Monday, October 10, 2022

Azan dan Ikamah


 

Salat berjamaah lebih utama dari pada salat sendirian. Umumnya, salat berjamaah dilaksanakan di masjid atau musala. Sebelum dilaksanakannya salat berjamaah di masjid atau musala, biasanya ada azan dan ikamah (atau biasa kita sebut iqamat, iqamah, iqomah, mupun kamat). Adapun pelaksanaan azan dan ikamah, hanya dilaksanakan pada salat fardu. Hal tersebut sebagaimana Imam An-Nawawi menjelaskan sebagai berikut:

فَصْلٌ الْأَذَانُ وَالْإِقَامَةُ سُنَّةٌ، وَقِيلَ فَرْضُ كِفَايَةٍ، وَإِنَّمَا يُشْرَعَانِ لِمَكْتُوبَةٍ، وَيُقَالُ فِي الْعِيدِ وَنَحْوِهِ: الصَّلَاةَ جَامِعَةً. الإمام العلامة أبو زكريا محيي الدين بن شرف النووي الدمشقي

Artinya, “(Pasal) hukum azan dan ikamah adalah sunah. Tetapi ada ulama yang mengatakan, fardu kifayah. Azan dan ikamah hanya dilakukan untuk salat wajib. Sementara untuk Salat Id dan sejenisnya cukup dengan ‘As-shalaatu jaami‘ah’.” (Imam An-Nawawi, Minhajut Thalibin wa ‘Umdatul Muftin, Darul Minhaj, Beirut Libanon, 1426 H/2005 M, halaman 92).

 

Menurut penjelasan Imam An-Nawawi, azan dan ikamah hanya dilaksanakan ketika salat wajib (salat lima waktu termasuk didalamnya salat Jum’at). Oleh karena itu, mari kita pelajari bersama sekilas tentang azan dan ikamah.

 

A. AZAN

Azan merupakan panggilan bagi kaum muslimin untuk menunaikan salat fardu. Pada umumnya azan dikumandangkan dari masjid atau musala lewat pengeras suara atau langsung tanpa sarana teknologi. Orang yang mengumandangkan azan disebut muazin. Azan harus dilafalkan dalam bahasa Arab.

 

1. Sifat Azan

Berikut ini adalah dalil mengenai sifat azan.

 

Hadis Pertama

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي نَافِعٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ: كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَاةَ لَيْسَ يُنَادَى لَهَا. فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِي ذَلِكَ، فَقَالَ: بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ. فَقَالَ عُمَرُ: أَوَلَا تَبْعَثُونَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاة.ِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا بِلَالُ، قُمْ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, ia berkata: telah mengabarkan kepadaku Nafi' bahwa Ibnu 'Umar berkata: Dahulu kaum muslimin ketika tiba di Madinah (dari Makkah) mereka berkumpul menunggu-nunggu waktu salat, sedangkan tidak ada seruan untuk salat. Lalu pada suatu hari mereka membicarakan tentang hal itu. Sebagian ada yang berkata, "Gunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nasrani." Dan sebagian yang lain berkata, "Gunakanlah terompet seperti terompetnya orang Yahudi." 'Umar berkata, "Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang menyeru untuk salat?" Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Hai Bilal, bangkitlah, serulah untuk salat!" (HR. Bukhari, no. 569).

 

Hadis Kedua

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَوَاتِ وَلَيْسَ يُنَادِي بِهَا أَحَد.ٌ فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِي ذَلِكَ، فَقَالَ: بَعْضُهُمْ: اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى، وَقَالَ: بَعْضُهُمْ قَرْنًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ، فَقَالَ: عُمَرُ أَوَلَا تَبْعَثُونَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاةِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا بِلَالُ، قُمْ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakar. Lewat jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij. Lewat jalur periwayatan lain, telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah dan lafal tersebut miliknya, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad,  ia berkata: Ibnu Juraij berkata: telah mengabarkan kepadaku Nafi' maula Ibnu Umar dari Abdullah bin Umar bahwasanya dia berkata: Dahulu kaum muslimin ketika tiba di Madinah (dari Makah) mereka berkumpul menunggu-nunggu waktu salat, sedangkan tidak ada seseorang yang menyeru untuk salat. Lalu pada suatu hari mereka membicarakan tentang hal itu. Sebagian ada yang berkata, "Gunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nasrani." Dan sebagian yang lain berkata, "Gunakanlah terompet seperti terompetnya orang Yahudi." 'Umar berkata, "Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang menyeru untuk salat?" Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Hai Bilal, bangkitlah, serulah untuk salat!" (HR. Muslim, no. 568).

 

2. Lafal Azan

Sebagaimana disebutkan di awal bahwa azan harus dilafalkan dalam bahasa Arab. Adapun lafal yang dimaksud sebagaimana riwayat dari 'Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih.

 

Hadis Ketiga

قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبِي عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ وَذَكَرَ مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ الزُّهْرِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ: لَمَّا أَجْمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَضْرِبَ بِالنَّاقُوسِ يَجْمَعُ لِلصَّلَاةِ النَّاسَ وَهُوَ لَهُ كَارِهٌ لِمُوَافَقَتِهِ النَّصَارَى طَافَ بِي مِنْ اللَّيْلِ طَائِفٌ وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَخْضَرَانِ وَفِي يَدِهِ نَاقُوسٌ يَحْمِلُهُ. قَالَ، فَقُلْتُ لَهُ: يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ؟ قَالَ: وَمَا تَصْنَعُ بِهِ؟ قُلْتُ: نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ. قَالَ: أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى خَيْرٍ مِنْ ذَلِكَ: قَالَ: فَقُلْتُ: بَلَى. قَالَ تَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. قَالَ: ثُمَّ اسْتَأْخَرْتُ غَيْرَ بَعِيدٍ. قَالَ: ثُمَّ تَقُولُ إِذَا أَقَمْتَ الصَّلَاةَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. قَالَ: فَلَمَّا أَصْبَحْتُ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا رَأَيْتُ. قَالَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ هَذِهِ لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. ثُمَّ أَمَرَ بِالتَّأْذِينِ. فَكَانَ بِلَالٌ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ يُؤَذِّنُ بِذَلِكَ، وَيَدْعُو رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ. قَالَ: فَجَاءَهُ فَدَعَاهُ ذَاتَ غَدَاةٍ إِلَى الْفَجْرِ. فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمٌ. قَالَ: فَصَرَخَ بِلَالٌ بِأَعْلَى صَوْتِهِ: الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ. قَالَ: سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ فَأُدْخِلَتْ هَذِهِ الْكَلِمَةُ فِي التَّأْذِينِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ. أحمد

