Showing posts with label puasa. Show all posts
Showing posts with label puasa. Show all posts

Monday, September 18, 2023

Puasa Wasal


 

Umat Islam diberi syariat untuk berpuasa. Ada puasa yang diperintahkan, ada juga puasa yang dianjurkan untuk umat Islam. Kita sebagai umat Islam hendaknya mengetahui kapan kita berpuasa sesuai ajaran Agama Islam dan kapan kita hendaknya tidak berpuasa. Salah satu yang menjadi perhatian kita adalah puasa wasal. Supaya lebih jelas lagi, maka akan diulas mengenai: (a) pengertian puasa wasal; (b) hukum puasa wasal; dan (c) penjelasan singkat.

 

A. Pengertian Puasa Wasal

Kata puasa disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan). Puasa juga berarti salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan arti kata wasal menurut KBBI adalah perangkaian; penghubungan. Oleh sebab itu, pengertian puasa wasal ialah menghubungkan puasa di satu hari dengan puasa pada hari berikutnya tanpa berbuka atau tanpa makan dan minum. Puasa wasal ada yang menulisnya dengan istilah puasa wishal, puasa washal, ataupun waslah.

 

B. Hukum Puasa Wasal

Puasa ada yang hukumnya adalah puasa wajib maupun puasa sunah. Selain itu, ada juga berbagai puasa haram. Di antara puasa haram adalah puasa wasal. Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis berikut.

 

Hadis Ke-1

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْوِصَالِ. قَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِلُ. قَالَ. إِنِّي لَسْتُ مِثْلَكُمْ إِنِّي أُطْعَمُ وَأُسْقَى. البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar RA, ia berkata: Rasulullah SAW melarang (berpuasa) wasal. Mereka (para sahabat) berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wasal.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum (oleh Allah)." (HR. Bukhari, no. 1826).

 

Hadis Ke-2

حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْوِصَالِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ: فَإِنَّكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُوَاصِلُ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَأَيُّكُمْ مِثْلِي؟ إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي. فَلَمَّا أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا عَنْ الْوِصَالِ وَاصَلَ بِهِمْ يَوْمًا ثُمَّ يَوْمًا ثُمَّ رَأَوُا الْهِلَالَ. فَقَالَ: لَوْ تَأَخَّرَ الْهِلَالُ لَزِدْتُكُمْ ،كَالْمُنَكِّلِ لَهُمْ حِينَ أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW melarang dari berpuasa wasal. Lalu ada seorang laki-laki dari kaum muslimin berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wasal, ya Rasulullah.” Rasulullah SAW bersabda, “Siapa diantara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya aku bermalam sedang Tuhanku memberi makan dan minum kepadaku.” Setelah para sahabat enggan meninggalkan puasa wasal, lalu Rasulullah SAW berpuasa wasal bersama para sahabat satu hari, lalu satu hari lagi. Kemudian mereka melihat hilal. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya hilal itu belum muncul, tentu aku akan menambah lagi kepada kalian.” Seolah-olah beliau ingin memberikan pelajaran (agar jera) kepada para sahabat ketika mereka enggan meninggalkan puasa wasal. (HR. Muslim, no. 1846).

 

C. Penjelasan Singkat

Melalui hadis yang ada dapat dipahami bahwa puasa wasal adalah terlarang. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah memberi pelajaran kepada sahabat agar jera tidak melaksanakan puasa wasal. Andai kata puasa wasal tidak terlarang, maka Rasulullah tidak akan memberi pelajaran kepada sahabat supaya jera berpuasa wasal. Pada dasarnya puasa wasal adalah puasa dengan menggabungkan dua atau lebih puasa tanpa berbuka. Ada yang menyebut puasa wasal dengan puasa wishal, washal, ataupun waslah. Ada pula yang menyebut puasa wasal dengan istilah puasa ngebleng. Puasa wasal merupakan ibadah yang khusus bagi Rasulullah. Puasa wasal disyariatkan hanya untuk Rasulullah. Umat Rasulullah itu tidak sama dengan Rasulullah, sehingga dalam hal puasa wasal adalah terlarang bagi umatnya. Hal itu dikarenakan sahabat yang merupakan umatnya waktu itu tidak diperintah ataupun tidak diperkenankan untuk puasa wasal. Sebaliknya, sahabat malah diberi pelajaran supaya jera dan meninggalkan puasa wasal. Larangan puasa wasal bagi umat Rasulullah SAW adalah dikuatkan oleh hadis berikut.

