Orang yang memeluk agama Islam tidak terlepas dari syariat Islam. Di antara syariat Islam adalah menutup aurat. Perintah menutup aurat bagi anak Adam atau manusia itu datangnya dari Allah. Hal tersebut sebagai penanda pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Lalu bagaimana pembahasannya? Oleh karenanya pada kesempatan kali ini membahas mengenai kewajiban menutup aurat.
A. Pengertian Aurat
Aurat merupakan batasan atau bagian tubuh seseorang yang tidak boleh dipamerkan atau terlihat oleh orang yang tidak mahram, baik laki-laki maupun perempuan. Umumnya, kebanyakan orang lebih fokus pada batasan aurat perempuan, padahal laki-laki juga memiliki batasan aurat yang perlu diperhatikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan arti aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan (menurut hukum Islam); kemaluan; organ untuk mengadakan perkembangbiakan. Menutup aurat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Allah telah memberi perintah kepada anak Adam atau manusia untuk menutup aurat. Hikmah menutup aurat adalah membedakan manusia dari makhluk lain.
Dalil Al-Qur’an Ke-1
﴿ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْءٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ ﴾ ( الاعراف ٧: ٢٦ )
Artinya: Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat. (QS. Al-A'raf/7: 26)
B. Kewajiban Menutup Aurat
Menutup aurat menjadi identitas atau pembeda seorang muslim dengan non muslim. Menutup aurat berfungsi melindungi diri seorang perempuan beriman dari fitnah maupun bahaya lain seperti halnya kejahatan. Zaman sekarang banyak terjadi kejahatan dan target korbannya adalah perempuan. Hikmah dengan memakai pakaian tertutup adalah perempuan terhindar dari berbagai kejahatan yang tidak diinginkan.
Dalil Al-Qur’an Ke-2
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ﴾ ( الاحزاب ٣٣: ٥٩ )
Artinya: Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya622) ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab/33: 59)
Catatan: 622) Menurut satu pendapat, jilbab adalah sejenis baju kurung yang longgar yang dapat menutup kepala, wajah, dan dada.
Hadis Ke-1
سنن الترمذي ٢٦٩٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَوْرَاتُنَا مَا نَأْتِي مِنْهَا وَمَا نَذَرُ؟ قَالَ: احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلَّا مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ. فَقَالَ: الرَّجُلُ يَكُونُ مَعَ الرَّجُلِ؟ قَالَ: إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَرَاهَا أَحَدٌ فَافْعَلْ. قُلْتُ: وَالرَّجُلُ يَكُونُ خَالِيًا؟ قَالَ: فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَجَدُّ بَهْزٍ اسْمُهُ مُعَاوِيَةُ بْنُ حَيْدَةَ الْقُشَيْرِيُّ وَقَدْ رَوَى الْجُرَيْرِيُّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ وَهُوَ وَالِدُ بَهْزٍ.
Artinya: Sunan Tirmidzi nomor 2693: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Bahz bin Hakim, telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Kakekku, ia berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, aurat mana sajakah yang yang harus kami tutup dan yang kami biarkan (terbuka)? beliau menjawab: "Jagalah auratmu kecuali kepada istrimu atau budak yang kamu miliki," Ia bertanya lagi: "Jika sesama lelaki?" Beliau menjawab: "Jika kamu mampu supaya tidak terlihat oleh seorangpun, maka lakukanlah." Aku bertanya: "Jika seseorang sendirian?" Beliau menjawab: "Allah lebih patut dimalui." Abu Isa berkata: Hadis ini hasan, kakeknya Bahz namanya Mu'awiyah bin Haidah Al Qusyairi, dan Jurairi meriwayatkan dari Hakim bin Mu'awiyah, dia adalah bapaknya Bahz.
Hadis Ke-2
مسند أحمد ١٩١٨١: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ بَهْزٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَوْرَاتُنَا مَا نَأْتِي مِنْهَا وَمَا نَذَرُ؟ قَالَ: احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلَّا مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ. قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِذَا كَانَ الْقَوْمُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ؟ قَالَ: إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَرَاهَا أَحَدٌ فَلَا يَرَيَنَّهَا. قُلْتُ: فَإِذَا كَانَ أَحَدُنَا خَالِيًا؟ قَالَ: فَاللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ. حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ بَهْزٍ فَذَكَرَ مِثْلَهُ قَالَ فَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَرْجِهِ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَيْضًا وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ فَوَضَعَهَا عَلَى فَرْجِهِ.
Artinya: Musnad Ahmad nomor 19181: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dan Isma'il bin Ibrahim dari Bahz ia berkata: telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Kakekku ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, mengenai aurat kami, kapan ditutupi dan kapan dibiarkan?” Beliau bersabda: “Tutupilah auratmu kecuali terhadap istrimu atau hamba sahayamu.” Aku bertanya lagi, “Bagaimana kalau sesama jenis?” Beliau menjawab, “Jika engkau bisa tidak ada yang melihatnya, maka hendaklah tidak ada yang melihatnya.” Aku bertanya lagi, “Bagaimana bila seseorang kami sedang sendirian?' Beliau menjawab, 'Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi lebih berhak untuk merasa malu terhadap-Nya." Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Bahz, lalu dia menyebutkan hadis yang sama, dia berkata: "Dan di hadapan Allah mestinya kamu lebih berhak untuk malu, dia sambil meletakkan tangannya dikemaluannya." Telah menceritakan kepada kami Yunus dari Hammad bin Zaid berkata juga bahwa Nabi SAW meletakkan tangannya di atas kemaluannya."
Mukhtasar Nailul Authar halaman 343 menerangkan bahwa pensyarah Rahimahullah Ta'ala mengatakan: Sabda beliau (kecuali terhadap istrimu atau hamba sahayamu) mengindikasikan bolehnya mereka melihat auratnya, dan sebagai kiasannya, maka ia boleh melihat kepada aurat mereka. Hadis ini menunjukkan wajibnya menutup aurat.
Demikian beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari beberapa dalil mengenai pembahasan fikih menutup aurat. Hal tersebut sebagai upaya taat kepada Allah dan Rasulullah. Semoga pelajaran mengenai fikih menutup aurat yang sudah diperoleh dapat dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.