· ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ، وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
· فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Syukur alkhamdulillah tidak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah SWT, yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Agama Islam kepada umatnya. Semoga kita semuanya tergolong umat Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran Agama Islam di keseharian kita. Mengerjakan ajaran-ajaran agama merupakan bagian amanat sila pertama Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2.
Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada jamaah salat Jum’at agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa. Iman dengan mengimani rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, utusan-utusan Allah, takdir Allah, dan akhirat. Selain itu juga takwa dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasulullah, serta menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Mentaati perintah Allah diantaranya adalah mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Namun demikian perlu diketahui bahwa pada dasarnya, segala sesuatu yang diciptakan Allah di langit dan di bumi adalah untuk manusia. Segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi meliputi berbagai sumber daya alam. Diantaranya sumber daya alam adalah adalah makanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup manusia. Makanan adalah diantaranya kebutuhan pokok manusia. Meskipun segala sesuatu di langit dan di bumi ini diciptakan untuk manusia, tetapi terdapat berbagai batasan dari Allah dan Rasulullah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Terlebih-lebih sumber daya alam yang berupa makanan. Suatu hadis meriwayatkan sebagai berikut:
مَا أَحَلَّ اللهُ فِى كِتَابِهِ فَهُوَ حَلاَلٌ، وَ مَا حَرَّمَ فَهُوَ حَرَامٌ، وَ مَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ عَفْوٌ فَاقْبَلُوْا مِنَ اللهِ عَافِيَتَهُ فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَكُنْ لِيَنْسَى شَيْئًا. وَ تَلاَ: وَ مَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا. الحاكم و البزار
Artinya: Apasaja yang Allah halalkan dalam kitab-Nya, maka hal itu adalah halal. Dan apasaja yang Ia haramkan, maka hal itu adalah haram. Sedang apasaja yang Ia diamkan, maka hal itu dibolehkan (ma’fu), oleh karena itu terimalah kema’afan dari Allah itu. Sebab sesungguhnya Allah tidak lupa sedikitpun. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya) Wa maa kaana robbuka nasiyyaa (Dan Tuhan mu tidak lupa) – QS. Maryam: 64. (HR. Hakim no. 3419 dan Bazzaar no. 4087).
Berbagai sumber daya alam yang Allah jadikan halal atau haram sudah termuat dalam kitab-Nya. Oleh karena itu, wujud takwa kita kepada Allah adalah dengan mentaati perintah Allah sebagaimana termuat dalam Al-Qur’an dan ketentuan Rasul dalam sunah. Tentu wujud takwa salah satunya adalah mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Adapun halal dan baik disini maksudnya memenuhi kriteria halal dzati dan halal hukmi. Halal dzati adalah halal secara zat, sedangkan halal hukmi adalah halal secara hukum.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Contoh yang memenuhi kriteria halal dzati adalah daging ayam. Supaya juga memenuhi kriteria halal hukmi adalah disembeli oleh orang Islam dengan menyebut nama Allah. Daging ayam tersebut menjadi tidak memenuhi kriteria halal hukmi apabila disembelih oleh orang yang tidak memenuhi kewajiban salat lima waktu meskipun menyebut nama Allah. Hendaknya makanan yang kita konsumsi memenuhi kriteria halal dzati dan halal hukmi. Kriteria halal dzati bisa kita amati melalui zahir macam makanan yang halal. Sementara itu, supaya memenuhi kriteria halal hukmi tentunya hewan sembelihan yang kita konsumsi itu disembelih oleh orang Islam yang tertib memenuhi kewajiban salat lima waktu, dan dengan menyebut nama Allah. Hal tersebut dikarenakan pembeda orang Islam dan orang non Islam adalah salat. Suatu hadis meriwayatkan,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ. أبي داوود
Artinya: Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “(Yang membedakan) antara seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan salat.” (HR. Abu Dawud, no. 4058).
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Kadang hal ini yang luput dari perhatian kita. Salat menjadi salah satu diantaranya kunci yang menentukan halal atau haramnya binatang yang disembelih. Segala sesuatu yang kita makan tentu berdampak pada diri kita, salah satunya adalah terkabul atau tidaknya do’a. Hal tersebut dikarenakan makanan haram, minuman haram, pakaian haram, dikenyangkan dengan barang yang haram, adalah diantaranya sebab tidak dikabulkannya doa. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ }. وَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ }. ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟ مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Hai para manusia, sesungguhnya Allah itu Baik (Suci). Tidak mau menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana apa yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman, “Hai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik (yang halal) dan beramal salihlah kalian. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang kalian kerjakan.” (Al-Mukminun: 51). Dan Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik apa yang Kami rizkikan kepada kalian” (Al-Baqarah: 172). Kemudian (Rasulullah SAW) menyebutkan tentang seorang laki-laki yang sering bepergian jauh, rambutnya acak-acakan lagi berdebu. Dia berdoa dengan mengangkat kedua tangannya ke langit, “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku.” Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dia dikenyangkan dengan barang yang haram. Maka bagaimana mungkin dia dikabulkan doanya?” (HR. Muslim, no. 1686).
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Kita berharap bahwa apa yang kita makan, apa yang kita minum, adalah makanan atau minuman yang halal dzati maupun halal hukmi. Selain itu hendaklah apa-apa yang kita konsumsi adalah berbagai makanan dan minuman yang baik. Kita perlu berhati-hati dalam memasukkan segala sesuatu ke mulut kita. Berhati-hati pula dengan apa yang kita gunakan. Hal itu karena apabila ternyata apa yang kita makan, apa yang kita gunakan, itu berasal dari sesuatu yang haram, maka tentu akan menghalangi terkabulnya doa. Na’udzubillah min dzalik.
Apabila sudah terhalang doa kita, apa yang bisa kita harapkan lagi? Sebab segala sesuatu itu Allah yang memberi. Makan dan menggunakan dari yang halal dan baik adalah wujud takwa kita kepada Allah SWT. Marilah kita semuanya megkonsumsi atau menggunakan apa-apa yang halal dan baik. Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan umumnya bermanfaat bagi jamaah semuanya. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
***
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ، يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:
· اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
· اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
· رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
· رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
· رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
· سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
· وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd.
Jum’at, 25 November 2022
No comments:
Post a Comment