan dari Malik bin Urfuthah sebagaimana dalam riwayat Syu'bah. Sedang yang benar adalah Khalid bin Alqamah."
4. Mendahulukan Membasuh Anggota Sebelah Kanan
Hendaknya ketika berwudu mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan untuk dibasuh. Hal ini sebagaimana riwayat dari Nabi. Adapun riwayat tersebut ada dalam beberapa hadis berikut.
Hadis Ke-19
صحيح البخاري ٤٩٦١: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَشْعَثَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي طُهُورِهِ وَتَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَكَانَ قَالَ بِوَاسِطٍ قَبْلَ هَذَا فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 4961: Telah menceritakan kepada kami Abdan, telah mengabarkan kepada kami Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Asy'ats dari Bapaknya dari Masruq dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW suka mendahulukan sebelah kanannya di waktu memakai sepatu, bersisir, bersuci dan di segala urusannya.” Syu'bah katakan, Asy'ats di kota Wasith mengucapkan kata-kata lain sebelum ini."
Hadis Ke-20
مسند أحمد ٨٢٩٨: حَدَّثَنَا حَسَنٌ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ قَالَا حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا لَبِسْتُمْ وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ. وَقَالَ أَحْمَدُ بِمَيَامِنِكُمْ.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 8298: Telah menceritakan kepada kami Hasan dan Ahmad bin Abdul Malik, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu memakai pakaian dan apabila kamu berwudu, mulailah dengan sebelah kananmu.” Dan Ahmad menyebutkan dengan lafal: bi mayaaminikum (dengan yang kanan).
Secara umum, membasuh anggota wudu didahulukan yang kanan. Hal itu karena ada anggota wudu yang sifatnya sepasang, kanan dan kiri. Namun demikian terdapat anggota wudu yang hanya satu bagian saja, yaitu kepala. Bagian kepala meliputi kedua telinga. Adapun cara menyapu kepala dan telinga adalah mengusap kepala dengan tangan, dimulai dari bagian depan dan menariknya hingga sampai pada bagian tengkuk, lalu menariknya kembali ke tempat semula. Hal tersebut sebagaimana beberapa hadis berikut.
Hadis Ke-21
صحيح البخاري ١٧٩: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ وَهُوَ جَدُّ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، أَتَسْتَطِيعُ أَنْ تُرِيَنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ: نَعَمْ. فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ.
Artinya: Shahih Bukhari nomor 179: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata: telah mengabarkan kepada kami Malik dari 'Amru bin Yahya Al Mazini dari Bapaknya bahwasannya ada seorang laki-laki berkata kepada 'Abdullah bin Zaid, dia adalah kakek 'Amru bin Yahya: "Bisakah engkau tunjukkan kepadaku bagaimana Rasulullah SAW berwudu?" 'Abdullah bin Zaid lalu menjawab: "Tentu." Abdullah lalu minta diambilkan air wudu, lalu ia menuangkan air pada kedua tangannya dan membasuhnya dua kali, lalu berkumur dan mengeluarkan air dari dalam hidung sebanyak tiga kali, kemudian membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan dua kali dua kali sampai ke siku, kemudian mengusap kepalanya dengan tangan, dimulai dari bagian depan dan menariknya hingga sampai pada bagian tengkuk, lalu menariknya kembali ke tempat semula. Setelah itu membasuh kedua kakinya."
Hadis Ke-22
مسند أحمد ١٥٨٤٣: قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، وَبَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 15843: (Ahmad bin Hanbal RA) berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Malik dari 'Amr bin Yahya dari Bapaknya dari Abdullah bin Zaid bahwasannya Nabi SAW mengusap kepala beliau dengan kedua tangannya, beliau tarik kedua tangan itu ke depan dan ke belakang. Beliau memulai dari bagian depan kepala, lalu mengusap dengan kedua tangannya itu sampai ke tengkuknya, kemudian mengembalikan kedua tangan itu ke tempat memulainya tadi.
