Thursday, February 17, 2022

Sujud Kedua dalam Salat


Ketika sujud salam salat selesai dilanjutkan dengan duduk diantara dua sujud. Setelah itu barulah memasuki pada gerakan berikutnya, yaitu sujud yang kedua. Cara pelaksanaan sujud yang kedua sebagaimana sujud yang pertama, yaitu dengan mengucap takbir tanpa mengangkat tangan dan kemudian sujud. Bacaan sujud yang kedua sama dengan bacaan sujud yang pertama ketika salat. Adapun ketika sujud yang kedua itu wajib thuma’ninah. Hal tersebut berlaku juga pada setiap sujud, rukuk, dan bangkit dari keduanya. Wajibnya thuma’ninah disebutkan sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ السَّلَامَ فَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ثَلَاثًا فَقَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا. البخارى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Sa'id, dari 'Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Maqburi, dari Bapaknya (Kaisan), dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW masuk ke dalam Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid dan salat, kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi SAW. Lalu Nabi SAW menjawab salamnya kemudian bersabda: "Kembali dan ulangilah salatmu, karena kamu belum salat!" Orang itu kemudian mengulangi salat dan kembali datang menghadap kepada Nabi SAW sambil memberi salam. Namun beliau kembali bersabda: "Kembali dan ulangilah salatmu karena kamu belum salat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya, sehingga ia berkata, "Demi Dzat yang mengutus Tuan dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku." Beliau pun bersabda: "Jika kamu mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk dengan tenang (thuma’ninah), lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk (antara dua sujud). Setelah itu sujudlah (yang kedua) sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh salat-(rakaat)-mu." (HR. Bukhari, no. 751).

 

Hadis riwayat Bukhari tadi menerangkan bahwa pada setiap sujud, rukuk, dan bangkit dari keduanya itu wajib thuma’ninah. Seseorang yang tidak melaksanakan sujud, rukuk, dan bangkit dari keduanya secara thuma'ninah itu dicap sebagai sejahat-jahat manusia, yakni mencuri dari salatnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin ketika kita salat itu menghindari mencuri dari salat kita. Hal tersebut diterangkan bahwa perbuatan tersebut adalah sejahat-jahat manusia. Pengertian mencuri dari salatnya sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ النَّوْشَجَانِ وَهُوَ أَبُو جَعْفَرٍ السُّوَيْدِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟ قَالَ لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا أَوْ قَالَ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ. حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ. احمد

Artinya:  Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin An Nausyajan, Abu Ja'far 'As Suwaidi, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim, dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abdullah bin Abi Qatadah, dari Ayahnya berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sejahat-jahat manusia yang mencuri adalah orang yang mencuri salatnya," Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana seseorang mencuri salatnya? Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu seorang yang tidak sempurna rukuk dan sujudnya," atau beliau SAW bersabda: "Yaitu orang yang tidak lurus tulang belakangnya dalam rukuk, dan sujud". Telah bercerita kepadaku Al Hakam bin Musa, telah bercerita kepadaku Al Walid bin Muslim, dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abdullah bin Abi Qatadah, dari Ayahnya, dari Nabi SAW hadis serupa. (HR. Ahmad, no. 21591).

 

Melalui hadis riwayat Ahmad dapat diperoleh informasi bahwa sejahat-jahat manusia dalam mencuri itu ialah orang yang mencuri dari salatnya. Adapun untuk bacaan sujud kedua sebagaimana sujud pertama. Hal tersebut dapat disimak dengan cara klik di sini. Demikianlah diantaranya dalil tentang sujud yang kedua dalam salat. Semoga menambah wawasan, keimanan, dan kekhusyukan kita dalam beribadah salat. Aamiin.

 

Wallahu a’lam bishshwab.


Friday, February 11, 2022

Duduk Diantara Dua Sujud


 

