Ma'asyiral
muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Seiring bertumbuhnya kita sebagai
manusia, kita tidak luput dari lingkaran pergaulan. Semakin besar diri kita,
maka akan semakin besar pula lingkaran pertemanan kita, dan semakin banyak kita
mengetahui berbagai sifat perwatakan dari orang lain. Orang-orang yang kita
temui dalam kehidupan kita beragam, karena berasal dari latar belakang yang
beragam pula. Keragaman tersebut meliputi berbagai hal, misalnya kesuksesan, kekayaan,
pangkat, status sosial, kecerdasan, kebijaksanaan, jenjang pendidikan, dan lain
sebagainya.
Seseorang yang dalam lingkaran pertemanannya
tidak hati-hati, maka akan timbul benih-benih penyakit hati, salah satunya yaitu
dengki yang merusak. Sebagai contoh, bila si-A melihat si-B memperoleh nikmat
(yang berupa kesuksesan, kekayaan, pangkat, status sosial, kecerdasan,
kebijaksanaan, atau jenjang pendidikan) dan si-A tersebut tidak senang melihat si-B
yang memperoleh berbagai nikmat tersebut, pastilah si-A pada hatinya tumbuh
benih-benih dengki. Dengki adalah penyakit hati yang dapat merusak tatanan
pergaulan dan keselamatan hidup. Dengki merupakan perasaan tidak senang ketika
melihat atau mendengar saudaranya mendapat nikmat, dan ia merasa gembira
apabila melihat atau mendengar nikmat yang ada pada saudaranya itu berkurang
atau hilang sama sekali.
Bila dalam sebuah pergaulan sudah
diwarnai rasa dengki, pastilah dalam pergaulan tersebut akan hancur. Sebab bila
si-A sudah terjangkiti rasa dengki, maka tidak menutup kemungkinan si-A akan
berusha menjatuhkan atau menjegal si-B, dan bahkan sampai membahayakan jiwa
si-B.
Allah SWT telah memberi ilustrasi
sifat dengki yang ada pada diri seseorang. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat
Ali Imran ayat 120:
اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَـسُؤْهُمْ وَ اِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ
يَّـفْرَحُوْا بِـهَا، وَ اِنْ تَصْبِرُوْا وَ تَـتَّـقُوْا لاَ يَضُرُّكُمْ
كَـيْدُهُمْ شَيْئًا، اِنَّ اللهَ بِمَا يَـعْمَلُـوْنَ مُحِيْطٌ. ال عمران:120
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika
kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan
bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. [Ali 'Imran : 120]
Upaya yang bisa dilakukan adalah
tetap bersabar dan bertakwa. Sebab dengan bersabar dengan tahan dalam
menghadapi cobaan dan tetap taat kepada Allah, maka kedengkian seseorang tidak
akan merugikan seorang hamba yang bersabar dan bertakwa.
Dalam sebuah hadis menerangkan
larangan dengki:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَا تَحَاسَدُوْا وَلَا
تَنَاجَشُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ
عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. اَلْمُسْلِمُ اَخُو
الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا.
وَيُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ
يَحْقِرَ اَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ
دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, "Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling bersaing
yang tidak sehat, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi,
janganlah seseorang diantara kalian menawar tawaran orang lain, dan jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang
Islam yang lain. Tidak boleh berlaku zalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya
(dengan tidak mau menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Takwa itu di
sini". Beliau sambil mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah
seseorang itu berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam.
Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, harta
bendanya dan kehormatannya.” [HR. Muslim juz 4, hal.
1986]
Hadis tersebut menerangkan adanya
larangan saling mendengki dan dinilai perbuatan yang jahat apabila seseorang
merendahkan saudaranya sesama muslim. Padahal seorang muslim itu haram
darahnya, haram harta bendanya, haram kehormatannya. Begitu bahayanya sifat
dengki hingga dampaknya bisa dikategorikan melanggar aturan-aturan agama.
Adanya sifat dengki menyebabkan rasa iri, jegal-menjegal, dan saling
jatuh-menjatuhkan, dan bahkan saling membunuh. Berbagai contoh tersebut bukan
merupakan sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Perhatikan nasihat
Rasulullah pada hadis berikut:
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَاِنَّ
الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ وَ لَا تَحَسَّسُوْا وَ لَا تَجَسَّسُوْا وَ لَا
تَحَاسَدُوْا وَ لَا تَدَابَرُوْا وَ لَا تَبَاغَضُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ
اِخْوَانًا.