Artinya: (Ahmad bin Hanbal) berkata: telah menceritakan kepada kami Ya'qub, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) dari Ibnu Ishaq (Muhammad bin Ishaq), ia berkata: Muhammad bin Muslim Az Zuhri menyebutkan dari Sa'id bin Musayyab dari Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW sudah menyetujui dipukulnya lonceng guna memanggil orang-orang untuk salat, padahal sebenarnya beliau tidak menyukainya, karena menyerupai orang-orang Nasrani, maka pada suatu malam ketika aku (Abdullah bin Zaid) tidur, tiba-tiba aku bermimpi, ada seorang laki-laki yang mengenakan dua pakaian hijau, mengelilingiku, sedang di tangannya ada lonceng yang dibawanya." Abdullah bin Zaid berkata: Lalu aku bertanya kepadanya, "Hai hamba Allah, apakah lonceng itu akan kau jual?" Ia menjawab, "Akan kau pergunakan untuk apa?" Abdullah bin Zaid berkata: Saya menjawab, "Akan kupergunakan memanggil orang untuk salat." Orang tersebut lalu berkata, "Maukah engkau, kutunjukkan yang lebih baik daripada itu?" Abdullah bin Zaid berkata: Aku menjawab, "Ya, baiklah." Ia berkata, "Yaitu hendaklah engkau serukan: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh." Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian aku mundur tidak seberapa jauh. Lalu orang itu berkata, "Apabila engkau ikamah, engkau serukan: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alal falaah, Qod qoomatish-sholaah, Qod qoomatish-sholaah, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illallooh." 'Abdullah bin Zaid berkata, “Kemudian setelah waktu pagi, aku datang kepada Rasulullah SAW untuk menceritakan kepada beliau apa yang aku impikan itu." Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar, in syaa Allah." Kemudian Nabi SAW memerintahkan azan. Maka Bilal maula Abu Bakar berazan dengan lafal-lafal tersebut dan menyeru Rasulullah SAW untuk salat. Abdullah bin Zaid berkata, "Lalu pada suatu pagi Bilal datang kepada Nabi SAW, memanggil beliau untuk salat Subuh. Lalu dikatakan kepadanya bahwa Rasulullah SAW masih tidur. Lalu Bilal mengeraskan suaranya dengan suara yang tinggi: Ashsholaatu khoirum minan nauum (Salat itu lebih baik dari pada tidur)." Sa'id bin Musayyab berkata, "Lalu lafal ini dimasukkan ke dalam bagian dari azan untuk salat Subuh." (HR. Ahmad, no. 15881).

 

Hadis Keempat

قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ، قَالَ :حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ لِيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ فِي الْجَمْعِ لِلصَّلَاةِ طَافَ بِي، وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ ، فَقُلْتُ لَهُ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ؟ قَالَ: مَا تَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: فَقُلْتُ: نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ: فَقُلْتُ لَهُ: بَلَى. قَالَ: تَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. ثُمَّ اسْتَأْخَرَ غَيْرَ بَعِيدٍ، ثُمَّ قَالَ: تَقُولُ: إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ ، قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. فَلَمَّا أَصْبَحْتُ، أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا رَأَيْتُ، فَقَالَ: إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ، فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْتَ، فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ، فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ. قَالَ: فَقُمْتُ مَعَ بِلَالٍ، فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ، وَيُؤَذِّنُ بِهِ، قَالَ: فَسَمِعَ بِذَلِكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ، يَقُولُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ الَّذِي أُرِيَ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أحمد

Artinya: (Ahmad bin Hanbal) berkata: telah menceritakan kepada kami Ya'qub, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) dari Muhammad bin Ishaq berkata: telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi berkata: telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Zaid (bin ‘Abdi Rabbih), ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW sudah menyetujui dipukulnya lonceng guna memanggil orang-orang untuk salat, padahal sebenarnya beliau tidak menyukainya, karena menyerupai orang-orang Nasrani, maka pada suatu malam ketika aku ('Abdulah bin Zaid) tidur, tiba-tiba aku bermimpi, ada seorang laki-laki mengelilingiku dengan membawa lonceng di tangannya." 'Abdullah bin Zaid berkata: Lalu aku bertanya kepadanya, "Hai hamba Allah, apakah lonceng itu akan kau jual?" Ia menjawab, "Akan kau pergunakan untuk apa?" 'Abdullah bin Zaid berkata: Saya menjawab, "Akan kupergunakan memanggil orang untuk salat." Orang tersebut lalu berkata, "Maukah engkau, kutunjukkan yang lebih baik daripada itu?" 'Abdullah bin Zaid berkata: Aku menjawab, "Ya, baiklah." Ia berkata, "Yaitu hendaklah engkau serukan: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh." 'Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian ia mundur tidak seberapa jauh. Lalu orang itu berkata, "Apabila ikamah, engkau serukan: Alloohu Akbar Alloohu Akbar, Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alal falaah, Qod qoomatish-sholaah, Qod qoomatish-sholaah, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illallooh." 'Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian setelah waktu pagi, aku datang kepada Rasulullah SAW lalu kuceritakan kepada beliau apa yang aku impikan itu. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar, in syaa Allah. Berdirilah, temuilah Bilal dan sampaikanlah kepadanya apa yang engkau impikan itu agar ia berazan dengan lafal-lafal itu, karena Bilal lebih keras suaranya daripada kamu." ('Abdullah bin Zaid) berkata: Kemudian aku menemui Bilal dan aku sampaikan kepadanya apa yang aku impikan itu. Lalu Bilal pun berazan dengan lafal-lafal itu. Lalu 'Umar bin Khaththab mendengar yang demikian itu, sedang ia berada di rumahnya. Kemudian ia keluar sambil menyeret ridaknya, dan berkata, "Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan benar, ya Rasulullah, sungguh aku juga mimpi persis seperti yang ia impikan itu." Lalu Rasulullah SAW mengucapkan, "Falillaahil hamdu” (Bagi Allah lah segala puji)." (HR. Ahmad, no. 15882).