 

Hadis Ke-3

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ ذَكْوَانَ مَوْلَى عَائِشَةَ أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي بَعْدَ الْعَصْرِ وَيَنْهَى عَنْهَا وَيُوَاصِلُ وَيَنْهَى عَنْ الْوِصَالِ. أبي داود

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'ad, telah menceritakan kepada kami Pamanku (Yaqub bin Ibrahim), telah menceritakan kepada kami Bapakku (Ibrahim bin Sa’ad) dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` dari Dzakwan bekas budak Aisyah bahwa Aisyah pernah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan salat (sunah) setelah Asar, lalu beliau melarangnya, dan pernah puasa wasal, kemudian beliau melarangnya. (HR. Abu Daud, no. 1088).

 

Imam Tirmidzi menjelaskan dalam hadis Anas bahwa para ulama membenci puasa wasal. Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

 

Hadis Ke-4

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ وَخَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تُوَاصِلُوا. قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: إِنِّي لَسْتُ كَأَحَدِكُمْ إِنَّ رَبِّي يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِي. قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَجَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَبَشِيرِ ابْنِ الْخَصَاصِيَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ كَرِهُوا الْوِصَالَ فِي الصِّيَامِ وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ كَانَ يُوَاصِلُ الْأَيَّامَ وَلَا يُفْطِرُ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal dan Khalid bin Al Harits dari Sa'id dari Qatadah dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian berpuasa wasal." Mereka berkata: "Engkau juga berpuasa wasal wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Aku berbeda dengan kalian, karena Allah memberiku makan dan minum." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata: "Hadis yang semakna diriwayatkan dari 'Ali, Abu Hurairah, 'Aisyah, Ibnu Umar, Jabir, Abu Sa'id dan Basyir bin Al Khashashiyyah." Abu 'Isa berkata: "Hadis Anas merupakan hadis hasan shahih dan diamalkan oleh para ulama, mereka semuanya membenci berpuasa wasal. Diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair bahwa beliau pernah berpuasa wasal beberapa hari dan tidak berbuka." (HR. Tirmidzi, no. 709).

 

Demikianlah berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah puasa. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan puasa dengan baik dan istiqamah sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.

 

Monday, September 11, 2023

Puasa Abad

Umat Islam disyariatkan untuk berpuasa. Berbagai puasa diperintahkan maupun dianjurkan bagi umat Islam. Kita sebagai umat islam hendaknya mengetahui kapan kita berpuasa sesuai ajaran Agama Islam dan kapan kita hendaknya tidak berpuasa. Salah satu yang menjadi perhatian kita adalah puasa Abad. Supaya lebih jelas lagi, maka akan diulas mengenai: (a) pengertian puasa Abad; (b) hukum puasa Abad; dan (c) penjelasan singkat.

 

A. Pengertian Puasa Abad

Kata puasa disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan). Puasa juga berarti salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan arti kata abad menurut KBBI adalah masa seratus tahun; jangka waktu yang lamanya seratus tahun; zaman (yang lamanya tidak tentu); dan masa yang kekal, tidak berkesudahan. Puasa Abad merupakan puasa yang dilaksanakan selama-lamanya atau terus menerus. Puasa Abad ada yang menyebutnya dengan puasa dahr atau puasa terus-menerus.