البخارى 7: 88
Dari Abu Hurairah dari
Nabi SAW, beliau bersabda, “Jauhkanlah kalian dari buruk sangka, karena
sesungguhnya buruk sangka itu sedusta-dusta (perkataan hati). Dan janganlah
kalian saling mencari-cari aib, janganlah saling mencari-cari kesalahan,
janganlah saling mendengki, janganlah saling membelakangi, janganlah saling
membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. [HR. Bukhari juz 7, hal. 88]
Ma'asyiral
muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Kedengkian yang berlarut-larut
dan perlahan tanpa disadari, akan mengikis kebaikan pendengki itu sendiri. Para
pendengki itu kelak akan mempertanggung-jawabkan kelakuannya tersebut di
akhirat. Di dalam hadis disebutkan:
عَنْ اَنــَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص
قَالَ: اَلـْحَسَدُ يَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. وَ
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِـيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَـاءُ النَّـارَ. وَ
الصَّلاَةُ نُـوْرُ اْلمُؤْمـِنِ وَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّـارِ. ابن ماجه
و البيهقى
Dari Anas RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
"Dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Sedekah itu bisa menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api, shalat itu
adalah cahayanya orang mukmin dan puasa itu adalah perisai (bisa menjauhkan)
dari neraka". [HR. Ibnu Majah dan Baihaqi]
Efek negatif dengki tak terhenti
pada sanksi di akhirat, tetapi juga akan dirasakan dampaknya di kehidupan dunia
dengan hadirnya perasaan gundah gulana, khawatir, dan sakit hati akan selalu
menghantui hari demi hari bagi si pendengki. Oleh sebab itu, marilah menjauhi
sifat dengki karena apabila sifat dengki terus dipelihara didalam diri kita,
maka kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan sia-sia di hadapan Allah.
Ma'asyiral
muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Sifat dengki merupakan salah satu
diantaranya dari lima pokok kejahatan yang diterangkan di dalam Al Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَـلَـقِ. مِنْ
شَرِّ مَا خَلَـقَ. وَ مِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَ مِنْ شَرِّ النَّـفَّـثـَاتِ
فِى اْلعُـقَـدِ. وَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.الفلق:1-5
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari
kejahatan makhluq-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan
dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan
dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. [Al-Falaq: 1 - 5]
Dari potongan surat Al Falaq: شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ (kejahatan orang yang dengki apabila ia
dengki) tersebut bisa diketahui bahwa dengki
adalah kejahatan dan Al Qur’an menuntun kepada kita agar senantiasa memohon
perlindungan kepada Allah dari bahaya dengki. Allah telah memberi petunjuk
kepada umat-Nya agar terhindar dari bahaya kejahatan dengki, yaitu dengan
berdo’a dan dicontohkan sebagaimana yang tertulis di dalam Al Quran, Surat Al
Hasyr ayat 10:
وَ الَّذِيْنَ
جَآءُوْ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِيْمَانِ وَ لاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ
لّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. الحشر:10
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, Robbanaghfir lanaa wa li
ikhwaaninal-ladziina sabaquunaa bil-iimaan, walaa taj’al fii quluubinaa
ghillal-lilladziina aamanuu robbanaa innaka ro-uufur rohiim “ Ya Tuhan
kami, ampunilah kami dan kepada saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang”. [QS. Al
Hasyr: 10]
Ma'asyiral muslimin wal muslimat
rahimakumullah.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga
bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan bermanfaat bagi jamaah secara umumnya.
Semoga kita bisa memetik pelajaran dan tergolong hamba-Nya yang taat dan
tergolong umat Rasulullah yang patuh dengan tidak keluar batas dengan
menumbuh-suburkan sifat-sifat dengki dalam diri. Melalui sabar dan takwa,
harapannya kita sebagai umat muslim mampu menghindari sifat dengki, yang
merupakan salah satu diantara lima kejahatan yang diterangkan di dalam Al
Quran. Marilah kita berupaya semaksimal mungkin merubah diri seperti apa yang
dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah, minimal dimulai dari diri sendiri,
keluarga, dan masyarakat umum, sehingga Negeri Indonesia menjadi negeri yang
aman, damai, dan sejahtera. Mari kita tutup dengan hamdalah dan doa penutup
majelis.