 

Hadis Kelima

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ الطُّوسِيُّ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ يُعْمَلُ لِيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ لِجَمْعِ الصَّلَاةِ، طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ. فَقُلْتُ: يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ؟ قَالَ: وَمَا تَصْنَعُ بِهِ؟ فَقُلْتُ: نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ. قَالَ: أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ؟ فَقُلْتُ لَهُ بَلَى. قَالَ، فَقَالَ: تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. قَالَ: ثُمَّ اسْتَأْخَرَ عَنِّي غَيْرَ بَعِيدٍ. ثُمَّ قَالَ: وَتَقُولُ إِذَا أَقَمْتَ الصَّلَاةَ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. فَلَمَّا أَصْبَحْتُ، أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا رَأَيْتُ. فَقَالَ: إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْتَ فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ، فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ. فَقُمْتُ مَعَ بِلَالٍ فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ وَيُؤَذِّنُ بِهِ. قَالَ: فَسَمِعَ ذَلِكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ، فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ وَيَقُولُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ مَا رَأَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلِلَّهِ الْحَمْدُ. قَالَ أَبُو دَاوُد هَكَذَا رِوَايَةُ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ و قَالَ فِيهِ ابْنُ إِسْحَقَ عَنْ الزُّهْرِيِّ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ و قَالَ مَعْمَرٌ وَيُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِيهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَمْ يُثَنِّيَا. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Manshur Ath Thusi, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) dari Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Bapakku, Abdullah bin Zaid dia berkata: Ketika Rasulullah SAW sudah menyetujui dipukulnya lonceng guna memanggil orang-orang untuk salat, tiba-tiba aku bermimpi, ada seorang laki-laki mengelilingiku dengan membawa lonceng di tangannya." 'Abdullah bin Zaid berkata: Lalu aku bertanya kepadanya, "Hai hamba Allah, apakah lonceng itu akan kau jual?" Ia menjawab, "Akan kau pergunakan untuk apa?" 'Abdullah bin Zaid berkata: Saya menjawab, "Akan kupergunakan memanggil orang untuk salat." Orang tersebut lalu berkata, "Maukah engkau, kutunjukkan yang lebih baik daripada itu?" 'Abdullah bin Zaid berkata: Aku menjawab, "Ya, baiklah." Ia berkata, "Yaitu hendaklah engkau serukan: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh." 'Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian ia mundur tidak seberapa jauh. Lalu orang itu berkata, "Apabila ikamah, engkau serukan Alloohu Akbar Alloohu Akbar, Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alal falaah, Qod qoomatish-sholaah, Qod qoomatish-sholaah, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illallooh." 'Abdullah bin Zaid berkata: Kemudian ketika waktu pagi, aku datang kepada Rasulullah SAW lalu kuceritakan kepada beliau apa yang aku impikan itu. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar, in syaa Allah. Berdirilah, temuilah Bilal dan sampaikanlah kepadanya apa yang engkau impikan itu, agar ia beradzan dengan lafal-lafal itu, karena Bilal lebih keras suaranya daripada kamu." ('Abdullah bin Zaid) berkata, "Kemudian aku menemui Bilal dan aku sampaikan kepadanya apa yang aku impikan itu. Lalu Bilal pun berazan dengan lafal-lafal itu. Lalu 'Umar bin Khaththab mendengar yang demikian itu, sedang ia berada di rumahnya. Kemudian ia keluar sambil menyeret ridaknya, dan berkata, "Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan benar, ya Rasulullah, sungguh aku juga mimpi persis seperti yang ia impikan itu." Lalu Rasulullah SAW mengucapkan, "Falillaahil hamdu” (Bagi Allah lah segala puji)." Abu Dawud berkata: Demikian riwayat Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyib dari Abdullah bin Zaid, dan disebutkan oleh Ibnu Ishaq dari Az Zuhri: Alloohu Akbar Alloohu Akbar, Alloohu Akbar Alloohu Akbar. Dan Ma'mar dan Yunus dari Az Zuhri menyebutkan: Alloohu akbar Alloohu akbar, tanpa diulangi dua kali. (HR. Abu Dawud, no. 421).

 

Sebagaimana hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud disebutkan lafal azan. Adapun lafal azan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat, Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

 

Sementara ketika salat subuh, azan salat ditambah redaksi setelah mengucap hayya ‘alal falaah dengan redaksi Ashsholaatu khoirum minan nauum. Hal tersebut sebagaimana hadis dari Ibnu Khuzaimah dan dari Nasa’i.

 

Hadis Keenam

نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ ابْنِ عَوْفٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: مِنَ السَّنَةِ إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ فِي أَذَانِ الْفَجْرِ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ. ابن خزيمة

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Utsman Al Ijli, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Ibnu Auf dari Muhammad bin Sirrin dari Anas, ia berkata: Menurut sunah, pada azan Subuh setelah muazin mengucapkan “Hayya ‘alal falaah,” lalu mengucapkan “Ashsholaatu khoirum minan nauum (salat itu lebih baik daripada tidur).” (HR. Ibnu Khuzaimah, no. 386).

 

Hadis Ketujuh

أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي سَلْمَانَ عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ قَالَ: كُنْتُ أُؤَذِّنُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنْتُ أَقُولُ فِي أَذَانِ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ وَلَيْسَ بِأَبِي جَعْفَرٍ الْفَرَّاءِ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nashr, dia berkata: telah memberitakan kepada kami 'Abdullah dari Sufyan dari Abu Ja'far dari Abu Salman dari Abu Mahdzurah, dia berkata: "Aku pernah azan untuk Rasulullah SAW dan aku mengucapkan (kalimat) pada azan fajar pertama: Hayya ‘alal falah (mari menggapai kebahagiaan) Ash shalaatu khairum minannaum (salat lebih baik dari pada tidur), Ash shalaatu khairum minannaum (salat lebih baik dari pada tidur), Alloohu akbar (Allah Maha Besar), Alloohu akbar (Allah Maha Besar), Laa ilaaha illallooh (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah)." Telah mengkabarkan kepada kami Amr bin Ali dia berkata: Telah menceritkan kepada kami Yahya dan Abdurrahman, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan dengan sanad yang serupa. Abu Abdurrahman berkata: "Tapi bukan dari Abu Ja'far Al Farra." (HR. Nasa’i, no. 643).

