Sumber daya alam memiliki banyak keunggulan yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam mengambil keputusan menangani permasalahan
lingkungan, manusia sebagai pengelola sumber daya alam dipengaruhi variabel
penentu dalam driving forces dan pressure. Dua hal tersebut
termasuk dalam framework DPSIR (driving force, pressure, state,
impact dan response) yang tidak dapat dibolak-balik. Framework
DPSIR ialah sebagai berikut:
Skema framework DPSIR
Driving force merupakan faktor yang mendukung pressure
(tindakan dalam pengelolaan sumber daya). Driving force berhubungan
dengan motif atas sebuah tindakan. Pada framework Readon dan Vosti yang
cocok di masyarakat rural dengan modifikasi indikator untuk masyarakat urban
dan modern, driving force terdapat capacity dan incentive.
Capacity berhubungan dengan konsep “miskin” (Berbbington)
karena eksploitasi sumber daya selalu berhubungan dengan motif ekonomi.
Miskin dalam capacity berarti belum mampu mengakses dari lima tipe aset/
kapital. Lima tipe aset/ kapital yang dimaksud ialah: financial (modal
keuangan), natural (modal alam), physical (modal sarana dan prasarana), human
(modal manusia), dan social capital (modal sosial).
- Natural capital (modal alam) termasuk dalam keunggulan komparatif dan tidak memerlukan investasi. Modal alam terdiri dari tanah, air dan sumber daya hayati yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bertahan hidup. Modal alam ialah semua tentang sumber daya alam yang dianugerahkan oleh Tuhan. Pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap modal alam lebih penting indikator modal alam dari pada modal alam itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan keputusan masyarakat berdasarkan anggapan tentang lingkungannya. Indikator modal alam dapat menjadi pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya alam termasuk tanah dan kesuburannya, sumber daya air, dan kondisi iklim.
- Physical capital (modal fisik) meliputi modal yang tersedia sebagai fasilitas dalam proses pemanfaatan sumber daya. Modal fisik memerlukan investasi. Ketersediaan sarana fisik meningkatkan laju pemanfaatan, sebaliknya apabila sarana fisik itu kurang dapat meningkatkan laju kreatifitas dan inovasi.
- Human capital (modal manusia) ialah kemampuan keseluruhan pada diri seseorang. Hal tersebut berdasarkan banyaknya pengetahuan, kemampuan, kesehatan dan gizi. Indikator modal manusia harus terdiri dari akses rumah tangga terhadap gizi dan kesehatan, pendidikan, informasi dan pengalaman praktis, dan pelatihan. Modal manusia dapat berkorelasi secara positif maupun negartif.
- Financial capital (modal keuangan) merupakan akumulasi klaim atas barang dan jasa yang dibangun melalui sistem keuangan. Modal keuangan mengacu pada stok uang rumah tangga yang memiliki akses. Pendapatan dan tabungan, kredit, dana pensiun, pengiriman uang, pembayaran kesejahteraan, hibah dan subsidi merupakan dukungan finansial yang membangun modal keuangan.
- Social capital (modal sosial) menurut Bourdieu (1986) ialah nilai lebih yang diperoleh dari sebuah hubungan. Sedangkan Coelman (1988), mendefinisikan modal sosial sebagai ikatan sosial dan keanggotaan masyarakat tertentu yang membuat sumber daya, keuntungan dan kesempatan yang tersedia bagi seseorang.
Empat indikator utama didefinisikan dalam definisi
modal sosial. Modal sosial ditampilkan oleh empat aspek yang mengindikasikan:
relasi/ trust; timbal balik dan pertukaran; aturan-aturan (kesepakatan
pengelolaan lingkungan); norma dan sanksi; dan keterhubungan; jaringan dan
kelompok. Dari indikator, tiga tipe modal sosial yang diakui: ikatan modal
sosial (bonding social capital); modal sosial yang menjembatani (bridging
social capital); dan modal sosial yang menghubungkan (linking social
capital). Kepercayaan memperlancar kerja sama. Kepercayaan dapat membuat
kewajiban sosial. Kepercayaan meningkatkan timbal balik dan pertukaran.
Keduanya ditunjukan melalui aktivitas berbagi pada barang dan nilai. Modal
sosial mengacu pada kesediaan untuk hidup dengan norma dari suatu masyarakat
dan untuk menghukum bagi yang tidak melaksanakannya. Modal sosial menunjukkan
aturan umum, norma, dan sanksi.
Incentive berhubungan dengan sistem reward dan punishment
yang mana sebagai hal yang mendorong untuk berani mengambil keputusan dalam
pengelolaan lingkungan. Seseorang sebaiknya melihat incentive untuk
berinvestasi secara berkelanjutan. Insentif dapat menjadi sebuah sinyal bahwa
orang-orang diterima di pasar, publik, kebijakan, institusi pemerintah dan
organisasi sosial. Insentif membentuk perilaku melalui rumah tangga untuk
membangun kepercayaan diri dan keberaniannya.
No comments:
Post a Comment