Kewajiban seorang muslim salah satunya dalah salat lima waktu. Ketika salat, setelah melaksanakan sujud dengan tumakninah adalah duduk di antara dua sujud. Adapun duduk antara dua sujud yaitu mengangkat kepala dari sujud sambil mengucap "Alloohu Akbar" hingga duduk di  atas tapak kaki yang kiri, tapak kaki yang kanan ditegakkan pada ujung jari-jarinya, serta meletakkan dua tapak tangan di atas kedua paha dengan meratakan ujung jari dengan lutut. Duduk seperti itu dinamakan duduk iftirasy. Adapun dalil pelaksanaan duduk diantara dua sujud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ سَمِعْتُهُ وَهُوَ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ يَقُولُ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا مَا كُنْتَ أَقْدَمَنَا لَهُ صُحْبَةً وَلَا أَكْثَرَنَا لَهُ إِتْيَانًا قَالَ بَلَى قَالُوا فَاعْرِضْ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَرَكَعَ ثُمَّ اعْتَدَلَ فَلَمْ يُصَوِّبْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ وَفَتَخَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ ثُمَّ نَهَضَ ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى كَانَتْ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا صَلَاتُهُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ يَعْنِي قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ الْحُلْوَانِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ قَال سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ بِمَعْنَاهُ وَزَادَ فِيهِ أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى زَادَ أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ هَذَا الْحَرْفَ قَالُوا صَدَقْتَ هَكَذَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Muhammad bin Al Mutsanna mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`, dari Abu Humaid As Sa'idi ia berkata; "Aku mendengarnya (waktu itu ia berada di antara sepuluh sahabat Nabi SAW, di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i), ia berkata; "Aku adalah orang yang paling tahu dengan salat Nabi SAW di antara kalian." Mereka berkata; "Engkau bukan orang yang lebih dulu menjadi sahabat beliau dan tidak lebih banyak mendatanginya ketimbang kami!" Ia berkata; "Benar," Mereka berkata; "Maka ceritakanlah!" ia berkata; "Rasulullah SAW jika berdiri salat selalu tegak dan berimbang lalu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya. Jika beliau ingin rukuk, maka beliau kembali mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan mengucapkan ALLAHU AKBAR. Lalu rukuk dan berimbang, tidak mengangkat atau menundukkan kepalanya, lalu meletakkan kedua tangannya pada lutut. Setelah itu beliau mengucapkan SAMI'A ALLAHU LIMAN HAMIDAH seraya mengangkat kedua tangannya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau sujud dengan diiringi ucapan ALLAHU AKBAR, beliau merenggangkan kedua tangannya menjauh dari ketiak dan melenturkan jari-jari kakinya. Beliau lalu melipat kaki kirinya dan duduk di atasnya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau kembali sujud seraya mengucapkan ALLAHU AKBAR, lalu melipat kaki kirinya dan duduk dengan seimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau bangkit dan melakukan seperti itu pada rakaat yang kedua. Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu sebagimana ketika membuka shalat (takbiratul ihram). Beliau lalu melakukan seperti itu hingga rakaat yang terakhir, beliau melipat kaki kirinya dan duduk tawaruk (duduk dengan menempelkan pantat pada lantai) kemudian mengucapkan salam." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya hasan shahih. Ia berkata; "Maksud dari ucapannya, "Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya, " yakni bangun dari dua rakaat shalat." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Al Hasan bin Ali Al Khallal Al Hulwani dan selainnya, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim An Nabil berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` berkata; aku mendengar Abu Humaid As Sa'idi yang berada di antara sepuluh sahabat Nabi SAW yang di antaranya adalah Abu Qatadah bin Rib'i, lalu ia menyebutkan sebagaimana hadis Yahya bin Sa'id secara makna. Dan dalam hadis tersebut ia menahbahkan; (dari Abu 'Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja'far dengan huruf ini). Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." Abu Isa berkata; "Abu 'Ashim Adl Dlahhak bin Makhlad menambahkan dalam hadis ini; dari Abdul Hamid bin Ja'far, dengan huruf ini. Mereka berkata; "Engkau benar, demikianlah Nabi SAW salat." (HR. Tirmidzi, no. 280).

 

Melalui hadis riwayat Tirmidzi dapat diperoleh informasi bahwa Rasulullah SAW apabila berdiri salat, kemudian beliau turun bersujud. Setelah sujud kemudian membaca Allahu Akbar. Kemudian merenggangkan kedua lengannya dari ketiaknya dan menancapkan jari-jari kakinya. Beliau melipat kaki kirinya dan duduk diatasnya sehingga semua tulang kembali pada tempatnya. Kemudian beliau turun bersujud untuk yang kedua kemudian membaca Allahu Akbar. Kemudian melipat kaki kirinya dan duduk tegak diatasnya sehingga semua tulang kembali pada tempatnya. Kemudian beliau bangkit dan melakukan untuk rekaat kedua seperti itu pula. Selain hadis tersebut hadis lain meriwayatkan sebagai berikut.