Hadis Ke-23
سنن الترمذي ٣٤: حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ الرُّبَيِّعِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَحَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ يَرَوْنَ مَسْحَ الْأُذُنَيْنِ ظُهُورِهِمَا وَبُطُونِهِمَا.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 34: Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata: telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari Muhammad bin 'Ajlan dari Zaid bin Aslam dari 'Atho` bin Yasar dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW mengusap kepala beliau dan kedua telinga beliau bagian luar dan dalamnya. Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada juga hadis riwayat dari Ar Rabi'." Abu Isa berkata lagi: "Hadis Ibnu Abbas derajatnya hasan shahih. Dan hadis ini banyak diamalkan oleh ahli ilmu, mereka berpendapat bahwa mengusap kedua telinga itu pada bagian luar dan dalamnya."
Hadis Ke-24
سنن النسائي ١٠١: أَخْبَرَنَا مُجَاهِدُ بْنُ مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَجْلَانَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: تَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَرَفَ غَرْفَةً فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ بَاطِنِهِمَا بِالسَّبَّاحَتَيْنِ وَظَاهِرِهِمَا بِإِبْهَامَيْهِ ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى.
Artinya: Sunan Nasa'i nomor 101: Telah mengabarkan kepada kami Mujahid bin Musa dia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ajlan dari Zaid bin 'Aslam dari 'Atha bin Yasar dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah SAW berwudu, beliau menyiduk satu ciduk air untuk berkumur, dan memasukkan air ke hidungnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk air untuk membasuh wajahnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk untuk membasuh tangan kanan. Kemudian menyiduk lagi untuk membasuh tangan kiri, kemudian beliau mengusap kepala dan dua telinga bagian dalamnya dengan dua jari telunjuk dan bagian luarnya dengan ibu jari. Lalu beliau menyiduk lagi untuk membasuh kaki kanan dan menyiduk lagi untuk membasuh kaki kiri."
Hadis Ke-25
سنن ابن ماجه ٤٣٧: حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأُذُنَانِ مِنْ الرَّأْسِ.
Artinya: Sunan Ibnu Majah nomor 437: Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Zakaria bin Abu Za`idah dari Syu'bah dari Habib bin Zaid dari Abbad bin Tamim dari Abdullah bin Zaid ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Dua telinga itu termasuk kepala.”
5. Melebihkan Sedikit Anggota Wudu yang Dibasuh
Kita diperintahkan supaya melebihkan sedikit pada anggota-anggota yang wajib dibasuh, yaitu pada muka, tangan dan kaki. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.
Hadis Ke-26
صحيح مسلم ٣٦٢: حَدَّثَنِي أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَالْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ بْنِ دِينَارٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ الْأَنْصَارِيُّ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ قَالَ: رَأَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ، ثُمَّ يَدَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ. وَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْتُمْ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 362: Telah menceritakan kepadaku Abu Kuraib Muhammad Ibnul 'Ala` dan Al Qasim bin Zakariya bin Dinar dan Abd bin Humaid mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad dari Sulaiman bin Bilal, telah menceritakan kepadaku Umarah bin Ghaziah Al Anshari dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir ia berkata: "Aku melihat Abu Hurairah berwudu, maka dia membasuh mukanya dan menyempurnakan wudu. Kemudian dia membasuh tangannya yang kanan sampai ke lengannya, lalu membasuh tangannya yang kiri sampai ke lengannya juga. Kemudian dia mengusap kepalanya, lalu membasuh kakinya yang kanan sampai ke betis dan membasuh kaki yang kiri sampai betis pula. Kemudian ia berkata, “Demikianlah saya melihat Rasulullah SAW berwudu”. Dan (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Kamu sekalian adalah orang-orang yang bersinar putih cemerlang dahi, tangan dan kakinya pada hari kiamat karena menyempurnakan wudu. Maka barangsiapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia lebihkan sinar putih pada dahi, tangan dan kakinya itu (dengan melebihkan membasuh muka, tangan dan kaki).”
6. Bacaan Sesudah Wudu
Setelah melakukan rangkaian wudu, kita diminta membaca syahadat setelahnya. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.
