Friday, January 3, 2020

Khotbah Jum'at: Akhlak yang Merusak


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكرِيْم:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهَ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Syukur alkhamdulillah pada siang ini kita diberi kesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah salat Jum’at. Kesempatan ini merupakan sebagian dari nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa risalah Islam kepada umatnya.
Selanjutnya dari mimbar ini saya serukan secara khusus kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah salat jumat pada umumnya agar senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa. Sebab dengan berbekal iman dan takwa, kita dapat selamat di hari perhitungan nanti.
Seseorang yang diberitahu atau dibacakan ayat-ayat Alquran akan semakin kuat imannya, akhlaknya, perilakunya. Seiring bertambahnya usia, mestinya memiliki iman, akhlak, perilaku yang semakin baik dikarenakan sudah lama dan berulang kali mendengar ayat-ayat Alquran yang dibacakan. Maka tidak heran bahwa orang yang usianya lebih tua itu dijadikan teladan. Sebaliknya, bila sudah lama dibacakan ayat-ayat Alquran tetapi tidak ada perubahan perilaku, berarti tidak bertambah kuat imannya. Semakin kuat iman seseorang insya Allah semakin baik pula akhlaknya.
Terlebih-lebih di saat pergantian tahun seperti ini. Kita berupaya bermuhasabah. Kita tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah keimanan kita yang tercermin pada akhlak kita itu seiring dengan berkurangnya jatah kita hidup di dunia ini akan semakin baik akhlak kita?
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Kita sebagai seorang muslim harus menjaga akhlak kita agar tidak rusak dari dalam maupun luar. Perlu diketahui bahwa akhlak yang terpuji namanya Mahmudah. Sedangkan akhlak yang tercela adalah Mazmumah. Sebagai seorang muslim harusnya dalam setiap perilaku, tindak tanduk, maupun perangai menunjukkan akhlak yang terpuji atau mahmudah. Alquran sebagai mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya itu berisi sifat-sifat dan akhlak yang baik dan terpuji (mahmudah) yang menjadi mustika Rasulullah SAW. Sebaliknya, tidak pantas ada pada diri seorang muslim itu memiliki akhlak yang merusak. Sepertihalnya dijelaskan di dalam Alquran surat Al Qalam ayat 10 sampai dengan 15.
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ * هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ * مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ * عُتُلٍّ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ * أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ * إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ. القلم: 10- 15
(10) Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, (11) suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah, (12) yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, (13) yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya, (14) karena dia kaya dan banyak anak. (15) Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata , (“ini adalah) dongeng –dongeng orang terdahulu. [QS. Al Qalam (68): 10-15]
Melalui Alquran Surat Al Qalam (68) ayat 10 sampai dengan 15, kita bisa memahami bahwa ada beberapa sifat-sifat akhlak yang merusak dan perlu kita waspadai:
1.      Mengumbar Sumpah (حَلَّافٍ)
Hal pertama yang perlu diwaspadai adalah sifat mengumbar sumpah. Jangan sampai kita dengan mudah mengumbar sumpah. Sebab orang yang mengumbar sumpah bertujuan untuk menguatkan apa yang dikatakannya. Orang yang suka mengumbar sumpah itu lupa bahwa apa yang ia sumpahkan kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Baik bila apa yang ia sumpahkan adalah hal baik maka baiklah dia. Bila sebaliknya, betapa mengerikannya azab yang kelak diberikan oleh Allah SWT. Orang yang suka mengobral sumpah merupakan tanda-tanda kebohongan. Misalkan penjual di pasar yang ingin cepat kaya menawarkan suatu barang cacat dan mengatakan “saestu sae”, padahal barang yang ditawarkan adalah barang yang cacat.
2.      Rendah dan Hina (مَهِينٍ)
Rendah dan hina maksudnya adalah rendah dalam pemikiran, rendah dalam pilihan, ucapan, maupun tindakan. Contohnya adalah berpikir hanya tentang dunia dan tidak berpikir tentang akhirat. Adanya hanya bagaimana mencari kepuasan di dunia ini, bagaimana cara memperkaya diri, dan lain sebagainya. Padahal kita tahu bahwa di dalam Surat Asy-Syura ayat 20 dijelaskan bahwa  orang yang mengutamakan keuntungan akhirat itu akan diberi keuntungan di dunia, sedangkan orang yang hanya mementingkan keuntungan dunia, Allah hanya memberinya keuntungan di dunia, tetapi tidak dengan keuntungan akhirat. Orang yang mengutamakan keuntungan dunia itu hanya mulia di dunia. Namun ia hina di akhirat.
3.      Suka Mencela (هَمَّازٍ)