 

Sebagaimana hadis yang ada, terdapat tambahan redaksi azan ketika memasuki waktu salat subuh. Adapun lafal azan subuh adalah sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Ashsholaatu khoirum minan nauum, Ashsholaatu khoirum minan nauum. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat, Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan. Salat lebih baik dari pada tidur, salat lebih baik dari pada tidur. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

 

Terdapat tambahan redaksi ketika azan di waktu hujan lebat. Adapun tambahan redaksi sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kedelapan

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلَاةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ فَقَالَ: أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ ذَاتُ مَطَرٍ، يَقُولُ: أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, katanya: aku menyetorkan hapalan kepada Malik dari Nafi' bahwasanya Ibnu ‘Umar berazan untuk salat pada suatu malam yang dingin disertai angin kencang, maka dia menyeru “alaa sholluu fir rihaal” (Salatlah kalian di rumah-rumah). Kemudian ia berkata, “Dahulu Rasulullah SAW menyuruh muazin apabila keadaan malam dingin disertai hujan (supaya menyeru) alaa sholluu fir rihaal.” (HR. Muslim, no. 1125).

 

Hadis Kesembilan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلَاةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ وَمَطَرٍ فَقَالَ فِي آخِرِ نِدَائِهِ: أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ أَوْ ذَاتُ مَطَرٍ فِي السَّفَرِ أَنْ يَقُولَ: أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ. و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلَاةِ بِضَجْنَانَ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِهِ وَقَالَ: أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ، وَلَمْ يُعِدْ ثَانِيَةً أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ مِنْ قَوْلِ ابْنِ عُمَرَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Bapakku, telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah, telah menceritakan kepadaku Nafi' dari Ibnu Umar, bahwasanya ia menyeru untuk salat pada malam yang dingin dan disertai angin dan hujan, ia menyeru pada akhir azannya, “alaa sholluu fii rihaalikum, alaa sholluu fir rihaal” (Salatlah kalian di rumah-rumah kalian. Salatlah kalian di rumah-rumah). Kemudian ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW dahulu menyuruh muazin apabila keadaan malam dingin atau hujan ketika dalam perjalanan supaya menyeru, alaa sholluu fii rihaalikum.” Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwasannya ia menyerukan salat di Dlajnan. Kemudian ia menyebutkan hadis semisalnya, lalu ia menyerukan: alaa sholluu fii rihaalikum (Salatlah kalian di rumah-rumah kalian)." Namun dia tidak mengulang untuk kedua kalinya, dan kalimat: alaa sholluu fir rihaal adalah ucapan Ibnu Umar sendiri. (HR. Muslim, no. 1126).

 

Hadis Kesepuluh

و حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ صَاحِبِ الزِّيَادِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ، قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ. قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ، فَقَالَ: أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي الطِّينِ وَالدَّحْضِ. و حَدَّثَنِيهِ أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ خَطَبَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ فِي يَوْمٍ ذِي رَدْغٍ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ وَلَمْ يَذْكُرْ الْجُمُعَةَ وَقَالَ قَدْ فَعَلَهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و قَالَ أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بِنَحْوِهِ و حَدَّثَنِيهِ أَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ هُوَ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَعَاصِمٌ الْأَحْوَلُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِهِ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ شُمَيْلٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ صَاحِبُ الزِّيَادِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ أَذَّنَ مُؤَذِّنُ ابْنِ عَبَّاسٍ يَوْمَ جُمُعَةٍ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ فَذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ وَقَالَ وَكَرِهْتُ أَنْ تَمْشُوا فِي الدَّحْضِ وَالزَّلَلِ و حَدَّثَنَاه عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ شُعْبَةَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ كِلَاهُمَا عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَمَرَ مُؤَذِّنَهُ فِي حَدِيثِ مَعْمَرٍ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ بِنَحْوِ حَدِيثِهِمْ وَذَكَرَ فِي حَدِيثِ مَعْمَرٍ فَعَلَهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنَاه عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَقَ الْحَضْرَمِيُّ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ وُهَيْبٌ لَمْ يَسْمَعْهُ مِنْهُ قَالَ أَمَرَ ابْنُ عَبَّاسٍ مُؤَذِّنَهُ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ بِنَحْوِ حَدِيثِهِمْ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Ali bin Hujr As Sa'di, telah menceritakan kepada kami Ismail dari Abdul Hamid kawan Az Ziyadi, dari Abdulah bin Al Harits dari Abdullah bin Abbas berkata kepada muazinnya pada waktu hujan: Apabila engkau selesai mengucapkan perkataan Asyhadu allaa ilaaha illallooh, asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah jangan melanjutkan mengucapkan Hayya ‘Alash-shalah, tetapi ucapkanlah Sholluu fii buyuutikum (salatlah kamu sekalian di rumahmu masing-masing). Ibnu Abbas mengatakan seolah-olah orang-orang itu memungkiri pada perkara tadi. Selanjutnya Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya orang yang lebih baik daripadaku ialah Nabi Muhammad SAW beliau telah bersabda: bahwasannya Salat Jum’at itu ‘Azmah (hukum asal) dan aku tidak senang menyusahkan kamu sekalian supaya kamu sekalian berjalan di lumpur dan becek. Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil Al Jahdari tentang hadis tersebut, telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Zaid dari Abdul Hamid, katanya: "Aku pernah mendengar Abdullah bin Harits mengtakan: Abdullah bin Abbas pernah berkhotbah di hadapan kami, tepatnya ketika hari turun hujan, lalu dia membawakan hadis yang semakna dengan hadis Ibnu 'Ulayyah, tetapi dirinya tidak menyebutkan Jum’at, katanya: Hal ini juga pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik daripadaku, yakni Nabi SAW. Dan Abu Kamil mengatakan: telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Ashim dari Abdulah bin Harits dengan hadis yang sama. Telah menceritakan kepadaku Abu Rabi' Al 'Ataki yaitu Az Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ayyub dan 'Ashim Al Ahwal dengan sanad ini, tetapi dia tidak menyebutkan "Yakni Nabi SAW." Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syumail, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid kawannya Az Ziyadi, katanya: "Aku mendengar Abdullah bin Al Harits katanya: "Muazin Ibnu Abbas mengumandangkan azan pada hari Jum’at ketika hujan deras," dia kemudian menyebutkan seperti hadisnya Ibnu 'Ulayyah, dia mengatakan: "Dan aku tidak suka jika kalian berjalan di lumpur dan becek." Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Said bin Amir dari Syu'bah. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid, telah mengabarkan kepada kami Abdurrazaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, keduanya dari 'Ashim Al Ahwal dari Abdullah bin Al Harits bahwa Ibnu Abbas pernah menyuruh muazinnya dalam hadis Ma'mar pada hari Jum’at ketika hari hujan semisal hadis mereka, dia juga menyebutkan dalam hadis Ma'mar: "Dan orang yang lebih baik dariku juga pernah melakukan hal ini, yakni Nabi SAW." Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ishaq Al Khadhrami, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abdullah bin Al Harits. Wuhaib mengatakan: "Namun Ayyub tidak mendengarnya dari Abdulah bin Al Harits." Ibnu Al Harits berkata: Ibnu Abbas menyuruh muazinnya pada hari Jum’at ketika hari turun hujan, seperti hadis mereka. (HR. Muslim, no. 1128).