Hadis Ke-27
صحيح مسلم ٣٤٥: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ ح وَحَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: كَانَتْ عَلَيْنَا رِعَايَةُ الْإِبِلِ فَجَاءَتْ نَوْبَتِي فَرَوَّحْتُهَا بِعَشِيٍّ فَأَدْرَكْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُحَدِّثُ النَّاسَ فَأَدْرَكْتُ مِنْ قَوْلِهِ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ قَالَ فَقُلْتُ مَا أَجْوَدَ هَذِهِ فَإِذَا قَائِلٌ بَيْنَ يَدَيَّ يَقُولُ الَّتِي قَبْلَهَا أَجْوَدُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا عُمَرُ قَالَ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُكَ جِئْتَ آنِفًا. قَالَ: مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ. و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ وَأَبِي عُثْمَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرِ بْنِ مَالِكٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
Artinya: Shahih Muslim nomor 345: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim bin Maimun, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, telah menceritakan kepada kami Muawiyah bin Shalih dari Rabi'ah yaitu Ibnu Yazid, dari Abu Idris Al-Khaulani dari Uqbah bin Amir. Dalam riwayat lain disebutkan, dan telah menceritakan kepadaku Abu Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir dia berkata: "Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah SAW berdiri berbicara kepada manusia. Dan dari sebagian sabdanya yang aku dengar adalah: 'Tidaklah seorang muslim berwudu lalu menyempurnakan wudunya, kemudian mendirikan salat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali surga wajib diberikan kepadanya." Uqbah berkata: 'Maka aku berkata: 'Alangkah baiknya ini, 'tiba-tiba seorang pembicara di depanku berkata: 'Yang sebelumnya adalah lebih bagus'. Saat aku lihat, ternyata dia adalah Umar.' Uqbah lalu berkata: 'Sesungguhnya aku telah melihatmu datang barusan." Umar lalu menyebutkan (dari sabda Rasulullah), “Tidaklah seseorang di antara kalian yang berwudu dengan menyempurnakan wudunya, lalu membaca, “Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya), melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, ia boleh masuk dari pintu manasaja yang ia kehendaki.” Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al-Hubab, telah menceritakan kepada kami Muawiyah bin Shalih dari Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris Al-Khaulani dan Abu Utsman dari Jubair bin Nufair bin Malik Al-Hadlrami dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda. Lalu dia menyebutkan hadis semisalnya, hanya saja dia menyebutkan, "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Berdasarkan hadis tersebut, ketika selesai wudu hendaknya membaca: Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya). Redaksi bacaan tersebut sebagaimana syahadat. Namun ada riwayat lain yang menunjukkan tambahan lafal. Riwayat yang menerangkan tentang tambahan lafal ada pada hadis berikut.
Hadis Ke-28
سنن الترمذي ٥٠: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ الثَّعْلَبِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ الدِّمَشْقِيِّ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ وَأَبِي عُثْمَانَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ، فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَنَسٍ وَعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عُمَرَ قَدْ خُولِفَ زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ فِي هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ وَرَوَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ وَغَيْرُهُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنْ عُمَرَ وَعَنْ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ عُمَرَ وَهَذَا حَدِيثٌ فِي إِسْنَادِهِ اضْطِرَابٌ وَلَا يَصِحُّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْبَابِ كَبِيرُ شَيْءٍ قَالَ مُحَمَّدٌ وَأَبُو إِدْرِيسَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عُمَرَ شَيْئًا.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 50: Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Muhammad bin Imran Ats Tsa'labi Al Kufi berkata: telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Mu'awiyah bin Shalih dari Rabi'ah bin Yazid Ad Dimasyqi dari Abu Idris Al Khaulani dan Abu Utsman dari Umar bin Khaththab ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berwudu dan menyempurnakan wudunya kemudian membaca: “Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh. Alloohummaj’alnii minnattawwaabiina waj’alnii minnal mutathahhiriin (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri). Niscaya akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia dipersilahkan masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki." Abu Isa berkata: "Dalam bab ini ada juga hadis dari Anas dan Uqbah bin 'Amir." Abu Isa berkata: "Hadis Umar telah diselisihi Zaid bin Hubab dalam hadis ini." Abu Isa berkata: "Abdullah bin Shalih dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris, dari Uqbah bin A'mir, dari Umar. Dan Rabi'ah meriwayatkan dari Abu Utsman, dari Jubair bin Nufair, dari Umar. Dan hadis ini dalam sanadnya mengalami idltirab (pertentangan), dan dalam bab ini tidak ada hadis yang sah dari Nabi SAW." Muhammad berkata: "Abu Idris tidak mendengar sesuatu pun dari Umar."
Keterangan: Dikarenakan hadis riwayat Tirmidzi nomor 50 dinyatakan idltirab dan tidak ada riwayat sah dari Nabi, maka hadis tersebut derajatnya adalah lemah/ daif.