 

B. Hukum Puasa Abad

Puasa ada yang hukumnya adalah puasa wajib maupun puasa sunah. Selain itu, ada juga berbagai puasa haram. Di antara puasa haram adalah puasa Abad. Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis berikut.

 

Hadis Ke-1

و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ سَمِعْتُ عَطَاءً يَزْعُمُ أَنَّ أَبَا الْعَبَّاسِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا: بَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي أَصُومُ أَسْرُدُ وَأُصَلِّي اللَّيْلَ فَإِمَّا أَرْسَلَ إِلَيَّ وَإِمَّا لَقِيتُهُ فَقَالَ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ وَلَا تُفْطِرُ وَتُصَلِّي اللَّيْلَ فَلَا تَفْعَلْ فَإِنَّ لِعَيْنِكَ حَظًّا وَلِنَفْسِكَ حَظًّا وَلِأَهْلِكَ حَظًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَصَلِّ وَنَمْ وَصُمْ مِنْ كُلِّ عَشْرَةِ أَيَّامٍ يَوْمًا وَلَكَ أَجْرُ تِسْعَةٍ قَالَ إِنِّي أَجِدُنِي أَقْوَى مِنْ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ فَصُمْ صِيَامَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ وَكَيْفَ كَانَ دَاوُدُ يَصُومُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَلَا يَفِرُّ إِذَا لَاقَى قَالَ مَنْ لِي بِهَذِهِ يَا نَبِيَّ اللَّهِ. قَالَ عَطَاءٌ فَلَا أَدْرِي كَيْفَ ذَكَرَ صِيَامَ الْأَبَدِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَدَ، لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَدَ، لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَدَ. و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ إِنَّ أَبَا الْعَبَّاسِ الشَّاعِرَ أَخْبَرَهُ قَالَ مُسْلِم أَبُو الْعَبَّاسِ السَّائِبُ بْنُ فَرُّوخَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ ثِقَةٌ عَدْلٌ. مسلم

Artinya: Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, ia berkata: Saya mendengar 'Atha` ia berdalih bahwa Abul Abbas telah mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, berkata: Telah sampai berita kepada Nabi SAW, bahwa saya berpuasa setiap hari dan salat sepanjang malam. Kemungkinan beliau yang mengutus seseorang kepadaku, atau mungkin juga saya yang berjumpa dengan beliau. Kemudian beliau bertanya: "Benarkah kabar yang menyatakan bahwa kamu berpuasa dan tidak pernah berbuka, dan kamu juga salat sepanjang malam (tidak tidur)? Janganlah kamu lakukan, karena kedua matamu juga mempunyai hak, dirimu mempunyai hak, dan keluargamu juga memiliki hak. Karena itu, hendaklah kamu berpuasa dan juga berbuka, kamu salat dan juga tidur. Kemudian berpuasalah sehari dalam setiap sepuluh hari, maka kamu akan mendapatkan ganjaran pahala sembilan kali." Ia berkata: "Sungguh, saya masih kuat lebih dari itu wahai Nabiyullah." Beliau menjawab: "Kalau begitu lakukanlah puasa Dawud AS." Abdullah bertanya, "Bagaimanakah Nabi Dawud berpuasa wahai Nabiyullah?" Beliau menjawab: "Nabi Dawud berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan Nabi Dawud juga tidak kabur melarikan diri dari medan peperangan, tepatnya ketika berhadapan dengan musuh." Abdullah bertanya lagi, "Lalu ganjaran apa yang saya dapatkan dari puasa ini wahai Nabiyullah?" Atha` berkata: Saya tidak tahu bagaimana ia menyebutkan puasa abad (sepanjang masa). Kemudian Nabi SAW menajawab: "Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa abad (selama-lamanya). Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa abad (selama-lamanya). Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa abad (selama-lamanya)." Dan telah meceritakannya kepadaku Muhammad bin Hatim, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakr, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dengan isnad ini, dan berkata: Bahwa Abul Abbas Asy Sya'ir telah mengabarkan kepadanya, ia berkata: Muslim Abul Abbas As Sa`ib bin Farrukh adalah seorang penduduk Mekah dan ia adalah seorang yang tsiqah (terpercaya) dan adil. (HR. Muslim, no. 1966).