 

Melalui hadis-hadis yang ada, terdapat beberapa redaksi tambahan untuk azan ketika hujan lebat. Adapun cara azan di waktu hujan lebat menurut beberapa redaksi sesuai zahir hadis adalah sebagai berikut.

 

Menggunakan redaksi alaa sholluu fii rihaallikum, sehingga lafal azan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh. Alaa sholluu fii rihaalikum.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat, Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Salatlah kalian di rumah-rumah.

 

Ada pula yang menggunakan redaksi alaa sholluu fii rihaalikum alaa sholluu fii rihaal, sehingga lafal azan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh. Alaa sholluu fii rihaalikum alaa sholluu fii rihaal.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat, Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Salatlah kalian di rumah-rumah kalian. Salatlah kalian di rumah-rumah.

 

Selain itu juga ada yang menggunakan redaksi sholluu fii buyuutikum, sehingga lafal azan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Sholluu fii buyuutikum. Hayya 'alash sholaah, Hayya 'alash-sholaah. Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Salatlah kamu sekalian di rumahmu masing-masing. Marilah kita salat, Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

 

3. Menjawab Azan Ketika Mendengar Azan

Kita yang mendengar azan disunahkan menjawab azan. Tata cara menjawab azan sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Adapun tuntunan menjawab azan sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Kesebelas

حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ جَهْضَمٍ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسَافٍ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ: أَحَدُكُمْ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, telah mengabarkan kepada kami Abu Ja'far Muhammad bin Jahdham Ats-Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja'far dari Umarah bin Ghaziyyah dari Khubaib bin Abdurrahman bin Isaf dari Hafsh bin Ashim bin Umar bin Al-Khaththab dari Bapaknya dari Kakeknya, Umar bin Al-Khaththab ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Apabila muazin berseru Alloohu Akbar Alloohu Akbar lalu salah seorang diantara kalian juga mengucapkan Alloohu Akbar Alloohu Akbar. Kemudian apabila muazin berseru Asyhadu allaa ilaaha illallooh, ia mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Kemudian apabila muazin berseru Asyhadu anna Muhammadar rasuulullooh, ia mengucapkan Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Kemudian apabila muazin berseru Hayya 'alash sholaah, ia mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Kemudian apabila muazin berseru Hayya 'alal falaah, ia mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Kemudian apabila muazin berseru Alloohu Akbar Alloohu Akbar, ia mengucapkan Alloohu Akbar Alloohu Akbar. Kemudian apabila muazin berseru Laa ilaaha illallooh, ia mengucapkan Laa ilaaha illallooh, yang keluar dari hatinya (ikhlas), niscaya ia masuk surga." (HR. Muslim, no. 578).

 

4. Doa Setelah Azan

Setelah azan dikumandangkan, kita dituntunkan untuk membaca doa setelah azan. Adapun doa yang dimaksud sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduabelas

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ayyasy, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad Al Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa setelah mendengar azan lalu membaca Alloohumma robba haadzihid da'watit taammah, washsholaatil qooimah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilah, wab'atshu maqoomam mahmuudanilladzii wa'adtah. (Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan salat yang berdiri, berikanlah kepada Nabi Muhammad SAW derajat yang tinggi dan pangkat yang mulia, dan tempatkanlah dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya), niscaya dia akan mendapat syafa'atku nanti di hari kiamat." (HR. Bukhari, no. 579).

 

5. Azan Sebelum Subuh

Azan ada yang dikumandangkan sebelum masuk waktu subuh. Azan tersebut merupakan panggilan untuk salat malam di masjid. Adapun azan untuk salat malam di masjid ini tidaklah diikuti dengan ikamah. Azan dan ikamah hanya digunakan untuk salat fardu saja. Azan ada yang dikumandangkan sebelum masuk waktu subuh sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ketigabelas

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ مِنْ سَحُورِهِ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ أَوْ يُنَادِي بِلَيْلٍ لِيَرْجِعَ قَائِمَكُمْ وَلِيُنَبِّهَ نَائِمَكُمْ وَلَيْسَ أَنْ يَقُولَ الْفَجْرُ أَوْ الصُّبْحُ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ وَرَفَعَهَا إِلَى فَوْقُ وَطَأْطَأَ إِلَى أَسْفَلُ حَتَّى يَقُولَ هَكَذَا. وَقَالَ زُهَيْرٌ بِسَبَّابَتَيْهِ إِحْدَاهُمَا فَوْقَ الْأُخْرَى ثُمَّ مَدَّهَا عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Zuhair, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sulaiman At Taimi dari Abu 'Utsman An Nahdi dari 'Abdullah bin Mas'ud dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Azannya Bilal janganlah menghalangi seseorang kalian atau seseorang diantara kalian dari makan sahurnya, karena ia azan atau memanggil di malam hari, agar orang yang salat malam (di masjid) kembali, dan untuk membangunkan orang yang masih tidur diantara kalian, bukan menunjukkan sudah Fajar atau Subuh." Beliau berisyarat dengan jari-jari diangkat ke atas dan menurunkannya ke bawah (mengisyaratkan fajar kadzib), sehingga beliau berisyarat demikian. Zuhair (perawi) menjelaskan dengan mengisyaratkan kedua jari telunjuknya, salah satunya diangkat atas yang lainnya (menunjukkan fajar kadzib), kemudian membentangkan kedua jarinya itu ke kanan dan ke kiri (menunjukkan fajar shadiq). (HR. Bukhari, no. 586).