Suka mencela maksudnya adalah pekerjannya selalu mencela dengan ucapan dan sikap. Wong sing senengane nyacat wong liyo itu selalu melihat dari sudut pandang kekurangan dan kelemahan. Mereka mencela di belakang maupun langsung berhadapan dengan yang ia cela. Mereka yang suka mencela lupa akan Firman Allah pada Surat Al Humazah ayat 1, yang intinya celakalah bagi tiap-tiap orang yang mengumpat-umpat dan mencela. Bila seperti itu, masih pantaskah orang yang suka mencela itu dijadikan teladan?
4.      Hasung Fitnah (مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ)
Berjalan menghasung fitnah adalah sifat yang memburuk-burukkan seseorang dengan yang lainnya, antara satu golongan dengan golongan yang lainnya. Fitnah yang tersebar seperti itu mengakibatkan kerusakan dan kehancuran yang besar. Allah SWT saja memberi penjelasan bahwa fitnah itu lebih hebat dan kejam daripada pembunuhan.
5.      Penghalang Kebaikan (مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ)
Perlu kita ketahui bahwa penghalang kebaikan itu ada dua, penghalang secara terbuka dan tidak secara langsung. Orang yang menghalangi suatu kebaikan secara terbuka itu jelas dan kelihatan, sedangkan penghalang secara tidak langsung itu tidak terlalu kelihatan. Orang yang menghalangi kebaikan itu lupa bahwa kebaikan yang ia kerjakan itu sesungguhnya berbuat baik kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, bila berbuat jahat pada hakekatnya itu berbuat jahat kepada dia sendiri. In akhsantum akhsantum lianfusikum.
6.      Melanggar Batas (مُعْتَدٍ)
Melanggar atau melampaui batas adalah akhlak yang tidak mau tunduk pada norma-norma sehingga berbagai tindakan selalu melampaui batas, kadang meningkat pada perbuatan zalim dan sewenang-wenang. Padahal orang  melampaui batas dalam norma agama atau syariat agama itu dinamakan orang fasik. Janganlah sampai kita menjadi orang fasik karena melanggar aturan atau syariat agama.
7.      Berbuat Maksiat (أَثِيمٍ)
Berbuat maksiat atau kejahatan adalah perbuatan yang mendatangkan dosa. Berbuat maksiat atau kejahatan adalah sifat yang berbahaya karena dapat merusak diri sendiri dan orang banyak. Perbuatan maksiat ini akan senantiasa mengkotori hati sehingga seseorang yang hatinya kotor itu sulit menerima kebenaran Allah dan Rasul-Nya.
8.      Kaku dan Kasar (عُتُلٍّ)
Ibnu Jauzi menyampaikan bahwa tabiat kaku dan kasar ini dikarenakan sombong, munafik, tidak mensyukuri nikmat, suka bermewah-mewahan walau dengan hasil yang tidak halal dan bersifat tamak. Janganlah sampai kita semua memiliki tabiat kaku dan kasar. Tabiat kaku dan kasar bukan merupakan ciri seorang muslim.
9.      Terkenal Jahatnya (زَنِيمٍ)
Maksundnya adalah terkenal atau cukup diketahui orang banyak tentang kejahatannya dan kebejatannya. Bayangkan di suatu kampung ada orang yang terkenal sebagai maling dan terkenal bejatnya, maka kondusifitas di dalam suatu kampung itu tidak baik dan cenderung masyarakatnya merasa terancam akan dirinya, hartanya, kehormatannya, dan bahkan jiwanya.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Melalui berbagai poin tadi, kita sebagai seorang muslim harus bersyukur apabila diberi kenikmatan oleh Allah. Wujud syukur kita adalah dengan melakukan akhlak terpuji atau mahmudah dalam keseharian kita. Allah yang menanugerahkan kepada kita dengan harta benda dan anak-anak. Jangan sampai perilaku yang keblinger malah menjerumuskan dalam kekafiran. Sebab orang kafir itu tidak mempercayai bahkan tidak mengimani firman Allah. Adapun orang yang munafik itu sama halnya menolak firman Allah, pada lisan mereka mengatakan beriman, tapi tidak muncul didalam akhlak perilakunya di kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, di momen pergantian tahun ini kita jadikan sarana bermuhasabah. Apakah seiring bertambah usia kita itu semakin beriman dan mendekatkan diri kepada Allah yang terwujud pada akhlak kita ataukah belum?
Demikianlah khotbah jumat yang pertama. Semoga limpahan taufik dan hidayah Allah tetap dicurahkan kepada kita, sehingga mampu meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Semoga yang sedikit ini mampu memotivasi kita semua sebagai umat muslim untuk berupaya menjauhi akhlak yang merusak sepertihalnya disebutkan dalam Surat Al Qalam ayat 10 sampai dengan 15.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّ حِمِيْنَ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا وَ خَيْرًا مَجِيْدًا، هُوَ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِى لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَمَّا بَعْدُ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Pada khotbah kedua ini saya mengajak pada diri pribadi saya dan jama’ah semuanya untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Mari kita niatkan seluruh aspek kehidupan kita sebagai sarana mengharap rida Allah SWT. Sebagai penutup khotbah kedua, marilah kita bermunajat dan berdo’a.
يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ،
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ. وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبـْرَاهِيْمَ، فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا، غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
Penyampai: Revolusi Prajaningrat Saktiyudha, S.Si., M.Pd. 

No comments:

Post a Comment