Selain itu juga ada riwayat hadis yang menerangkan doa setelah wudu. Adapun riwayat yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Hadis Ke-29
السنن الكبرى للنسائي ٩٥١٥: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ السَّكَنِ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ أَبُو غَسَّانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ، عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَن ِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ تَوَضَّأَ، فَقَالَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، كُتِبَ فِي رَقٍّ ثُمَّ طُبِعَ بِطَابَعٍ فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ: هَذَا خَطَأٌ، وَالصَّوَابُ مَوْقُوفٌ. خَالَفَهُ مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ فَوَقَفَهُ. أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي هَاشِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا مِجْلَزٍ يُحَدِّثُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَوْلَهُ. قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ: وَكَذَلِكَ رَوَاهُ سُفْيَانُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ الثَّوْرِيُّ .
Artinya: As-Sunan Al-Kubra lil Nasa’i nomor 9515: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Muhammad bin As-Sakan, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Katsir Abu Gassan, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Hasyim, dari Abi Mjlaz, dari Qais bin ‘Ubad, dari Abu Sa’id, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Barangsiapa yang berwudu kemudian mengucapkan doa:’Subhaanaka alloohumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika’ (Maha suci Engkau ya Allah, segala puji untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu) maka akan ditulis di lembaran berwarna putih kemudian di-stempel dan tidak akan hancur sampai hari kiamat.” Abu Abdurrahman berkata: Ini adalah kekeliruan, dan yang benar adalah maukuf. Muhammad bin Jafar menyelisihinya sehingga menjadikannya maukuf. Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Bashar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abu Hasyim, ia berkata: Saya mendengar Abu Mjlaz berkata dari Qais bin Abbad, dari Abu Sa’id seperti apa yang dia katakan. Abu Abdurrahman berkata: Diriwayatkan juga oleh Sufyan bin Sa’id bin Masruq Al-Thawri.
Keterangan: Sebagaimana yang diterangkan pada catatan hadis bahwa hadis tersebut merupakan hadis maukuf. Adapun hadis maukuf adalah hadis bersandar pada sahabat Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau takrir. Hadis maukuf tidak sampai kepada Rasulullah SAW. Oleh sebab itu hadis tersebut idltirab dan tidak ada riwayat sah dari Nabi SAW terkait doa wudu yang dimaksud.
Melalui berbagai riwayat yang sah, maka doa setelah wudu adalah membaca syahadat. Hal ini sebagaimana yang ada pada hadis riwayat Muslim nomor 345. Pada hadis tersebut menyatakan bahwa selesai wudu hendaknya membaca: Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya). Adapun lafal doa sesudah wudu lainnya, penulis tidak mengamalkan. Hendaknya kita mengamalkan suatu ibadah yang sudah jelas merupakan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
C. Tata Cara Wudu Beserta Berbagai Sunahnya
Berbagai dalil dalam Al-Qur’an maupun dari As-Sunah, maka dapat dipetik banyak pelajaran mengenai tata cara wudu dan bagaimana cara menggapai kesempurnaan wudu. Adapun apabila kita simak lebih mendalam, setidaknya ada poin-poin utama yang mesti kita perhatikan ketika hendak berwudu. Adapun tata cara wudu beserta berbagai sunahnya antara lain sebagai berikut.
1. Membaca Basmalah (Bismilaahir rohmaanir rohiim);
2. Membasuh dua tangan sampai pergelangan;
3. Berkumur dan menaikkan air ke hidung, lalu menghembuskannya;
4. Membasuh muka sampai rata;
5. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku;
6. Menyapu/ mengusap kepala sampai rata dan langsung telinga;
7. Membasuh/ mencuci kaki;
8. Membaca syahadat.
Sebagai catatan bahwa semua poin tersebut boleh dikerjakan sekali-sekali, dua kali-dua kali, atau tiga kali-tiga kali. Namun demikian sebagai pengecuali nomor 1, 6, dan 8 hanya sekali saja.
Demikian beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari beberapa dalil mengenai pembahasan taharah. Hal tersebut sebagai upaya menggapai kesempurnaan dalam beribadah mengingat salat didirikan dengan syarat terhindar dari najis dan hadas. Semoga pelajaran mengenai taharah yang sudah diperoleh dapat dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.