 

Waktu subuh ialah apabila sudah terbit ufuk yang melintang, bukan ufuk yang tegak berdiri. Ufuk yang melintang itulah yang disebut "fajar shadiq" dan disebut juga "fajar kedua" atau "mustathir." Adapun "mustathil" (yang tegak) adalah fajar kadzib, yang bentuknya seperti ekor serigala.

 

 

6. Keutamaan Azan

Berbagai keutamaan azan disebutkan dalam berbagai hadis yang ada. Keutamaan yang dimaksud bersumber dari beberapa hadis berikut.

 

a. Azan sebagai syiar Islam

Azan merupakan panggilan salat yang sekaligus sebagai sarana syiar Islam, Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keempatbelas

حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ قَوْمِي فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رَحِيمًا رَفِيقًا. فَلَمَّا رَأَى شَوْقَنَا إِلَى أَهَالِينَا، قَالَ: ارْجِعُوا فَكُونُوا فِيهِمْ، وَعَلِّمُوهُمْ وَصَلُّوا، فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mu'allaa bin Asad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW dalam rombongan kaumku, lalu aku tinggal di situ dua puluh malam. Dan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat kasih sayang. Setelah beliau melihat bahwa kami sudah rindu kepada keluarga kami, beliau bersabda, “Pulanglah kalian bertemu keluarga, ajarilah mereka (tentang Islam) dan salatlah kalian. Apabila telah datang waktu salat, hendaklah salah seorang diantara kalian menyerukan azan, dan hendaklah mengimami kalian orang yang tertua diantara kalian." (HR. Bukhari, no. 592).

 

Hadis Kelimabelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ. فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ يَوْمًا وَلَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا. فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا، سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا. فَأَخْبَرْنَاهُ. قَالَ: ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ، وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ. وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لَا أَحْفَظُهَا، وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي. فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, ia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahhab, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Malik: Kami datang kepada Nabi SAW dan kami adalah para pemuda yang sebaya. Lalu kami tinggal di sisi beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. Dan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat kasih sayang. Setelah beliau merasa bahwa kami ingin bertemu keluarga kami atau kami telah rindu kepada keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Maka kami menceritakan kepada beliau tentang keluarga kami. Beliau lalu bersabda, “Pulanglah kalian bertemu keluarga, tinggallah bersama mereka, dan ajarilah mereka (tentang Islam) dan suruhlah mereka” (dan beliau menyebutkan beberapa hal ada yang aku hafal dan ada yang tidak aku hafal). Dan beliau bersabda, “Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku mengerjakan salat. Apabila datang waktu salat, hendaklah salah seorang diantara kalian berazan, dan hendaklah mengimami kalian orang yang tertua diantara kalian." (HR. Bukhari, no. 595).

 

b. Muazin memperoleh kesempatan beramal salih dengan mengumandangkan azan

Orang yang mengumandangkan azan atau biasa disebut muazin adalah orang yang berkesempatan beramal salih. Sebab, meskipun hanya dua orang sedang berpergian, orang yang lebit tua menjadi imam salat dan satunya lagi menjadi muazin. Hal tersebut senada dengan hadis berikut.

 

Hadis Keenambelas

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَى رَجُلَانِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدَانِ السَّفَرَ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَنْتُمَا خَرَجْتُمَا فَأَذِّنَا ثُمَّ أَقِيمَا ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Khalid Al Hadzdza' dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits, ia berkata: Ada dua orang laki-laki datang kepada Nabi SAW, dua orang itu ingin bepergian. Maka Rasulullah SAW berpesan, “Apabila kalian berdua bepergian, (apabila tiba waktu salat) berazanlah, kemudian ikamahlah, kemudian hendaklah yang lebih tua yang menjadi imam.” (HR. Bukhari, no. 594).

 

 

 

c. Muazin akan diampuni dosanya dan dimasukkan ke dalam surga

Keutamaan seorang muazin adalah mendapat ampunan dan dimasukkan kedalam surga. Hal tersebut sebagaimana hadi berikut.

 

Hadis Ketujuhbelas

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ أَبَا عُشَّانَةَ الْمَعَافِرِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: يَعْجَبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِي غَنَمٍ فِي رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذِّنُ بِالصَّلَاةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ يَخَافُ مِنِّي، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari 'Amru bin Al harits bahwa Abu 'Usyanah Al Ma'afiri telah menceritakan dari 'Uqbah bin 'Amir, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Tuhan kalian sangat senang kepada seorang penggembala kambing yang berada di puncak gunung, (ketika tiba waktu salat), ia berazan untuk salatnya, kemudian ia salat." Maka Allah 'Azza wa Jalla berfirman (kepada malaikat), "Lihatlah hamba-Ku ini, ia azan dan ikamah untuk salatnya karena takut kepada-Ku. Oleh karena itu Ku-ampuni hamba-Ku ini dan Ku-masukkan dia ke surga." (HR. Abu Dawud, no. 1017).