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى قَرِيبًا مِنْهُ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعِدْ صَلَاتَكَ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ قَالَ فَرَجَعَ فَصَلَّى كَنَحْوٍ مِمَّا صَلَّى ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ أَعِدْ صَلَاتَكَ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي كَيْفَ أَصْنَعُ قَالَ إِذَا اسْتَقْبَلْتَ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا شِئْتَ فَإِذَا رَكَعْتَ فَاجْعَلْ رَاحَتَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ وَامْدُدْ ظَهْرَكَ وَمَكِّنْ لِرُكُوعِكَ فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ الْعِظَامُ إِلَى مَفَاصِلِهَا وَإِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ فَاجْلِسْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى ثُمَّ اصْنَعْ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ وَسَجْدَةٍ. احمد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Amru, dari Ali bin Yahya bin Khallad Az Zuraqi, dari Rifa'ah bin Rafi' Az Zuraqi ia adalah salah seorang dari sahabat Nabi SAW, ia berkata; Seorang laki-laki datang, sementara Rasulullah SAW sedang duduk di dalam Masjid. Kemudian laki-laki itu salat di dekat beliau, dan setelah salat ia pun menemui Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda: "Ulangilah salatmu, karena kamu belum salat." Laki-laki itu pun mengulangi salatnya seperti yang dikerjakannya pertama kali. Setelah selesai, ia pun kembali menemui Rasulullah SAW, dan beliau bersabda lagi: "Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya kamu belum salat." Maka laki-laki itu pun berkata, "Wahai Rasulullah, ajarilah aku, bagaimana seharusnya saya lakukan!" beliau bersabda: "Jika telah menghadap kiblat, maka bertakbir dan bacalah Ummul Qur`an (surat Al Fatihah), kemudian bacalah sesukamu dari Al Qur`an. Dan jika kamu rukuk, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu. Luruskanlah punggungmu dan bersikap tenanglah dalam posisi rukuk. Dan ketika kamu mengangkat kepala dari posisi rukuk, maka luruskanlah tulang sulbimu, sehingga tulang-tulang dan persendian kembali ke posisinya semula. Kemudian saat kamu sujud, maka bersikap tenanglah dalam sujudmu, dan jika kamu mengangkat kepala dari posisi sujud, maka duduklah di atas paha kirimu. Dan lakukanlah itu semua dalam setiap rakaat dan sujud." (HR. Ahmad, no. 18225).

 

Melalui hadis riwayat Ahmad dapat diperoleh informasi bahwa kaifiyat duduk diantara dua sujud dengan menduduki diatas kaki kiri. Selain itu di dalam hadis yang lain diterangkan sebagai berikut.

 

Hadis Ketiga

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ يَعْنِي الْأَحْمَرَ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَفْتِحُ الصَّلَاةَ بِالتَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةَ بِ { الْحَمْد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } وَكَانَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السَّجْدَةِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عُقْبَةِ الشَّيْطَانِ وَيَنْهَى أَنْ يَفْتَرِشَ الرَّجُلُ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ وَكَانَ يَخْتِمُ الصَّلَاةَ بِالتَّسْلِيمِ وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ نُمَيْرٍ عَنْ أَبِي خَالِدٍ وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عَقِبِ الشَّيْطَانِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, yaitu Al-Ahmar dari Husain al-Mu'allim dia berkata, -Lewat jalur periwayatan lain- dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan lafal tersebut miliknya, dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami Husain al-Mu'allim dari Budail bin Maisarah dari Abu al-Jauza' dari Aisyah RA dia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW membuka salat dengan takbir dan membaca, 'Alhamdulillahirabbil’alamin'. Dan beliau apabila rukuk niscaya tidak mengangkat kepalanya dan tidak menundukkannya, akan tetapi melakukan antara kedua hal tersebut. Dan beliau apabila mengangkat kepalanya dari rukuk, niscaya tidak bersujud hingga beliau lurus berdiri, dan beliau apabila mengangkat kepalanya dari sujud niscaya tidak akan sujud kembali hingga lurus duduk, dan beliau membaca tahiyyat pada setiap dua rakaat. Beliau menghamparkan kaki kirinya (untuk duduk) dan menegakkan tapak kaki kanannya. Dan beliau melarang duduknya setan, dan beliau melarang seorang laki-laki menghamparkan kedua siku kakinya sebagaimana binatang buas menghampar. Dan beliau menutup salat dengan salam." Dan dalam riwayat Ibnu Numair dari Abu Khalid, "Dan beliau melarang duduk seperti duduknya setan." (HR. Muslim, no. 768).

 

Melalui hadis riwayat Muslim dapat diperoleh informasi tambahan terkait kaifiyat duduk diantara dua sujud adalah dengan menghamparkan kaki kirinya untuk duduk dan menegakkan tapak kaki kanannya. Selain hadis tersebut, hadis lainnya meriwayatkan sebagaimana berikut.

