Ma'asyiral
muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Bahwa negara Republik
Indonesia yang kita cintai ini, yang berjajar pulau-pulau sambung menyambung
dari Sabang sampai Merauke, dari ufuk barat sampai ufuk timur, dari pulau
Miangas sampai pulau Rote. Itulah Indonesia yang terdiri dari 238 juta jiwa
yang 87,18% atau 207 juta jiwa adalah penduduk beragama Islam kaum muslimin dan
muslimat. Dari sekian besar ini khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya
saat ini sedang mengalami masa-masa kesusahan, masa-masa penderitaan, masa-masa
kesedihan disebabkan oleh terjadinya banyak bencana secara bertubi-tubi
menerjang wilayah Indonesia. Misalnya longsor di Ponorogo, Pacitan, Trenggalek.
Banjir di Bandung, Bogor, Jakarta, Lamongan, Bojonegoro, dan NTT. Puting beliung
di Jember, Jakarta, dan Surabaya. Gunung meletus di Sinabung Sumatra Barat.
Berbagai bencana itulah
timbul kesengsaraan, kesedihan, dan kepedihan. Oleh karena itu, kita sesama
umat, sesama muslim, sesama bangsa tak akan mampu untuk berdiam diri tak
peduli. Akan tetapi tergerak bangkit untuk membantu menolongnya.
Ma'asyiral
muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Kita sesama kaum muslim
adalah bersaudara sehingga layaknya saudara, tentu kita semestinya saling
tolong menolong dan saling menguatkan. Hal itu sebagaimana satu bangunan dimana
satu bagian dengan bagian yang lain saling menguatkan. Apabila ada saudara kaum
muslim yang kesusahan, kita wajib menolongnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.
Dari Abu Musa, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti
satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan” [HR.
Muslim juz 4, hal. 1999]
Kita sebagai kaum muslim
yang menguatkan saudara seiman, tentunya bila ada saudara muslim yang
kesusahan, hendaknya kita turut meringankan kesusahannya. Sebab orang mukmin
itu ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang yang sakit maka seluruh tubuh
ikut merasa sakit. Hal itu sesuai sabda Rasulullah SAW:
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَ تَعَا طُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ، اِذَااشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تدَاعَى لَهُ سَا ءِىرُالْجَسَدِبِالسَّهَرِ
وَالْحُمَّى.
Dari Nu’man bin Basyir, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam
berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih ibarat satu tubuh, apabila
ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit, dengan
tidak bisa tidur dan demam”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
Oleh karena itu kita harus
saling tolong-menolong dalam kebaikan. Tolong-menolong dalam kebaikan bisa
melalui ilmu, saran dan nasehat, dengan harta maupun tenaga.
Wujud rasa tolong menolong
dapat berbentuk bermacam-macam antara lain kita bergotong royong membantu
mengirimkan bantuan sembako, obat-obatan dengan mendonasikan sejumlah uang yang bisa disalurkan melalui lembaga sosial
tertentu atau menjadi relawan, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Inilah
bentuk kepedulian kita kepada sesama kaum muslim yang perlu mendapatkan
pertolongan. Karena kita menyakini bahwa penderitaan akan segera berakhir
ketika datang berbagai uluran tangan.
Orang yang menunjukkan
kepada kebaikan, maka ia mendapat kebaikan pula. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ
اَبٍى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ص قَالَ:مَنْدَعَااِلَى هُدًى كَانَ لَهُ
مِنَ الْاَجْرِمِثْلُ اُجُوْرِمَنْ تَبِعَهُ لَايَنْقُصُ ذ ٰ لِكَ مِنْ
اُجُوْرِهِمْ شَيْءًا. وَمَنْ دَعَا اِلَى كَانَ الْاِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ
تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذٰ
لِكَ مِنْ اَثَامِهِمْ شَيْءًا.
Dari Abu Hurairah,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengajak orang kepada
suatu petunjuk (jalan yang baik), maka dia mendapatkan pahala seperti pahalanya
orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan
barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti
dosa-dosa orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun”.
[HR. Muslim juz 4 hal. 2060]
Kaum muslim yang memiliki
kelapangan harta, hendaklah mempergunakan hartanya untuk mendapatkan ridla
Allah. Sebab orang yang memiliki kelapangan harta memiliki kewajiban untuk
menolong orang lemah dan menghindari sifat boros. Hal itu sebagaimana Firman
Allah pada Surat Al Israa’ ayat 26:
وَءَاتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ
وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا.
26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Marilah kita tolong menolong
dalam kebaikan. Meringankan kesusahan saudara seiman sudah menjadi kewajiban
kita sesama umat muslim. Kita yang diberi kelapangan harta, tenaga dan
pikirannya adalah ladang untuk beramal sholeh.