 

Hadis Kedelapanbelas

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ أَبَا عُشَّانَةَ الْمَعَافِرِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ رَاعِي غَنَمٍ فِي رَأْسِ شَظِيَّةِ الْجَبَلِ يُؤَذِّنُ بِالصَّلَاةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ يَخَافُ مِنِّي، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ. النسائي

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Salamah, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari 'Amr bin Al-Harits bahwasanya Abu 'Usysyanah Al-Ma'afiri menceritakan kepadanya dari 'Uqbah bin 'Amir, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Tuhanmu sangat senang kepada seorang penggembala kambing yang berada di puncak gunung, (ketika tiba waktu salat), ia berazan untuk salatnya, kemudian ia salat." Maka Allah 'Azza wa Jalla berfirman (kepada malaikat), "Lihatlah hamba-Ku ini, ia azan dan ikamah untuk salatnya karena takut kepada-Ku. Oleh karena itu Ku-ampuni hamba-Ku ini dan Ku-masukkan dia ke surga." (HR. Nasa’i, no. 660).

 

d. Azan membuat setan lari menjauh

Taukah Anda bahwa azan yang dikumandangkan ketika masuk waktu salat itu membuat setan lari menjauh? Ya, azan yang dikumandangkan ketika tiba waktu salat fardu membuat setan lari menjauh. Hal tersebut sebagaiman hadis berikut.

 

Hadis Kesembilanbelas

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ. فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ، حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ: اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Apabila dikumandangkan azan, setan lari menjauh hingga terkentut-kentut sampai tidak mendengar suara azan. Kemudian jika azan telah selesai, ia datang lagi. Kemudian jika ikamah diserukan maka ia lari lagi. Apabila ikamah telah selesai, ia datang lagi hingga dekat sekali dengan manusia, setan membisikkan, ‘Ingatlah ini dan ingatlah itu.’ (Yaitu apa yang tadinya tidak diingat oleh orang yang salat), sehingga orang yang salat itu tidak tahu berapa rakaat ia telah salat.” (HR. Bukhari, no. 573).

 

Hadis Keduapuluh

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ يَعْنِي الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ. فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِينُ أَقْبَلَ. حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ، حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ. يَقُولُ لَهُ: اذْكُرْ كَذَا وَاذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ مِنْ قَبْلُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ مَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِي كَيْفَ صَلَّى. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Al-Mughirah yaitu Al-Hizami dari Abu Az-Zinad dari Al-A'raj dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Apabila dikumandangkan azan, setan lari menjauh hingga terkentut-kentut sampai tidak mendengar suara azan. Kemudian jika azan telah selesai, ia datang lagi. Kemudian jika ikamah diserukan maka ia lari lagi. Apabila ikamah telah selesai, ia datang lagi hingga dekat sekali dengan manusia, setan membisikkan, ‘Ingatlah ini dan ingatlah itu.’ (Yaitu apa yang tadinya tidak diingat oleh orang yang salat), sehingga orang yang salat itu tidak tahu berapa rakaat ia telah salat.” Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah dari Nabi SAW dengan yang semisalnya hanya saja dia berkata: "Hingga seorang laki-laki senantiasa tidak tahu bagaimana dia salat." (HR. Muslim, no. 585).

 

e. Muazin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat

Diriwayatkan dalam hadis bahwa muazin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhsatu

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمِّهِ قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ يَدْعُوهُ إِلَى الصَّلَاةِ. فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. و حَدَّثَنِيهِ إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami Abdah (bin Sulaiman) dari Thalhah bin Yahya dari Pamannya (Isa bin Thalhah bin ‘Ubaidillah) dia berkata: Dahulu aku berada di sisi Mu'awiyah bin Abu Sufyan, lalu datang kepada beliau seorang muazin yang mengajak beliau untuk salat. Lalu Mu’awiyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Para muazin itu adalah orang-orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat." (HR. Muslim, no. 580).

 

f. Muazin diampuni dosanya sepanjang suaranya

Keutamaan seorang muazin adalah diampuni dosanya sepanjang suaranya. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhdua

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ النَّمَرِيُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي يَحْيَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَشَاهِدُ الصَّلَاةِ يُكْتَبُ لَهُ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ صَلَاةً وَيُكَفَّرُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُمَا. أبي داوود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Musa bin Abi Utsman dari Abu Yahya dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW beliau bersabda, “Muazin itu diampuni baginya sepanjang suaranya, dan dia disaksikan oleh setiap yang basah dan yang kering, dan orang yang mendatangi salat (berjamaah) dicatat baginya dua puluh lima salat, dan diampuni baginya (dosa) antara dua waktu salat.” (HR. Abu Dawud, no. 432).

 

g. Azan menjadi saksi di hari kiamat

Keutamaan ini berdasarkan hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhtiga

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْمَازِنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ لَهُ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin 'Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah Al Anshari Al Mazini dari Bapaknya bahwasanya ia membertahukan kepadanya, bahwa Abu Sa’id Al-Khudri berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku melihat engkau suka kepada kambing dan padang pasir. Apabila kamu berada di (tempat penggembalaan) kambing atau di padang pasir, lalu kamu berazan, keraskanlah suaramu ketika azan. Karena tidaklah jin, manusia ataupun sesuatu yang mendengar suara muazin, melainkan akan menjadi saksi nanti pada hari kiamat." Abu Sa'id berkata, "Saya mendengar perkataan itu dari Rasulullah SAW." (HR. Bukhari, no. 574).

 

h. Muazin adalah diantaranya orang yang didoakan oleh Rasulullah

Suatu amalan yang terhitung kebaikan adalah menjadi seorang muazin. Hal tersebut karena muazin diantaranya orang yang didoakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhempat

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ اللَّهُمَّ أَرْشِدْ الْأَئِمَّةَ وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ. قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَسَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَوَاهُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَحَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَى أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ حُدِّثْتُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَى نَافِعُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو عِيسَى و سَمِعْت أَبَا زُرْعَةَ يَقُولُ حَدِيثُ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى و سَمِعْت مُحَمَّدًا يَقُولُ حَدِيثُ أَبِي صَالِحٍ عَنْ عَائِشَةَ أَصَحُّ وَذَكَرَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْمَدِينِيِّ أَنَّهُ لَمْ يُثْبِتْ حَدِيثَ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَلَا حَدِيثَ أَبِي صَالِحٍ عَنْ عَائِشَةَ فِي هَذَا. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dan Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Imam itu adalah penanggungjawab dan muazin itu adalah orang yang diserahi amanat. “Alloohumma arsyidil aimmata waghfir lil muadzdziniin” (Ya Allah, pimpinlah para imam itu dan ampunilah para muazin)." Abu Isa berkata: "Dalam bab ini juga ada riwayat dari 'Aisyah, Sahl bin Sa'd dan Uqbah bin 'Amir." Abu Isa berkata: "Hadis Abu Hurairah diriwayatkan oleh Sufyan Ats Tsauri dan Hafsh bin Ghiyats dan beberapa orang dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi SAW." Asbath bin Muhammad juga meriwayatkan dari Al A'masy, ia berkata: "Aku pernah dibacakan sebuah hadis dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. Dan Nafi' bin Sulaiman meriwayatkan hadis ini dari Muhammad bin Abu Shalih dari Bapaknya dari 'Aisyah dari Nabi SAW. Abu Isa berkata: "Aku mendengar Abu Zur'ah berkata: "Hadis Abu Shalih dari Abu Hurairah lebih shahih dari hadis Abu Shalih yang diriwayatkan dari 'Aisyah." Abu Isa berkata: "Aku mendengar Muhammad berkata: "Hadis Abu Shalih dari 'Aisyah derajatnya lebih shahih." Dan ia juga menyebutkan dari Ali bin Al Madini, bahwasanya ia tidak pernah menetapkan (shahih) hadis riwayat Abu Shalih dari Abu Hurairah, dan hadis Abu Shalih dari 'Aisyah tentang permasalahan ini." (HR. Tirmidzi, no. 191).

 

7. Tidak keluar masjid setelah azan

Orang yang sudah tiba di masjid dan azan telah dikumandangkan dituntunkan untuk tidak keluar masjid kecuali uzur. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhlima

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْمُهَاجِرِ عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ قَالَ: كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْمَسْجِدِ يَمْشِي. فَأَتْبَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنْ الْمَسْجِدِ. فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Ibrahim bin Al Muhajir dari Abu Sya'tsa', ia berkata: Dahulu aku duduk di masjid bersama Abu Hurairah, kemudian muazin berazan. Lalu ada seorang laki-laki bangkit lalu berjalan keluar dari masjid, dan Abu Hurairah memperhatikannya sampai laki-laki itu keluar dari masjid. Lalu Abu Hurairah berkata, “Adapun orang laki-laki itu, ia telah durhaka kepada Abul Qasim SAW.” (HR. Muslim, no. 1047).

 

B. IKAMAH

 

Ikamah adalah seruan yang dikumandangkan sebagai pertanda untuk segera berdiri melaksanakan salat berjamaah. Lafal ikamah sebagaimana lafal azan. Namun demikian, lafal azan adalah genap, sementara lafal ikamah adalah ganjil. Pelafalan ikamah ada dua pemahaman/ pendapat, diantaranya adalah sebagai berikut.

 

Pendapat Pertama

Pendapat pertama memahami bahwa takbir di akhir ikamah adalah dua kali. Lafal ikamah memang ganjil, sementara lafal azan adalah genap. Hal tersebut sebagaimana haris riwayat Ahmad nomor 15881 dan nomor 15882, dan Abu Dawud nomor 421 yang disandarkan pada sahabat Abdullah bin Zaid (Hadis Ketiga, Hadis Keempat, Hadis Kelima). Pada lafal ikamah dalam hadis tersebut, takbir di akhir ikamah adalah dua kali. Adapun lafal ikamahnya adalah sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah. Hayya 'alal falaah. Qod qoomatish-sholaah, Qod qoomatish-sholaah. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan. Salat telah didirikan, salat telah didirikan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

 

Pendapat Kedua

Pendapat kedua memahami bahwa takbir di akhir ikamah adalah satu kali. Azan itu lafalnya genap, sementara ikamah lafalnya adalah ganjil. Namun ada pengecualian terhadap lafal ikamah. Oleh sebab itu, lafal takbir di akhir ikamah adalah satu kali. Hal tersebut sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Keduapuluhenam

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ سِمَاكِ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ الْإِقَامَةَ إِلَّا الْإِقَامَةَ. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Simak bin 'Athiyyah dari Ayyub dari Abu Qalabah dari Anas, ia berkata: Bilal diperintahkan untuk menggenapkan azan dan mengganjilkan ikamah, kecuali lafal ikamah. (HR. Bukhari, no. 570).

 

Pendapat kedua ini yang memahami takbir bagian akhir ikamah adalah satu kali sehingga lafalnya sebagai berikut.

 

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ. حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ. اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Transliterasi: Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Hayya 'alash sholaah. Hayya 'alal falaah. Qod qoomatish-sholaah, Qod qoomatish-sholaah. Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallooh.

Artinya: Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah. Marilah kita salat. Marilah meraih kemenangan. Salat telah didirikan, salat telah didirikan. Allah Maha Besar. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

 

Adapun penulis lebih condong pada pendapat pertama dengan lafal takbir di akhir ikamah adalah dua kali. Hal tersebut sebagaimana lafal yang diriwayatkan Ahmad yang disandarkan pada sahabat Abdullah bin Zaid. Pada hadis-hadis tersebut diterangkan secara zahir bagaimana bacaan ikamah yang diantaranya adalah dua kali takbir di bagian akhir ikamah. Selain itu, alasannya adalah pada hadis riwayat Bukhari nomor 507 secara zahir hadis tidak dijelaskan secara terperinci lafal ikamah mana saja yang dimaksud.

 

PENJELASAN SINGKAT

Melalui hadis yang ada, banyak pengetahuan yang kita peroleh mengenai kaifiyat azan dan ikamah, keutamaan menjadi muazin, dan lain sebagainya. Harapannya kita semua yang berkesempatan menjadi muazin dapat mengamalkannya sesuai tuntunan. Selain itu, harapannya melalui pengamalan kita yang berkesempatan menjadi muazin adalah memperoleh berbagai keutamaan yang dijanjikan sebagaimana kabar dari Rasulullah Muhammad SAW. Adapun kaitannya dengan azan dan ikamah melalui pengeras suara di masjid atau musala, terdapat Surat Edaran Menteri Agama No SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Surat edaran tersebut dapat di simak di sini.

 

Demikianlah berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah di rumah ibadah, baik salat ataupun yang lainnya. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan salat berjamaah dengan baik dan benar sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.

 

No comments:

Post a Comment