Ma'asyiral muslimin wal muslimat
rahimakumullah.
Indonesia merupakan negara dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua. Keragaman di
Indonesia semakin menambah kekayaan Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut
diantaranya adalah keragaman agama, ras, golongan, budaya, dan bahasa. Salah
satu manifestasi Bhineka Tunggal Ika pada ragam agama adalah diakuinya 6 agama
di Indonesia dan bahkan aliran kepercayaan.
Agama Islam adalah salah satu agama yang diakui di Indonesia dan
memiliki jumlah pemeluk yang terbanyak. Sebagai contoh di Provinsi Jawa Tengah,
jumlah pemeluk Agama Islam menurut Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencapai
46.896.524 jiwa pada tahun 2010, tetapi data terbaru yang tercatat adalah 34.235.239
jiwa pada tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan penurunan jumlah pemeluk Agama
Islam selama kurun waktu lima tahun meskipun tetap menyandang predikat pemilik
pemeluk terbanyak.
Faktor yang menyebabkan penurunan jumlah
pemeluk Agama Islam selama kurun waktu lima tahun meliputi banyak hal, salah
satunya adalah faktor kematian. Hal tersebut menjadi keprihatinan kita bersama
bahwasanya semakin sedikitnya jumlah generasi pemeluk Agama Islam yang nantinya
menggantikan generasi sebelumnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
sebagai kaum muslim untuk mempersiapkan diri hingga waktunya tiba menerima
tongkat estafet generasi sebelumnya untuk terus menyiarkan dakwah Islam di bumi
Indonesia. Persiapan yang bisa kita lakukan adalah dengan menunut ilmu Agama
Islam.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat
rahimakumullah.
Menuntut ilmu merupakan
kewajiban setiap manusia. Terlebih-lebih kita sebagai umat Islam sudah
semestinya paham mengenai agama yang kita anut. Tanpa ilmu kita tidak bisa
menjalani hidup ini dengan baik. Secara umum, seseorang yang tidak memiliki
ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia yang diberi akal dan pikiran, carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang
lebih baik. Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan didalam Al Qur’an, Surat
Az-Zumar ayat 9 sebagai berikut:
قُلْ هَلْ
يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ، اِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ اُولُوا اْلاَلْبَابِ. الزمر:9
Katakanlah (hai
Muhammad): "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran". [QS. Az-Zumar : 9]
Menuntut ilmu agama merupakan bagian dari
ibadah, dimana setiap muslim diperintahkan untuk mempelajarinya, masing-masing
sesuai kemampuan yang Allah berikan padanya. Ilmu agama merupakan lentera untuk
meneragi sehingga kita mampu membedakan yang haq dan yang batil.
Sebagaimana tertuang dalam Surat Ar-Ra’du ayat 16 sebagai berikut:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اْلاَعْمٰى وَاْلبَصِيْرُ اَمْ
هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّوْرُ. الرعد:16
Katakanlah (wahai Muhammad): "Adakah
sama orang yang buta dan orang yang bisa melihat, atau samakah gelap gulita dan
terang benderang?" [QS. Ar-Ra'du : 16]
Melalui ilmu agama pula kita kita tahu jalan
yang lurus, jalan yang diridhoi Allah , yaitu beragama Islam. Ilmu agama Islam
telah mengajarkan kepada kita bahwasanya Allah-lah Yang Maha Esa dan kebenaran
yang dibawa Rasulullah SAW adalah benar adanya. Seseorang yang menjadikan
Firman Allah dan Sabda Rasul sebagai aturan/ hukum dalam seluruh aspek
kehidupannya adalah ibarat orang yang dapat melihat dan dapat mendengar.
Artinya, seseorang tersebut mendapat petunjuk jalan yang lurus. Sebagaimana
yang termaktub dalam Surat Hud ayat 24 sebagai berikut:
مَثَلُ اْلفَرِيْقَيْنِ كَاْلاَعْمٰى وَاْلاَصَمِّ
وَاْلبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِ، هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا، اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ.
هود:24
Perbandingan kedua golongan (orang-orang
kafir dan orang-orang yang beriman) itu seperti orang buta dan tuli dengan
orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama
keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? [QS. Hud : 24]
Ma'asyiral muslimin wal muslimat
rahimakumullah.
Berbagai pentingnya ilmu agama dalam setiap
aspek kehidupan seorang hamba, maka terdapat beberapa keutamaan mencari ilmu
agama Islam yaitu:
1) Ilmu adalah cahaya
Allah
Ta’ala berfirman:
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ
مُبِينٌ {١٥} يَهْدِي
بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
{١٦}
15. Sungguh,
telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab1 yang
menjelaskan.
16. Dengan
kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang
lurus. [QS.Al-Maidah:15-16]
Note:
1) Cahaya
maksudnya Nabi Muhammad SAW, dan Kitab maksudnya Al Qur’an.
Kedua ayat ini menunjukkan tentang keutamaan
ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang membimbing siapa saja yang mengikuti
keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa jalan yang menyelamatkan
seorang hamba dari kesesatan, dan mengantarkan seorang hamba menuju keselamatan
dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik, kegelapan
sejelek-jelek perkara yang diada-adakan, kemaksiatan dan kejahilan, menuju
kepada cahaya tauhid, ilmu, hidayah, ketaatan dan kebaikan.
Oleh karenanya, bila seseorang lebih condong
mengikuti hawa nafsunya, gemar melakukan kemaksiatan, yang menyebabkan hatinya
menjadi gelap, maka ilmu akan sulit menempati hati yang gelap tersebut, sulit memahami
dan mengaplikasikan petunjuk Al Quran dan As Sunah dalam kehidupannya. Sebab
tidak akan mungkin berkumpul jadi satu antara kegelapan maksiat dengan cahaya
ilmu.
2) Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk
memahami dan mempelajari ilmu agama, itu menandakan bahwa Allah menghendaki
kebaikan bagi hamba tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang
diridhai-Nya.
Kemudahan dalam memahami dan mempelajari ilmu
agama membuat kehidupan seorang hamba menjadi berarti, memiliki masa depannya
cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun akan
diraihnya. Sebagaimana hadis berikut:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَبِى سُفْيَانَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ. مسلم 3: 1524
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka
Allah akan memberinya kefahaman dalam agama". [HR. Muslim
juz 3, hal. 1524]
Bagi seorang muslim yang yakin dengan petunjuk
Rasulullah SAW, tentu saja sangat berkeinginan untuk andil dalam mendapatkan
kebaikan yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi para penuntut ilmu agama tersebut.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Oleh sebab itu marilah kita sebagai hamba
senantiasa berusaha menjadi orang-orang yang dimuliakan Allah SWT, dengan
mempelajari agama Allah dan mengajarkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda didalam hadis berikut:
عَنْ عُثْمَانَ رضي الله
عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْاٰنَ وَعَلَّمَهُ. البخارى 6: 108
Dari 'Utsman (bin 'Affan) RA, dari Nabi SAW,
beliau bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari
Al-Qur'an dan mengajarkannya". [HR. Bukhari juz 6, hal. 108]
3) Gemar menuntut ilmu agama menyelamatkan
dari siksa Allah
Mencari ilmu agama adalah suatu kebutuhan
bagi setiap hamba untuk mengetahui tentang petunjuk yang disampaikan oleh Allah
dalam firman-Nya dan ketetapan-ketetapan Rasulullah. Disebutkan dalam sebuah
hadis berikut:
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ اْلعِلْمِ فَهُوَ فيِ سَبِيْلِ
اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ. الترمذى 4: 137، رقم: 2785، هذا حديث حسن غريب
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang keluar (bepergian) untuk menuntut ilmu,
maka ia termasuk berjuang di jalan Allah, hingga ia kembali". [HR.
Tirmidzi juz 4, hal. 137, no. 2785, ia berkata : Ini hadits hasan gharib]
Melalui hadis tersebut bisa kita bisa
mengerti bahwa apabila seorang hamba tengah berpergian mencari ilmu agama, maka
hamba tersebut termasuk orang-orang yang berjalan di jalan Allah. Ilmu yang
diperoleh seorang hamba tersebut akan menghindarkannya dari siksa Allah. Dalam
hadis disebutkan bahwa:
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اُغْدُ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا
اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًّا لَا تَكُنِ اْلخَامِسَ فَتَهْلِكَ. البيهقى فى شعب
الايمان 2: 265، رقم: 1709
Dari Abu Bakrah dari Nabi SAW, beliau
bersabda, “Jadilah kamu orang yang pandai (mengetahui), atau orang yang
belajar, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang senang (cinta),
janganlah kamu menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka”. [HR.
Baihaqi dalam kitab Syu’abul iimaan, juz 2, hal, 265, no, 1709]
Melalui hadis tersebut terdapat lima macam
orang yang satu diantaranya akan celaka atau mendapat siksa. Empat diantaranya
adalah orang yang pandai/ mengetahui, orang yang sedang belajar, orang yang mendengarkan,
dan orang yang senang bila mendengarkan pelajaran dari Allah SWT dan Rasulullah
SAW. Tetapi ada satu macam orang yang celaka, yaitu orang yang tidak mengetahui,
tidak belajar, tidak mendengarkan ayat-ayat firman Allah dan sabda-sabda
Rasulullah, dan justru malah membenci apabila Al Qur’an dan As Sunnah dikaji.
Itulah sebab orang kelima ini yang mendapat celaka dari Allah SWT.
4) Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga
Menuntut ilmu membuat hamba dipermudah
jalannya menuju surga. Sebab dengan ilmu, seseorang mampu memilih jalan yang
akan menghantarkannya ke surga abadi. Melalui ilmu, seseorang mampu mebedakan
mana yang haq dan mana yang batil, mana ketauhidan dan mana
kesyrikan, mana halal dan mana yang haram, mana yang syariat dan mana perkara
yang diada-adakan. Disebutkan dalam hadis berikut:
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الجَنَّةِ. الترمذى
4: 137، رقم: 2784، وقال: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 137,
no. 2784, ia berkata : Ini hadits hasan]
Oleh karenanya, bila seorang yang keluar
untuk menuntut ilmu, akan menjadi sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga. Alasanya
adalah bila seorang muslim mempelajari agamanya dengan penuh keikhlasan dan
pemahaman yang mendalam, maka seorang hamba itu akan berusaha mengamalkan apa
yang telah diketahuinya dari ilmu tersebut. Sehingga antara ilmu dan beramal
secara ikhlas, seseorang tersebut kemudian menjadi hamba yang diridhai-Nya, dan
tiada balasan dari Allah bagi hamba-Nya itu melainkan surga.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat
rahimakumullah.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga
bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan bermanfaat bagi jamaah secara umum.
Semoga kita bisa memetik pelajaran dan tergolong hamba-Nya yang taat dan
tergolong umat Rasulullah yang patuh dengan tidak keluar batas dengan
mengedepankan hawa nafsu. Melalui kepahaman dalam ilmu agama, harapannya kita
sebagai calon generasi penerus bisa mempersiapkan diri menjadi generasi yang sholih
dan sholihah. Minimal dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat umum,
sehingga agama Islam dan syiarnya tetap berkumandang di Negeri Indonesia.