Sebegai umat Islam, sudah semestinya mengerti mengenai apa isi kitab suci agama Islam. Kitab suci agama Islam adalah Al-Qur’an. Oleh sebab itu, Kementerian Agama Republik Indonesia telah merilis Tafsir Kemenag supaya masyarakat muslim Indonesia dengan mudah mengakses tafsir Al-Qur’an dengan mudah. Harapannya umat muslim di Indonesia mampu mengerti apa yang dikandung dalam Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang menjadi syariat Agama dalam Al-Qur’an. Adapun terkait hadis yang ada pada Tafsir Kemenag pada tulisan ini dilengkapi sanad dan takhrij sederhana yang bersifat informatif atau menguatkan. Hal tersebut dikarenakan dalam Tafsir Kemenag belum semuanya dicantumkan sanad hadis maupun keterangan derajatnya. Mari kita simak uraian Tafsir Kemenag berikut.
﴿ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ ﴾ ( الفاتحة ١: ٣)
Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (QS. Al-Fatihah/1: 3)
Tafsir Lengkap Kementerian Agama Republik Indonesia
Pada ayat dua di atas Allah SWT menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan seluruh alam. Maka untuk mengingatkan hamba kepada nikmat dan karunia yang berlipat-ganda, yang telah dilimpahkan-Nya, serta sifat dan cinta kasih sayang yang abadi pada diri-Nya, diulang-Nya sekali lagi menyebut Ar-Rahman Ar-Rahim. Yang demikian dimaksudkan agar gambaran keganasan dan kezaliman seperti raja-raja yang dipertuan dan bersifat sewenang-wenang lenyap dari pikiran hamba.
Allah mengingatkan dalam ayat ini bahwa sifat ketuhanan Allah terhadap hamba-Nya bukanlah sifat keganasan dan kezaliman, tetapi berdasarkan cinta dan kasih sayang. Dengan demikian manusia akan mencintai Tuhannya, dan menyembah Allah dengan hati yang aman dan tenteram, bebas dari rasa takut dan gelisah. Malah dia akan mengambil pelajaran dari sifat-sifat Allah. Dia akan mendasarkan pergaulan dan tingkah lakunya terhadap manusia sesamanya, atau terhadap orang yang di bawah pimpinannya, malah terhadap binatang yang tak pandai berbicara sekalipun, atas sifat cinta dan kasih sayang itu. Karena dengan jalan demikianlah manusia akan mendapat rahmat dan karunia dari Tuhannya.
Rasulullah bersabda:
Hadis Ke-1
المعجم الكبير للطبراني ۲٣٠۲: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثنا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ، ثنا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ جَرِيرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ.
Artinya: Al-Mu’jam Al Kabir lil Thabrani nomor 2302: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan bin Ahmad, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf, telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Ali, dari Ismail, dari Sya’biy, dari Jarir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Allah hanya sayang kepada hamba-hamba-Nya yang pengasih.
Hadis Ke-2
سنن أبي داوود ٤٢٩٠: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُسَدَّدٌ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ أَبِي قَابُوسَ مَوْلَى لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ، لَمْ يَقُلْ مُسَدَّدٌ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَقَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Artinya: Sunan Abu Daud nomor 4290: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Musaddad secara makna, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari Abu Qabus, mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abdullah bin Amru, dari Abdullah bin Amru dan sanadnya sampai kepada Nabi SAW, (beliau bersabda): "Para penyayang akan disayangi oleh Ar Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi oleh siapa saja yang berada di langit." Musaddad tidak mengatakan: "Mantan budak Abdullah bin Amru." dan ia juga berkata: "Nabi SAW bersabda."
Rasulullah bersabda:
Hadis Ke-3
شعب الإيمان للبيهقي ١٠٣١٤: أَخْبَرَنَا أَبُو سَعْدٍ الْمَالِينِيُّ، أَنَا أَبُو أَحْمَدَ بْنُ عَدِيٍّ الْحَافِظُ، ثَنَا ابْنُ مُكْرَمٍ ، ثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلانَ، ثَنَا أَبُو النَّضْرِ، ثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ جَمِيلٍ أَبُو الْحَجَّاجِ الْيَامِيُّ، ثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيحَةَ عُصْفُورٍ رَحِمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، تَابَعَهُ سُلَيْمَانُ بْنُ رَجَاءٍ، عَنِ الْوَلِيدِ.
Artinya: Syu’abul Iman lil Baihaqi nomor 10314: Telah mengabarkan kepada kami Abu Sa’d Al-Maliiniy, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad bin ‘Adiy Al-Hafizh, telah menceritakan kepada kami Ibnu Mukram, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Gailan, telah menceritakan kepada kami Abu An-Nadlr, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Jamil Abu Al-Hajjaj Al-Yaamiy, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim bin Abdurrahman, dari Abu Umamah, ia berkata: “Siapa yang kasih sayang meskipun kepada seekor burung (pipit) yang disembelih, akan disayangi Allah pada hari Kiamat.” Sulaiman bin Raja meriwayatkannya dari Al-Walid.
Maksud hadis yang ketiga ialah menggunakan aturan dan tata cara pada waktu menyembelih burung, misalnya memakai pisau yang tajam. Dapat pula dipahami dari urutan kata ar-Rahman, ar-Rahim, bahwa penjagaan, pemeliharaan dan asuhan Allah terhadap seluruh alam, bukanlah karena mengharapkan sesuatu dari alam itu, tetapi semata-mata karena rahmat dan kasih sayang-Nya.
Boleh jadi ada yang terlintas dalam pikiran orang, mengapa Allah membuat peraturan dan hukum, dan menghukum orang-orang yang melanggar peraturan itu? Pikiran ini akan hilang bila diketahui bahwa peraturan dan hukum, begitu juga azab di akhirat atau di dunia yang dibuat Allah untuk hamba-Nya yang melanggar tidaklah berlawanan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena peraturan dan hukum itu rahmat dari Allah demi untuk kebaikan manusia itu sendiri. Begitu pula azab dari Allah terhadap hamba-Nya yang melanggar peraturan dan hukum itu sesuai dengan keadilan-Nya.
No comments:
Post a Comment