 

Hadis Ke-2

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِمَنْ صَامَ الدَّهْرَ قَالَ لَا صَامَ وَلَا أَفْطَرَ أَوْ لَمْ يَصُمْ وَلَمْ يُفْطِرْ. وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ وَعِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ وَأَبِي مُوسَى قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي قَتَادَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَقَدْ كَرِهَ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ صِيَامَ الدَّهْرِ وَأَجَازَهُ قَوْمٌ آخَرُونَ وَقَالُوا إِنَّمَا يَكُونُ صِيَامُ الدَّهْرِ إِذَا لَمْ يُفْطِرْ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَمَنْ أَفْطَرَ هَذِهِ الْأَيَّامَ فَقَدْ خَرَجَ مِنْ حَدِّ الْكَرَاهِيَةِ وَلَا يَكُونُ قَدْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ هَكَذَا رُوِيَ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ و قَالَ أَحْمَدُ وَإِسْحَقُ نَحْوًا مِنْ هَذَا وَقَالَا لَا يَجِبُ أَنْ يُفْطِرَ أَيَّامًا غَيْرَ هَذِهِ الْخَمْسَةِ الْأَيَّامِ الَّتِي نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهَا يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ الْأَضْحَى وَأَيَّامِ التَّشْرِيقِ. الترمذي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Ahmad bin 'Abdah, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ghailan bin Jarir dari Abdullah bin Ma'bad dari Abu Qatadah, ia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah SAW), wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan orang yang berpuasa dahr (abad/ sepanjang tahun)? Beliau menjawab: "Dia sama saja dengan tidak berpuasa dan tidak juga berbuka. Dalam bab ini ada juga riwayat dari Abdullah bin Amr, Abdullah bin Syikhkhir dan 'Imran bin Husain serta Abu Musa. Abu 'Isa berkata: hadis Abu Qatadah adalah hadis hasan. Sebagian ulama membenci puasa abad (dahr/ sepanjang tahun) sedangkan sebagian yang lain membolehkannya, mereka berkata: dilarangnya seseorang untuk puasa abad (dahr/ sepanjang tahun) hanya apabila dia tidak berbuka pada hari idul fitri, idul adha dan hari-hari tasyrik, maka barang siapa yang tidak berpuasa pada hari-hari tersebut, dia tidak dilarang untuk puasa abad (dahr/ sepanjang tahun) demikian pendapat yang diriwayatkan dari Malik bin Anas dan Syafi'i. Ahmad dan Ishaq juga berpendapat seperti pendapat tersebut, mereka berkata: hukumnya tidak wajib untuk berbuka pada selain lima hari yang telah disebutkan di atas. (HR. Tirmidzi, no. 698).

 

C. Penjelasan Singkat

Hadis riwayat Tirmidzi nomor 698 menerangkan bahwa sebagian ulama membenci puasa abad (dahr/ sepanjang tahun). Sebaliknya, sebagian ulama yang lain membolehkannya. Mereka menyatakan bahwa dilarangnya seseorang untuk puasa abad (dahr/ sepanjang tahun) hanya apabila dia tidak berbuka pada hari idul fitri, idul adha dan hari-hari tasyrik. Kaum muslim yang tidak berpuasa pada hari-hari tersebut, dia tidak dilarang untuk puasa abad (dahr/ sepanjang tahun). Hadis yang ada cenderung menunjukkan terlarangnya berpuasa setiap hari tanpa henti walaupun tidak ada kesulitan dan tidak lemas ketika melakukannya. Begitu pula tidak boleh berpuasa setiap hari sampai-sampai melakukannya pada hari yang terlarang untuk berpuasa. Paling maksimal adalah melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka. Inilah rukhsah (keringanan) terakhir bagi yang ingin terus berpuasa. Hadis larangan puasa Abad/ Dahr (terus menerus) tadi asalnya ditujukan pada Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash. Namun sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa di akhir hidupnya Abdullah bin ‘Amr menjadi lemas karena kebiasaannya melakukan puasa Abad/ Dahr. Ia pun menyesal karena tidak mau mengambil rukhsah dengan cukup melakukan puasa Daud. Riwayat yang dimaksud sebagaimana hadis berikut.