 

Hadis Keempat

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ بُدَيْلٍ عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا وَإِذَا سَجَدَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا وَكَانَ يَفْتَرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, dari Husain Al Mu'allim, dari Budail, dari Abu Al Jauza`, dari Aisyah ia berkata; "Rasulullah SAW jika hendak mengangkat kepala dari rukuk, beliau tidak melakukannya hingga tegak dan seimbang. Dan jika beliau sujud lalu mengangkat kepalanya, beliau tidak (akan) sujud hingga duduk dan seimbang, dan beliau duduk pada kaki kirinya." (HR. Ibnu Majah, no. 883).

 

Melalui hadis riwayat Ibnu Majah diperoleh informasi bahwa Rasulullah SAW ketika mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau tidak sujud sehingga berdiri dengan sempurna. Apabila beliau telah sujud lalu mengangkat kepalanya, beliau tidak sujud lagi sehingga duduk dengan sempurna. Ketika demikian, beliau duduk pada kaki kirinya. Adapun ketika duduk antara dua sujud membaca salah satu do'a. Berbagai do’a yang dituntunkan lengkap dengan sanadnya adalah sebagai berikut.

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ حُذَيْفَةَ ح و حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ لِي. ابن ماجه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats berkata, telah menceritakan kepada kami Al 'Ala Ibnul Musayyab, dari Amru bin Murrah, dari Thalhah bin Yazid, dari Hudzaifah. (Dalam jalur yang lain disebutkan; Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyat, dari Al A'masy, dari Sa'd bin Ubaidah, dari Al Mustaurid Ibnul Ahnaf, dari Shillah bin Zufar, dari Hudzaifah berkata; "Ketika duduk antara dua sujud Nabi SAW mengucapkan: "RABBIGHFIRLI RABBIGHFIRLI (Ya Allah ampunilah aku, Ya Allah ampunilah aku)." (HR. Ibnu Majah, no. 887).

 

Hadis Keenam

حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ كَامِلٍ أَبِي الْعَلَاءِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ زَيْدِ بْنِ حُبَابٍ عَنْ كَامِلٍ أَبِي الْعَلَاءِ نَحْوَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَهَكَذَا رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ وَبِهِ يَقُولُ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ يَرَوْنَ هَذَا جَائِزًا فِي الْمَكْتُوبَةِ وَالتَّطَوُّعِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ كَامِلٍ أَبِي الْعَلَاءِ مُرْسَلًا. الترمذى

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabib berkata; telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab, dari Kamil Abu Al 'Ala`, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas berkata; "Ketika duduk di antara dua sujud, Nabi SAW membaca do`a: "ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII (ya Allah ampunila aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku hidayah dan berilah aku rizqi)." Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal Al Hulwani berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, dari Zaid bin Hubab, dari Kamil Abu Al 'Ala` sebagaimana dalam hadis." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya gharib, dan seperti inilah diriwayatkan dari Ali. Pendapat ini diambil oleh Imam Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpandangan bahwa hal itu dibolehkan baik dalam salat wajib maupun salat sunnah. Dan sebagian yang lain meriwayatkan hadis ini dari Kamil Abu Al 'Ala` secara Mursal." (HR. Tirmidzi, no. 267).

 

Hadis Ketujuh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَسْعُودٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ حَدَّثَنَا كَامِلٌ أَبُو الْعَلَاءِ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي. ابو داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mas'ud, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Khubbab, telah menceritakan kepada kami Kamil Abu Al 'Ala`, telah menceritakan kepadaku Habib bin Abu Tsabit, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW mengucapkan diantara dua sujudnya "ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA'AFINI WAHDINI WARZUQNI" (Ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rizki)." (HR. Abu Dawud, no. 724).

 

Hadis tadi menjadi landasan ketika mengamalkan do’a duduk diantara dua sujud. Adapun masih ada bacaan lain yang tidak disebutkan dalam ulasan ini. Beragai bacaan yang ditulis dalam ulasan ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. RABBIGHFIRLI RABBIGHFIRLI (Ya Allah ampunilah aku, Ya Allah ampunilah aku)

2. ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII (ya Allah ampunila aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku hidayah dan berilah aku rizqi)

3. ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA'AFINI WAHDINI WARZUQNI (Ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rizki)

 

Demikianlah diantaranya dalil mengenai duduk diantara dua sujud dalam salat. Semoga menambah kemantapan kita dalam ibadah salat sehingga tercapainya kesempurnaan salat. Aamiin.