 

Hadis Ke-3

حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ وَهْبٍ يُحَدِّثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ح و حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يَقُولُ: لَأَقُومَنَّ اللَّيْلَ وَلَأَصُومَنَّ النَّهَارَ مَا عِشْت.ُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: آنْتَ الَّذِي تَقُولُ ذَلِكَ؟ فَقُلْتُ لَهُ: قَدْ قُلْتُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّكَ لَا تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ، فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَنَمْ وَقُمْ وَصُمْ مِنْ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ الْحَسَنَةَ. بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ. قَالَ: قُلْتُ فَإِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ. قَالَ: صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ. قَالَ: قُلْتُ فَإِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّه.ِ قَالَ: صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا وَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ أَعْدَلُ الصِّيَامِ. قَالَ: قُلْتُ فَإِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:َ لَا أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: لَأَنْ أَكُونَ قَبِلْتُ الثَّلَاثَةَ الْأَيَّامَ الَّتِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِي وَمَالِي. مسلم

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Abu Thahir, ia berkata: Saya mendengar Abdullah bin Wahb menceritakan dari Yunus dari Ibnu Syihab. Dalam riwayat lain, telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata: Rasulullah SAW diberitahu bahwasanya ia mengatakan, “Sungguh aku akan salat malam terus-menerus dan aku akan puasa di siang harinya selama aku hidup.” Maka Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kamu orang yang mengatakan demikian itu?” Lalu aku jawab, “Sungguh aku telah mengatakannya, ya Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu tidak akan kuat yang demikian itu, maka berpuasalah dan berbukalah, tidurlah dan salat malamlah, dan berpuasalah tiga hari setiap bulan. Karena kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat. Maka yang demikian itu seperti berpuasa sepanjang masa.” ‘Abdullah bin ‘Amr berkata: Lalu aku berkata, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu.” Beliau SAW bersabda, "Berpuasalah satu hari dan berbukalah dua hari.” ‘Abdullah bin ‘Amr berkata: Lalu aku berkata lagi, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu, ya Rasulullah." Beliau SAW bersabda, “Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, yang demikian itu puasanya Nabi Daud AS, dan itulah puasa yang lebih adil." 'Abdullah bin ‘Amr berkata: Lalu aku berkata lagi, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu.” Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang lebih dari itu.” ‘Abdullah bin ‘Amr RA berkata, “Sungguh aku menerima (puasa) tiga hari yang telah disabdakan Rasulullah SAW itu lebih aku sukai daripada keluargaku dan hartaku." (HR. Muslim, no. 1962).

 

Demikianlah berbagai dalil ataupun pelajaran yang bisa menjadi acuan kita dalam ibadah puasa. Dalil yang kita gunakan untuk beribadah adalah dalil dari Al-Qur’an yang sudah pasti benar dan/ atau hadis shahih atau setidaknya hasan lidzatihi. Adapun selain dalil yang ada, tidak menutup kemungkinan terdapat dalil yang shahih maupun sharih lainnya yang bisa kita gunakan sebagai landasan hukum ibadah. Semoga kita semuanya mampu melaksanakan puasa dengan baik dan istiqamah sebagai upaya kita meraih kesempurnaan amal salih. Aamiin.